Ini adalah dialog Hujjatul Islam Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali dengan salah satu muridnya tentang dzikir. Murid itu mempertanyakan terkait banyaknya orang yang berdzikir, tapi malah membuat dia semakin dekat dengan setan, jauh dari Allah. Rasa bingung itulah yang membuat si murid untuk segera mendapatkan jawaban dari sang guru besar yakni Imam Al-Ghazali.
“Ya Syekh, bukankah dzikir itu bisa membuat seorang beriman lebih dekat dengan Allah Ta’ala dan setan akan berlari jauh darinya?” tanya si murid
“Benar,” jawab Imam Al-Ghazali.
“Namun kenapa ada banyak orang yang rajin berdzikir, justru malah semakin dekat dengan setan,?” lanjut si murid.
Pertanyaan yang sungguh memilukan, sangat sulit untuk menjawabnya. Tapi sosok Imam Al-Ghazali memang sudah bidangnya, justru pertanyaan yang demikian inilah yang selalu datang kepadanya. Dengan penuh ketenangan, Imam Al-Ghazali kemudian memberikan penjelasan.
“Bagaimana pendapatmu, jika ada orang yang mengusir anjing, namun dia masih menyimpan tulang dan berbagai makanan kesukaan anjing di sekitarnya?” jelas Imam Al-Ghazali
“Tentu, anjing itu akan kembali datang setelah diusir,” jawab si murid.
“Demikian juga dengan orang-orang yang rajin berdzikir, tapi masih menyimpan berbagai penyakit hati dalam dirinya. Setan akan terus datang dan mendekat bahkan bersahabat dengannya,” terang Imam Al-Ghazali.
Imam Al-Ghazali kemudian menjelaskan bahwa penyakit hati banyak sekali, yakni kesombongan, iri hati, dengki, syirik, bersikap/berucap kasar, riya’, merasa sholeh, merasa suci, ghibah, marah dan berbagai penyakit hati lainnya.
Itulah hikmah ilmu dari Imam Al-Ghazali. Manusia sering berlomba dzikir, tapi lupa tidak membersihkan hatinya. Sementara setan sangat suka dengan hati yang kotor, selalu hinggap tak pernah mau pergi.
Dalam konteks ini, perhatian kalam hikmah dari Imam Ibnu Athailah As-Sakandari.
“Orang yang lalai saat berdzikir lebih baik daripada orang lalai yang tidak berdzikir.”
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!