Diriwayatkan bahwa anjing (Ashabul Kahfi) itu masuk surga bersama kaum Mukminin. Hal ini seperti ditegaskan Muqatil: Ada sepuluh binatang yang masuk surga, yaitu unta Nabi Shaleh, sapi muda Nabi Ibrahim, kibasy (domba) Nabi Ismail, sapi betina Nabi Musa, ikan paus Nabi Yunus, keledai Nabi Uzair, semut Nabi Sulaiman, Hudhud Ratu Balqis, anjing Ashabul Kahfi (penghuni gua), dan unta Nabi Muhammad saw. Semuanya masuk surga. Demikianlah dikemukakan dalam kitab “Misykatul Anwar”.
Dalam kitab “Hayatul Hayawan” ditegaskan: Mayoritas ahli tafsir menegaskan bahwa anjing Ashabul Kahfi merupakan jenis anjing biasa. Diriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa dia berkata, “Anjing itu sejenis singa.” Singa disebut anjing karena Nabi saw. mendoakan buruk kepada Utbah bin Abu Lahab, “Kiranya Allah mengutus salah satu anjing-Nya untuk mencelakakannya.” Ternyata, Utbah dimakan singa.
Anjing ada dua jenis: anjing lokal dan anjing saluqi, sejenis anjing yang berasal dari Saluq, sebuah kota di Yaman. Anjing-anjing yang berasal dari sana disebut anjing Saluqiah. Di sana terdapat anjing-anjing yang tinggi dan suka digunakan untuk berburu.
Dalam ktab “Balaghatuz Zamakhsyari” dikatakan: Istilah “Suqiyah” dan “Kalb” sama saja. Anjing disebut “suqiyah” karena perilakunya yang buruk dan perbuatannya yang hina. Dan kedua jenis ini sama, yaitu tabiatnya sama.
Ibnu Abbas berkata, “Anjing yang jujur lebih baik daripada teman yang berkhianat.”
Harits bin Sha’sha’ah memiliki beberapa teman akrab. Dia sangat mencintai mereka. Pada suatu saat dia pergi bersama para sahabatnya untuk berwisata, tetapi ada salah seorang temannya yang tidak ikut. Maka dia menemui istrinya. Keduanya makan dan minum, kemudian tidur. Tiba-tiba anjing Sha’sha’ah menyerangnya dan membunuh keduanya. Ketika al-Harits pulang dan keduanya telah menjadi mayat, tahulah apa yang telah terjadi. Kemudian al-Harits bersenandung,
Ia senantiasa memelihara dan melindungi hartaku
Ia menjaga istriku, tetapi sahabatku berkhianat
Alangkah mengherankan teman yang menghalalkan istriku
Alangkah menakjubkan bagaimana anjing menjagaku
Dalam kitab “Aja`ibul Makhluqat” dikatakan: “Seseorang membunuh orang lain di Isfahan, lalu dia melemparkan mayatnya ke sumur. Sang korban memiliki anjing dan dia melihat peristiwa itu. Setiap hari anjing itu mendatangi bibir sumur, mengais-ais tanah dan memberikan isyarat. Jika si pembunuh melihat, dia menggonggong. Setelah hal itu terjadi berulang-ulang, orang-orang menggali sumur dan korban pun ditemukan. Kemudian mereka menangkap si pembunuh dan dia mengakuinya.”
Wallahu A’lam
ADS HERE !!!