Hidup,
terkadang manusia sering lupa apa sebenarnya hidup itu. Kita menjalani hidup
namun kita tidak tahu untuk apa kita hidup? Siapa yang menghidupkan kita? Mengapa
kita dihidupkan? dan Bagaimana kita menjalani hidup?
Pertanyaan-pertanyaan
diatas akan menggugah pikiran dan hati kita untuk menerjemahkan pengertian
hidup yang sebenarnya. Penjelasan pertama tentang, untuk apa kita hidup?. Allah
swt. telah menjelaskan dengan gamblang dalam beberapa firman-Nya :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
. مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku
tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi Aku makan.” (QS. Adz-Dzariyat : 56 - 57)
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ
الْيَقِينُ
“Beribadahlah kepada Tuhanmu sampai datang kepadamu suatu
keyakinan (kematian).” (QS. Al-Hijr : 99)
Kita
hidup di dunia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah yang dimaksud di sini
bukan hanya ibadah yang bersifat ‘ubudiyyah saja, akan tetapi ibadah
yang bersifat ‘amaliyyah juga. Ibadah yang bersifat ‘ubudiyyah
seperti menjalankan shalat, puasa, haji, zakat dan lain-lain. Sedangkan ibadah
yang bersifat ‘amaliyyah seperti sedekah, membantu orang lain, bekerja
untuk membiayai keluarga, menuntut ilmu dan lain-lain. Semua itu akan bernilai
ibadah manakala diniatkan untuk beribadah atau mengabdi hanya kepada-Nya.
Pertanyaan
yang kedua, siapa yang menghidupkan kita?. Jawabannya pasti Allah swt. Dia-lah
yang menciptakan, memberi rezeki, melindungi dan memelihara kita.
لا إِلَهَ إِلا هُوَ خَالِقُ كُلِّ
شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
“Tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia, dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al-An’am :
102)
قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ
وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
“Katakanlah:
"Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi
Maha Perkasa." (QS. Ar-Ra’d : 16)
Allah
swt. sebagai Pencipta segala sesuatu termasuk manusia telah menegaskan bahwa :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ
ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
“Allah-lah
yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu,
kemudian menghidupkanmu (kembali).” (QS. Ar-Rum : 40)
Jadi,
jelaslah bahwa Allah swt. telah menciptakan kita dan menanggung semua kebutuhan
yang dibutuhkan kita. Akan tetapi, mengapa banyak manusia yang mengingkarinya? Jawabannya
ada pada diri manusia itu sendiri. Mereka punya akal, mengapa mereka tidak
gunakan akalnya untuk berfikir. Mereka punya hati, mengapa mereka tidak mau
menginstropeksi diri. Dan mereka punya kemampuan, mengapa mereka tidak gunakan
untuk mengabdi kepada Tuhan.
Pertanyaan
yang ketiga, mengapa kita dihidupkan?.Kita diciptakan oleh Allah swt. atas
kehendak-Nya. Allah swt. menciptakan kita di dunia untuk menguji dan memberi
penghormatan sebagai khalifah di muka bumi ini. Sebagaimana difirmankan dalam
ayat-Nya.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ
إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي
أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ
“Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.
Al-Baqarah : 30)
Jadi,
kita dihidupkan oleh Allah swt. di muka bumi untuk menjadi khalifah. Banyak penafsiran
yang mengartikan arti khalifah. Ada yang menafsirkan, manusia diciptakan
sebagai pelestari bumi, agar bumi tetap lestari dan terpelihara dengan baik. Namun,
seiring perjalanan bumi, ternyata manusia lebih banyak yang menjadi perusak dibanding
pelestari. Karena Allah swt. telah menjelaskan :
يَعْرِفُونَ نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ
يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ
“Mereka
mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang kafir.” (QS. An-Nahl : 83)
وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى
النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَشْكُرُونَ
“Dan
sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai karunia yang besar (yang
diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri (nya).”
(QS. An-Naml : 73)
Kita
diciptakan oleh Allah swt. atas kehendak-Nya. Namun, di balik penciptaan itu,
Allah akan menguji dan memberikan penghormatan besar kepada manusia. Jika manusia
dapat bersabar dalam menghadapi ujian itu, maka Allah akan memuliakannya. Akan tetapi
jika manusia tidak mau bersabar dan cenderung ingkar terhadap ujian Allah, maka
Allah akan menghinakannya. Sebagaimana janji Allah dalam firman-Nya :
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Kehidupan
dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang
hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih
mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada
orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al-Baqrah : 212)
Pertanyaan
yang terakhir, bagaimana kita menjalani hidup?. Menjalani hidup harus didasari
dengan kesabaran dan ketaatan kepada Allah swt. Sebab, pada hakikatnya hidup
adalah cobaan. Kebaikan yang kita terima dan keburukan yang kita alami
semata-mata hanyalah cobaan dari Allah swt.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ
بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu
akan dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’ : 35)
Hidup
yang kita jalani ini hanyalah sebuah ujian dari Allah swt. Barangsiapa yang
sabar dalam menghadapi ujian ini, maka ia akan memperoleh kehidupan yang hakiki
dan mulia di sisi-Nya. Namun, jika ia tidak mau bersabar, maka Allah swt. akan
menghinakannya. Sebab, Allah swt. hanya akan memandang amal dan keikhlasan kita
dalam menjalani hidup, bukan kemewahan dan kesombongan kita.
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ
وَلَهْوٌ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلا يَسْأَلْكُمْ
أَمْوَالَكُمْ
“Sesungguhnya
kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta
bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta
harta-hartamu.” (QS. Muhammad : 36)
Maka,
jelaslah bahwa kita hidup di dunia ada yang menghendaki. Dan Dzat yang
menghendaki akan memberi ujian dan penghormatan besar bagi siapa saja yang mau
bersabar dalam menjalankan amal dan ibadah kepada-Nya. Allah swt. telah
menciptakan kita sekaligus mencukupi kebutuhan kita. Namun, kebanyakan di
antara kita mengingkari dan melupakan nikmat yang diberikan Allah kepada
mereka.
Hanya
orang-orang yang mau bersabar dalam beramal ibadah-lah yang akan mendapat
keuntungan yang besar. Mereka sabar menjalani kehidupan, mereka sabar menghadapi
cobaan, dan mereka sabar menunaikan amalan-amalan.
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ
اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
“Apa
yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.
Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl :
96)
Wallahu
A’lam
al-Faqier
Ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
02-03-15,
Kaliwungu Kota Santri