Ketahuilah, bahwa sesungguhnya para ahli ilmu (santri, ustadz, kyai ataupun kaum intelektual Islam lainnya) di dalam belajar, mengajar maupun menyebarkan ilmu agama terbagi menjadi 3 golongan :
Pertama, golongan orang-orang yang mencari atau menyebarkan ilmu agama dengan niat sebagai bekal menuju akhirat. Mereka tidak bertujuan apa pun kecuali mencari ridha Allah swt. dan kebahagiaan di akhirat. Golongan ini adalah yang paling beruntung di antara golongan yang lain.
Kedua, golongan orang-orang yang mencari atau menyebarkan ilmu agama sebagai alat meraih kesenangan duniawi, mendapatkan kemuliaan (dunia), pujian manusia serta untuk mendapatkan kedudukan (jabatan), harta dan kemewahan. Namun, terkadang mereka sempat memperbaiki dirinya (bertobat) dan mengubah niatnya.
Ketiga, golongan orang-orang yang mencari atau menyebarkan ilmu agama dengan niat menumpuk-numpuk harta benda, menyombongkan diri dan mengejar kedudukan (pangkat/status sosial). Mereka merasa paling hebat karena banyaknya pengikut (santri) serta memperalat ilmunya untuk meraih setiap tujuan duniawi. Sementara dengan semua kesalahan dan keburukan itu, mereka merasa memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt. Karena, mereka merasa berpakaian dengan pakaian ulama dan bergaya dengan gaya ulama, baik di dalam ucapan maupun formalitas, ditambah lagi dengan kegilaan mereka kepada dunia yang fana. Secara dhahir maupun batin, dalam sudut pandang apa pun, golongan ini adalah golongan orang-orang celaka dan bodoh yang tertipu dengan perasaan bangga kepada diri sendiri. Golongan ini harapan tobatnya telah terputus, karena mereka tidak merasa bersalah bahkan mereka berprasangka bahwa mereka adalah orang-orang yang telah berbuat kebaikan. Mereka juga termasuk golongan ulama suu’ (ulama yang buruk) yang dikhawatirkan bahayanya oleh Nabi saw.
Wallahu A’lam
Sumber : Kitab Bidayatul Hidayah
ADS HERE !!!