Sebelum membahas mengenai niat puasa, terlebih dahulu saya akan menjelaskan tentang arti puasa. Menurut bahasa, puasa adalah menahan. Sedang menurut istilah, puasa adalah menahan dari perkara yang membatalkan puasa (makan, minum dan lain-lain) dari mulai waktu imsak (kira-kira 10 menit sebelum azan Subuh) sampai tenggelamnya matahari (kira-kira azan Maghrib).
Fardhu Puasa :
1.) Niat
2.) Meninggalkan perkara yang membatalkan puasa
Niat puasa bertempat di dalam hati dan untuk menuntun hati, biasanya diucapkan terlebih dahulu dengan lisan. Menurut Imam Syafi’i, niat puasa Ramadhan diucapkan pada waktu malam hari, yaitu dari mulai tenggelamnya matahari (azan Maghrib) sampai terbitnya matahari. Agar tidak lupa mengucapkan niat, biasanya setelah shalat tarawih ada pengucapan niat secara berjama’ah. Namun, jika tidak sempat mengikuti jama’ah tarawih karena ada uzur syar’i, maka diharapkan untuk tetap makan sahur. Sebab, menurut sebagian ulama boleh-boleh saja jika seseorang sudah ada niat (terbesit dalam hati) untuk melakukan puasa fardhu, itu sudah cukup disebut niat tanpa mengucapkan lafadz niat. Adapun yang lebih utama adalah mengucapkan lafadz niat di dalam hati sebelum terbitnya matahari.
Berikut adalah lafadz niat puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلِّٰه تَعَالَى
“Saya niat puasa hari esok untuk menjalankan kewajiban puasa bulan Ramadhan pada tahun ini wajib karena Allah Ta’ala”
Wallahu A’lam
Oleh : Saifurroyya
ADS HERE !!!