Ketika seorang murid berjalan mau menuju rumah Sang Gurunya, ia melihat sebuah kejadian. Dilihatnya, ada seorang pak tua sedang dimaki-maki dan dihina oleh orang lain, tetapi pak tua itu hanya diam dan tidak merespon. Ketika kejadian itu usai, murid tersebut mendatangi orang yang dimaki tadi dan bertanya.
“ Pak, Anda salah apa, kok sampai dimaki-maki dan dihina oleh orang itu?” tanya si murid
Orang tua tersebut menjawab, “Saya tidak tahu...”
Murid tersebut bertanya kembali, “Ketika Anda tadi dipermalukan di hadapan orang banyak, Anda dihina dan dimaki-maki, sama sekali Anda tidak merespon, ilmu Anda sudah tinggi sekali?”
“Ilmuku biasa saja, aku tidak merespon, karena telingaku tuli, tidak bisa mendengar apapun.” jawab orang tua itu.
Murid tersebut penasaran dan bertanya kembali, “Jika memang tuli, tidak bisa mendengar, mengapa Anda bisa mendengar pertanyaanku?”
Lalu orang tua tersebut menjawab, “Sudah lama aku terbiasa dengan hal seperti itu, setiap mendengarkan orang yang berkata kotor, menghina, dan memaki diriku, telingaku tidak merespon dan membiarkannya. Kuanggap sebagai radio rusak, untuk apa meladeni hal seperti itu, membuat kotor hati kita. Jika kita sudah bisa mengendalikan pandangan mata, telinga, lisan, dan tangan dari hal yang tercela, maka kita tidak bisa mudah terpancing dan merespon setiap melihat segala sesuatu.”
Murid tersebut akhirnya bertanya kembali, “Bagaimana caranya agar kita bisa mengendalikan diri dari hal tersebut?”
Orang tua tersebut menjawab, “Matilah kalian sebelum mati”.
Diapun bertanya kembali, “Bagaimana caranya saya harus mati sebelum mati?”.
Lalu beliau menjawab, “Matilah dari mengikuti kemauan, hawa nafsu, tabiat dan kebiasaan burukmu, serta matilah dari mengikuti makhluk dan dari berbagai sebab. Tinggalkanlah persekutuan dengan mereka dan berharaplah hanya kepada Allah, tidak selain-Nya. Hendaklah engkau menjadikan seluruh amalmu hanya karena Allah Azza wa Jalla dan tidak mengharap nikmat-Nya. Hendaklah engkau bersikap ridha atas pengaturan, qadha dan tindakan-Nya. Jika engkau melakukan hal yang demikian, maka hidup dan matimu akan bersama-Nya. Kalbumu akan menjadi tentram. Dia-lah yang membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Kalbumu akan selalu menjadi dekat kepada-Nya, selalu terhubung dan bergantung kepada-Nya. Engkau akan selalu mengingat-Nya dan melupakan segala perkara selain Diri-Nya.”
”Manusia dalam keadaan tidur, apabila mereka mati, maka mereka terbangun (dari tidurnya).” [al-Hadits]
Wallahu A’lam
ADS HERE !!!