Suatu hari, KH. Idham Chalid (Ketua Umum PBNU mulai tahun 1956 sampai 1984 dan Wakil Perdana Menteri RI mulai tahun 1956 sampai 1966) berkunjung atau sowan ke rumah KH. Ahmad Ru’yat atau Mbah Ru’yat di Kaliwungu, Kendal. Pada waktu itu, Mbah Ru’yat sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Salaf APIK Kaliwungu.
Setelah mendapat nasihat-nasihat dari ulama sepuh Kaliwungu tersebut, KH. Idham Chalid pamit pulang. Akan tetapi, sebelum beranjak dari rumah Mbah Ru’yat, KH. Idham Chalid memberikan sumbangan/hadiah berupa uang sebesar Rp. 200 ribu (nominal sekarang sekitar 500 juta). Namun, sumbangan itu ditolak secara halus oleh Mbah Ru’yat. KH. Idham Chalid pun sedikit memaksa agar sumbangan itu diterima oleh Mbah Ru’yat.
“Kiai, ini ada sumbangan uang untuk pembangunan pondok” begitu kata KH. Idham Chalid
“Pondoknya sudah saya bangun” jawab Mbah Ru’yat
“Ya sudah, sumbangan ini untuk Kiai saja” sahut KH. Idham Chalid
“Sudah, saya sudah cukup, saya jualan jamu dan kitab-kitab, bagi saya itu sudah cukup” jelas Mbah Ru’yat
Akhirnya, sumbangan itu dibawa kembali oleh KH. Idham Chalid.
Dalam perjalanan mengantar tamunya, Mbah Ru’yat berkata, “Pak Idham, saya minta maaf tidak bisa ikut-ikutan kampanye Partai NU (Pemilu 1955), saya hanya bisa mengajar para santri dan masyarakat”.
“Ya, yang benar seperti itu Kiai, karena itu bagian dari pertahanan Partai NU” sahut KH. Idham Chalid
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Sumber: Santri Mbah Ru'yat
ADS HERE !!!