Pada suatu hari, Sultan Murad (Sultan Turki
Utsmani) hatinya merasa sangat gelisah. Karena ingin tahu apa penyebabnya, maka
Sultan pun memanggil pengawalnya. "Mari kita keluar, kita blusukan
melihat rakyatku" kata Sultan.
Mereka pun berangkat, di tengah-tengah
perjalanan tiba-tiba mereka menemukan seorang mayat laki-laki yang tergeletak
di atas tanah. Orang-orang (penduduk) yang lewat di sekitarnya tidak ada yang
peduli kepada mayat tersebut. Kemudian, Sultan bertanya kepada penduduk kampung
itu :
Sultan : "Mengapa tidak ada satu pun
diantara kalian yang membawa mayat orang ini? Siapakah dia sebenarnya?”
Penduduk : "Orang ini adalah pelaku
maksiat, dia selalu minum khamar dan selalu berzina dengan para pelacur"
Sultan : "Tapi, bukankah dia juga
umat Nabi Muhammad saw.? Ayo angkat dia, kita bawa ke rumahnya"
Ketika sampai di rumahnya, Istrinya pun langsung
menangis histeris, tapi orang-orang (penduduk) malah langsung pergi begitu saja.
Hanya Sultan dan para pengawalnya yang masih berada di rumah mayat tersebut. Lalu
Sultan bertanya kepada Istri si mayat :
Sultan : “Aku mendengar dari orang-orang
(penduduk) bahwa suamimu itu suka melakukan kemaksiatan, hingga mereka tidak
peduli akan kematiannya"
Istri si mayat bercerita : "Awalnya,
aku menduga seperti itu, memang benar suamiku setiap malam keluar dari rumah
dan pergi ke toko minuman keras, kemudian membeli bermacam-macam minuman keras sesuai
kemampuannya. Setelah itu, dia membawa minuman keras itu ke rumah, lalu
membuang semua minuman keras itu ke dalam toilet, seraya berkata: "Aku
telah meringankan dosa kaum muslimin"
Dia juga selalu pergi ke tempat pelacuran
(lokalisasi), kemudian memberi uang kepada para pelacur secara cuma-cuma dan berkata:
"Malam ini merupakan jatah waktuku, tutup pintumu dan jangan kamu terima
tamu-tamu (pelanggan) lain"
Kemudian, dia pulang ke rumah dan berkata:
"Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa pemuda-pemuda Islam"
Namun, orang-orang mengira bahwa dia suka
bermaksiat. Sampai akhirnya aku pernah berkata kepada suamiku : “Kalau nanti
engkau mati, maka tidak akan ada yang memandikan, menshalati dan menguburkan
jenazahmu.”
Dia tersenyum seraya berkata: "Jangan
takut sayang, jika aku mati, aku akan dishalati oleh Sultannya kaum muslimin
dan para ulama kesultanan ini"
Maka, Sultan Murad pun menangis dan berkata: “Demi
Allah, akulah Sultan Murad. Mari kita memandikannya, menshalatinya dan menguburkannya"
Subhanallah
Saifurroyya
Sumber : Kisah
ini diambil dari buku harian Sultan Murad (Sultan Turki Utsmani)
Kunjungi :
ADS HERE !!!