“Andaikan saja malaikat maut hendak mencabut ruhku, niscaya aku mengatakan, ‘Tunggu, sampai aku menyampaikan pelajaran malam ini’.”
Itulah pesan yang sangat menggetarkan dari sosok Al-Allamah Sayyid Alawy bin Abbas Al-Maliki, imam besar Masjidil Haram pada masanya. Nasab beliau bersambung kepada As-Sayyid Idris Azhar, seorang Raja di Maroko yang memiliki kerajaan yang bernama Idrisiyah. As-Sayyid Idris Azhar sendiri sudah menjadi raja semenjak usia sangat belia yakni umur 11 tahun. Pada era kepemimpinannya, ada tradisi menjadikan anak kecil sebagai Imam Shalat Tarawih, sebab pada umumnya anak-anak telah selesai mengkhatamkan tahfizh Al-Qur’an di usia 10 tahun.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sang cucu, Sayyid Alawy dari semenjak belia telah menjadi Dewan Pengajar di Masjidil Haram. Ia mendapatkan julukan Ashghorul Mudarrisin Fil Harom (guru paling kecil di Masjidil Haram). Tidak main-main yang hadir dalam Majelis beliau lebih dari 1000 orang. Sementara setiap hari beliau bisa menggelar Majelis Ilmu hingga 30 macam Kitab.
Beliau adalah sosok murobby agung yang dikenal disiplin dan istiqomah, bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa “gurunya lebih disiplin ketimbang muridnya”. Setiap pengajarannya, mesti ditemukan satu cerita penghilang kantuk dan membuat para muridnya pulang menyisakan senyum menawan.
Beliaupun juga sosok yang sangat ahli dalam menggubah syair. Dalam satu peristiwa beliau akan langsung bersyair tanpa pikir panjang terlebih dahulu. Beliau juga lihai dalam mengadakan rekonsiliasi antar dua orang yang sedang terlibat konflik.
|
Sayyid Alawi al-Maliki |
Disaat Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki, putranya sedang menempuh studi di Mesir, beliau dengan kerendahan hatinya meminta doa kepada para muridnya untuk kesuksesan putranya.
Meskipun beliau sedang sakit dan tidak memungkinkan ngajar, namun beliau bersikeras menghadirinya dengan niat Isytifa’, berharap semoga disembuhkan sakitnya dengan menghadiri majelis ilmu yang penuh keberkahan.
Kalam beliau yang penuh hikmah diantaranya adalah: “Kesenanganku adalah dalam menyampaikan pelajaran. Andaikan saja malaikat maut hendak mencabut ruhku, niscaya aku mengatakan, ‘Tunggu, sampai aku menyampaikan pelajaran pada malam ini’.”
Itulah Sosok Sayyid Alawy bin Abbas Al-Maliki. Kepada beliau juga, Kiai Maimoen Zubair Sarang mengaji berbagai literatur kitab kuning.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!