Abuya, demikian keluarga dan santri memanggil Romo KH. Anwar Mansur, pengasuh paling sepuh Pondok Pesantren Lirboyo sepeninggal Al-Marhum Romo KH. Ahmad Idris Marzuqi.
Beliau sosok yang sangat istikomah. Beliau setiap jumat mengimami, menyampaikan khutbah Jumat, mengimami shalat istisqa, memimpin istigisah dan tahlil, serta mengisi pengajian Kamis Legi.
Saya sangat mengagumi istiqomah beliau, tentu saja disamping keberhasilan beliau dalam mendidik putra-putrinya. Putra-putri beliau sangat progresif. Pondok Pesantren Terpadu Ar-Risalah yang kaya prestasi, PP HM Antara dan lain-lain didirikan dan diasuh oleh putra-putri tertua beliau.
Beberapa kali menyaksikan pertemuan dua tokoh Nahdliyin ini. Banyak ilm al-hal, keteladanan yang saya dapat. Disamping ketawadhuan, saling menyanjung antara kedua tokoh dan yang paling hebat adalah pertemuan-pertemuan ini dilakukan Romo KH. Anwar sebagai cara mendidik anak cucu beliau.
Khususnya, pertemuan kemarin Jum’at yang diikuti hampir semua anggota keluarga, termasuk Yai Ma’ruf Zainudin dan Yai Athoillah Anwar.
Romo Yai Anwar mendidik keluarganya untuk mencintai orang-orang Soleh. Bahkan beberapa kali mengatakan, anak cucunya akan melanjutkan silaturahmi ini. Dan beliau mengatakan, silahkan bib di wuruki ini anak cucu panjenengan sendiri. Maksudnya agar Habib Luthfi tidak sungkan memberi nasihat.
|
KH. Anwar Mansur dan Habib Luthfi |
Habib Luthfi menjelaskan secara rinci nasab Yai Mahrus Ali dan Habib Luthfi bersambung. Bedanya, KH. Mahrus Ali dari jalur perempuan sedangkan Habib Luthfi dari jalur laki-laki. Meskipun demikian, tidak menghilangkan status dzuriah Rasul saw, karena anak turun dari jalur perempuan ini tidak batal wudhu dengan Rasulullah saw, seandainya terjadi pertemuan dan persentuhan kulit.
Habib Luthfi mengisahkan pengalaman pendidikannya di Pesantren Benda Kerep, selama 4 tahun yang diisi dengan Khidmah. Sampai beliau tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dan kitab-kitab, karena kesibukan khidmah pada guru beliau, hingga KH. Muhammad Kaukab, guru beliau wafat.
Maulana Habib Luthfi menekankan, dengan khidmah orang berilmu akan manfaat ilmunya, orang kaya akan berkah hartanya, seorang wali akan mencapai maqam kewaliannya.
Banyak pembicaraan dalam kesempatan penuh berkah itu, diantara penekanan beliau akan pentingnya berpegang pada NU, dan menjaga Kapal Besar yang bernama NU, meskipun dinamika pro kotra dan gesekan antar tokoh terjadi.
Pada saat tulisan ini saya tulis, di kamar beliau Maulana Habib Luthfi mengatakan, “berada di dekat Yai Anwar adem, hati tenang”. Maulana juga menambahkan, “kalau tokoh-tokoh NU berhasil mendidik putra-putrinya mahabbah kepada sesama tokoh NU seperti yang dilakukan Yai Anwar, maka NU akan kuat”.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!