Al-Khadhir (dengan harakat fathah dan kasrah pada huruf kha’, sedang dhad memakai kasrah atau sukun). (Jadi, bisa dibaca Al-Khadhir atau Al-Khadhr atau Al-Khidhir atau Al-Khidhr) adalah julukan guru Nabi Musa yang bernama Balya bin Malkan. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa Balya adalah seorang nabi. Dan untuk itu mereka mempunyai beberapa dalil. Yaitu:
a.) Firman Allah Ta‘ala:
“Yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami.” (Al-Kahf/18: 65)
Rahmat di sini yang dimaksud ialah kenabian, berdasarkan firman Allah Ta‘ala:
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?” (Az-Zukhruf/43: 32)
b.) Firman Allah Ta‘ala:
“Dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.” (Al-Kahf/18: 65)
Dengan pernyataan ini berarti Allah telah mengajarkan kepada Al-Khidhir tanpa perantara seorang guru dan tanpa bimbingan dari seorang pembimbing. Dan siapa saja yang mendapat perlakuan seperti itu,, maka dia adalah seorang nabi.
c.) Bahwa Musa berkata kepadanya:
“Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar).” (Al-Kahf/18: 66)
Sedangkan seorang nabi takkan belajar kecuali dari seorang nabi pula.
d.) Bahwa Al-Khidhir sendiri berkata:
“Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri.” (Al-Kahf/18: 82)
Maksudnya, bahwa aku telah melakukannya berdasarkan wahyu dari Allah. Dan ini membuktikan bahwa dia adalah seorang nabi.
Sumber : Tafsir Al-Maraghi
ADS HERE !!!