مَنْ كَانَ لَهُ مَالٌ فَلْيَتَصَدَّقَ بِمَالِهِ
وَمَنْ كَانَ لَهُ عِلْمٌ فَلْيَتَصَدَّقَ بِعِلْمِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُ قُوَّةٌ فَلْيَتَصَدَّقَ
بِقُوَّتِهِ (عن أنس ابن مالك)
“Barangsiapa yang memiliki harta, maka hendaknya
ia bersedekah dengan hartanya. Dan barangsiapa yang memiliki ilmu, maka
hendaknya ia bersedekah dengan ilmunya. Serta barangsiapa yang memiliki tenaga,
maka hendaknya ia bersedekah dengan tenaganya.“ (Dari Anas bin Malik)
Hadits diatas adalah sekelumit nasihat yang
disampaikan oleh guru kami al-Mukarrom ibnul Mukarrom Syaikhina wa Murabbi
Ruchina Hadratussyaikh KH. Muhammad Ulinnuha Arwani dalam peringatan Haul al-Mukarrom
ibnul Mukarrom Syaikhina wa Murabbi Ruchina Hadratussyaikh KH. Muhammad
Arwani Amin yang ke-21 dan Haul Nyai Hj. Naqiyul Khod yang ke-4 serta
Silaturrahim Alumni Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus.
Kami sengaja mengetengahkan materi tentang hadits
tersebut, karena kami sangat terkesan dengan kandungan yang ada di dalamnya. Hadits
itu adalah salah satu sabda Rasulullah saw. yang memberikan pilihan alternatif
bagi umatnya untuk berbuat baik (sedekah) sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
Semua orang punya kemampuan dan nasib yang
berbeda-beda. Namun, Islam telah memberikan pilihan bagi pemeluknya untuk
berlomba-lomba dalam meraih pahala dengan cara berbuat baik kepada sesama.
Islam bukanlah ajaran yang mengharuskan orang untuk bersedekah dengan harta
saja, akan tetapi bisa juga dengan ilmu ataupun tenaga yang dimilikinya. Sebab,
setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Orang yang memiliki harta lebih, maka sebaiknya ia
mendermakan hartanya untuk kepentingan sosial maupun agama. Begitu pula bagi
orang yang memiliki ilmu, maka ia sebaiknya mengajarkan ilmunya kepada orang
lain demi kepentingan sesama maupun agama dengan mengajar, menuangkan ide, dakwah
lisan maupun tulisan dan lain-lain. Adapun jika ada orang yang hanya memiliki
tenaga, maka ia juga sebaiknya menyedekahkan tenaganya untuk kepentingan sesama
maupun agama. Semua itu, mempunyai nilai pahala kebaikan yang akan ia dapat di
kemudian hari, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagaimana dijelaskan
dalam Al-Qur’an dan Hadits :
وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ
عَلِيمٌ
“Kebaikan apa pun yang kamu kerjakan, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya” (QS. Al-Baqarah : 215)
وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Kerjakanlah kebaikan itu, agar kamu sekalian
beruntung” (QS. Al-Hajj : 77)
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا
يُسْلِمُهُ مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ
عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Seorang muslim dengan muslim yang lain
adalah bersaudara. Ia tidak boleh berbuat aniaya dan mendiamkan kepada
saudaranya yang muslim. Barangsiapa yang membantu kepentingan saudaranya, maka
Allah akan memenuhi kepentingannya. Barangsiapa membebaskan seorang muslim dari
suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari beberapa kesulitan pada hari
Kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi
aibnya pada hari Kiamat kelak." (HR. Bukhari dan Muslim)
مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ
فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang
berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan
akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup
aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba
tersebut menolong saudaranya sesama muslim.” (HR Muslim)
Dari keterangan di atas, bisa sedikit diambil
kesimpulan. Bahwa setiap orang mempunyai potensi dan jalan untuk berbuat baik,
baik lewat sedekah maupun yang lain. Allah swt. dan Rasulullah saw. telah
memerintahkan kepada kita untuk senantiasa berbuat baik agar kita termasuk
orang-orang yang beruntung di dunia maupun di akhirat. Di samping itu,
perbuatan baik juga dapat menghapus keburukan yang kita perbuat selama kita
tidak mengulangnya kembali (bertobat).
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ
ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
dapat menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan
bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud : 114)
Mudah-mudahan, Allah swt. selalu membimbing,
mengingatkan dan memberi petunjuk kepada kita semua agar kita termasuk dalam
golongan orang-orang yang beruntung dan golongan orang-orang yang selalu ingat
kepada-Nya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin…
Wallahu A’lam
al-Faqier Ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
16-02-15, Kaliwungu Kota Santri
Kunjungi :