Para ulama dan wali-wali Allah pasti akan mengingatkan akan datangnya hari kiamat yang tidak akan lama lagi. Diantara wali Allah yang meninggalkan pesan akan datangnya hari kiamat adalah Sunan Kalijaga. Berikut Pesan Kanjeng Sunan Kalijaga, beliau menuliskannya dalam bait-bait yang mengandung isyarat-isyarat yang memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Karena kepiawaiannya beliau dalam bersastra :
Yen pasar ilang kumandange
Yen kali wis ilang kedunge
Yen wong wadon wis ilang wirange
Mlakuho topo lelono njajah deso milang kori,
Ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasi,
Golek wisik songko Sang Hyang Widhi
Maksudnya :
“Yen pasar ilang kumandange”
Jika pasar sudah mulai hening. Maksudnya jika perdagangan sudah tidak dengan tawar-menawar, karena banyaknya mall dan pasar swalayan yang berdiri. Bahkan sekarang ini pun sudah banyak pasar online, yang notabene jauh dari kata tawar menawar. Kata orang-orang tua di tanah Jawa ini dahulunya semua pasar memakai sistem tawar menawar (ijab qabul), sehingga suaranya begitu keras terdengar dari kejauhan seperti suara lebah yang mendengung.
Ini bermakna tadinya adanya kehangatan dalam ‘social relationship’ atau kehidupan bersosial yang tinggi di masyarakat, tapi sekarang ini sudah mulai menghilang. Biarpun kita sering ke plaza atau ke supermarket ratusan kali, kita tidak saling kenal dengan pengunjung atau para pelayan dan cashier di tempat itu.
“Yen kali wis ilang kedunge”
Jika sungai sudah mulai dangkal sehingga hilanglah kedungnya. Jika sumber air sudah mulai kering. Maksudnya jika para alim ulama sebagai sumber ilmu sudah mulai wafat satu persatu, tanda ilmu mulai dicabut dari muka bumi. Sehingga orang tak berilmu menjadi pemimpin agama dan dimintai fatwa. Maka ini alamat bahwa dunia mau dikiamatkan oleh Allah swt. Ulama ditamsilkan seperti air yang menghidupkan hati-hati manusia yang gelap tanpa cahaya hidayah.
“Yen wong wadon wis ilang wirange”
Jika wanita sudah tidak punya rasa malu. Sudah tidak mau berhijab dan lebih suka berpakaian minim dan suka selfi lalu diunggah di sosmed (facebook, twitter, instagram, dan lain-lain). Menceritakan aib keluarga ke banyak orang melalaui media tersebut.
“Mlakuho topo lelono njajah deso milang kori”
Berjalanlah bertapa lelana. Artinya bermujahadah, susah payah dalam perjalanan ruhani, spiritual (suluk), riyadlah atau perjalanan fi sabilillah.
“Ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasi”
Jangan pulang sebelum kembali 4 bulan/masa.
“Golek wisik songko sang Hyang Widhi”
Mencari petunjuk, ilham, hidayah dan kepahaman ruhani dari Dzat yang Maha Esa.
Pesan Sunan Kalijaga ini ditujukan kepada umat akhir zaman dengan sebelumnya menyebut tanda-tanda akhir zaman. Dan saran beliau untuk melakukan pendekatan kepada Allah melalui perjalanan ruhani (suluk) mencari petunjuk dan hidayah dari-Nya.
Wallahu A’lam
ADS HERE !!!