1.) Jangan Mati Sebelum Menulis Buku/Kitab
Ada pesan Pak Kiai yang selalu disampaikan dalam berbagai kesempatan di hadapan para santri. Pesan itu sangat melekat dan seperti afirmasi positif yang beliau tanamkan di benak para santri. “Wa la tamuttunna illa wa antum katibun” (Jangan mati kecuali sudah bisa menulis buku). Pesan ini seperti sugesti yang terus beliau suntikkan pada para santri. Tak heran bila banyak santri beliau yang kemudian mempunyai karya berupa buku yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit terkemuka nasional dan bahkan internasional. Ini tak lain karena selain berpesan, beliau juga mencontohkan dengan terus berkarya. Tiap tahun selalu saja ada karya beliau yang diluncurkan ke publik.
2.) Selalu Shalat Berjamaah
Pesan ini juga selalu beliau tekankan pada para santri. Bahkan, pada suatu kesempatan beliau secara berseloroh akan membakar kamar-kamar santri yang penghuninya tidak shalat berjamaah. Apa yang beliau sampaikan itu dengan mendasarkannya pada hadits Nabi yang akan membakar rumah-rumah sahabat yang tidak shalat berjamaah. Beliau sangat memperhatikan hal ini. Bahkan, untuk penentuan lulusan terbaik di pesantren yang diasuhnya, beliau tidak hanya memperhatikan aspek akademiknya, tetapi juga memperhatikan aspek spiritualnya, termasuk shalat berjamaahnya.
3.) Bermanfaat Untuk Umat
Pak Kiai selalu menekan pada para santri agar jadi orang yang berilmu, tapi yang tidak di menara gading. Ilmunya yang hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri. Masyarakat sekitar tak ada yang merasakan kemanfaatan dari ilmunya. Pak Kiai selalu menasihati para santri agar tak meniru orang-orang yang mencari ilmu untuk mendapat gelar dan pekerjaan. Karena, menurut beliau, ilmu sejatinya untuk dimanfaatkan, terutama untuk orang-orang di sekeliling. Pada banyak kesempatan di pengajian santri, beliau selalu mengutip hadis: “Jika ada satu orang saja yang mendapat hidayah gara-gara dirimu, itu lebih baik daripada onta yang paling mahal harganya,” (HR Bukhari).
4.) Kemampuan Berbahasa Asing
Kemampuan berbahasa asing tak pelak menjadi prasyarat penting dalam memenangkan percaturan dalam berbagai bidang dewasa ini. Pesan tersebut seperti menjadi isyarat penting terkait peran umat Islam Indonesia di kancah internasional, mengingat minimnya ulama dan cendekiawan Muslim kita yang mampu berkiprah secara internasional, bukan karena tidak punya kualitas, tapi lebih karena terkendala persoalan bahasa. Pak Kiai yang sering berdakwah ke banyak negara, termasuk ke Amerika Serikat, menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing ini.
5.) Ikhlas Dalam Mengabdi Dan Berbuat
Soal keikhlasan dalam mengabdi dan berbuat, tidak hanya Pak Kiai pesankan melalui nasihat dan petuah, tapi beliau praktikkan langsung. Ini dibuktikkan dengan pesantrennya yang selama sepuluhan tahun lebih menggratiskan biaya pendidikan. Bahkan, beliau terkadang juga membiayai makan sehari-hari para santri. Beliau pun tak pernah membebani santri dengan banyak sumbangan untuk pembangunan dan pengembangan pesantren
Referensi : Wasiat Prof. KH. Ali Mustafa Ya’qub (Syuriyah PBNU Periode 2010/2015)
ADS HERE !!!