Akhir-akhir
ini saya sangat prihatin dengan keadaan politik di Indonesia. Masyarakat seolah-olah
digiring oleh apa yang disebut dengan berita negatif. Kampanye hitam atau black
campaign seolah bukan barang langka dan asing di mata dan telinga kita. Setiap hari
kita disuguhi oleh berita-berita yang memuat aib, fitnah dan celaan yang
menyerang kedua capres dan cawapres kita. Padahal demokrasi mengajarkan kita
untuk senantiasa santun dan saling menghargai pilihan masing-masing.
Apakah kita
semua tidak tahu substansi demokrasi? Apakah demokrasi hanya memperebutkan
kursi jabatan? Apakah masyarakat sudah lupa, bahwa demokrasi adalah sarana
untuk bisa hidup rukun dan saling menghargai perbedaan?
Demokrasi bukan
hanya sarana memperebutkan kursi jabatan. Demokrasi adalah jembatan menuju
kerukunan dan saling menghargai perbedaan. Demokrasi tidak diukur oleh kekuatan
maupun uang. Demokrasi harus diukur dengan ukuran kemaslahatan bersama. Bukan unjuk
kekuatan, fitnah, celaan, hinaan, pemberitaan aib seseorang maupun berita negatif
yang lain.
Hari ini, saya
tersadar, bahwa kampanye hitam akan menggiring masyarakat untuk menebar fitnah
dimana-mana. Dengan berita maupun informasi negatif yang mereka terima dari
media, tulisan maupun dari mulut ke mulut. Masyarakat akan menyebarkan berita negatif
itu kepada orang lain. Dari situlah muncul berbagai macam fitnah di
tengah-tengah masyarakat.
Bagi saya,
atas nama apa pun, fitnah dan celaan sangat diharamkan oleh Allah. Walaupun berita
itu FAKTA, sebaiknya simpanlah rapat-rapat aib orang lain karena itu bagian
dari buruk sangka (su’udhan). Lebih-lebih kalau berita itu sangat
bertolak belakang dengan FAKTA, maka hal itu akan menjadi fitnah yang kejam.
Allah telah
menjelaskan dengan gamblang dalam firman-Nya tentang pentingnya kerukunan antar
umat manusia terutama umat Islam.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ . يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا
خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ
الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ .
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ
أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ . يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ .
“Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Hai
orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh
jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang lalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat :
10 – 13)
Mulai
sekarang, jauhilah pemberitaan negatif yang menjurus kedua pasang capres
cawapres kita. Karena, dengan kita menyebarkan berita yang negatif sama saja
kita menebar fitnah di tengah-tengah masyarakat. Saya yakin, masih banyak
masyarakat Indonesia yang buta akan informasi, sehingga akan mudah digiring
dengan berita-berita miring. Ajarilah masyarakat berdemokrasi yang santun dengan cara menghargai setiap perbedaan agar terwujud masyarakat yang damai dan rukun. Salam Demokrasi
Wallahu
A’lamu bi Muradih…
al-Faqier
ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
03-06-14,
Kaliwungu Kota Santri
ADS HERE !!!