Sebagai santri atau alumni putra di Yanbu'ul Qur'an Pusat, tentu saya sangat sedikit berinteraksi dengan beliau. Namun, ada beberapa kisah yang masih terekam dalam ingatan, diantaranya;
Saat akan diadakan perhelatan Haflatul Hidzaq tahun 2005, kebetulan saya ditunjuk sebagai sekretaris panitia. Siang menjelang acara (H-1), saya dan panitia lain sedang menyelesaikan pembuatan dekorasi untuk acara tersebut. Setelah hampir jadi, tiba-tiba Bu Is (Nyai Hj. Nur Ishmah) ngendhika, "Kang, dekornya diganti saja, itu mirip salib". Blek, saya dan panitia lain bingung, sebab waktu benar-benar mepet banget. Akhirnya disepakati dekorasi harus diganti. Mungkin, itulah bentuk kehati-hatian beliau dalam menjaga ketauhidan dan wujud perhatian beliau dalam setiap kegiatan.
Kisah lain, saat saya minta tanda tangan syahadah pada Syaikhuna KH.M. Ulinnuha Arwani, kebetulan Abah Yai akan tindhakan bersama beliau. Saya pun ditemui Abah Yai di kursi depan. Saat saya sedang matur pada Abah Yai, beliau keluar dari ndalem dan akan menuju ke mobil. Tiba-tiba Abah Yai ngendhika, "Mi, ini lho, kang mau kuliah di PTIQ". Beliau pun menimpali, "Iya kang, mau kuliah di PTIQ." "Insya Allah, umi" sahut saya. Beliau pun ngendhika sambil mendoakan, "Mudah-mudahan diparingi lancar dan hasil maksud ya kang". "Nggih umi" jawab saya.
Setelah itu, saya pun minta doa pada Abah Yai. Usai doa, Abah Yai ngendhika, "Sudah ya kang, saya mau pergi sama umi". "Nggih Abah" jawab saya. Saya pun pamit pada Abah Yai.
Begitulah, sedikit kisah tentang Ibu Nyai Hj. Nur Ishmah yang masih terekam dalam ingatan.
Selamat jalan Bu Is, semoga engkau selalu mendoakan santri dan alumni Yanbu'ul Qur'an menjadi Generasi Qur'an yang bermanfaat bagi banyak orang dan istiqomah menjaga Al-Qur'an hingga sampai menghadap Tuhan (meninggal).
Ya Allah, jadikanlah beliau penghuni surga-Mu. Dan tempatkanlah beliau di tempat terbaik di sisi-Mu. Saya bersaksi, beliau adalah salah satu kekasih-Mu.
Wallahu A'lam
Al-Faqir ila Rahmati Rabbih
Saifur Ashaqi
Kaliwungu Kota Santri
ADS HERE !!!