Mengenal Sahabat Khalid bin Walid
Nama lengkap Khalid bin Walid ra., adalah Abu Sulaiman, Khalid bin Walid bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum Al-Qurasyi Al-Makhzumy. Dia termasuk orang-orang terpilih di tengah-tengah kaumnya baik sebelum Islam maupun sesudah masuk Islam. Ia masuk Islam pada tahun 5 atau 8 hijrah bersama Amr bin Ash dan Utsman bin Thalhah ra. Karena keberanian dan kepiawiannya dalam berperang, Rasulullah saw. menjulukinya dengan sebutan Saifullah; Pedang Allah. Beliau meninggal pada tahun 21 H.
Karomahnya
Karomah beliau, sebagaimana dituturkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya: Al-Furqan Baina Awliya’ir Rahman wa Awliya’is Syaithan100), dan yang lainnya adalah sebagai berikut: Karomah sahabat Khalid bin Walid, (yaitu) ketika ia mengepung (musuh, di Kostantinopel) sehingga dengan kepungan itu musuh tidak bisa berkutik, mereka mengatakan, “Kami tidak akan menyerah (masuk Islam), sehingga engkau meminum racun.” Ia meminum racun itu, dan tidak membahayakannya sama sekali.
Adapun Syaikh Syamsuddin, Muhammad bin Ahmad bin Utsman Adz-Dzahabi (Wafat: 747 H.), dalam kitabnya Siyar A’lamun Nubala’ menegaskan sebagai berikut: Qais bin Abi Hazim berkata; Aku mendengar Khalid bin Walid berkata, “Jihad banyak mencegahku dari membaca Al-Qur’an.” Aku melihat dibawa kepadanya racun, mereka bertanya, “Apa ini?” Mereka menjawab, “Racun.” Ia berkata, “Bismillah”, kemudian meminumnya. Aku berkata; Ini demi Allah adalah suatu karomah, dan ini adalah keberanian. Yunus bin Abi Ishaq meriwayatkan dari Abis Safar ia berkata; Khalid bin Walid pergi ke daerah Hirah kekuasaan Ummi Bani Murazabah, mereka berpesan, “Hati-hatilah dengan racun, jangan sampai orang asing memberimu racun.” Tetapi ia berkata, “Bawalah racun itu kepadaku.” Kemudian dibawakan kepadanya racun, ia menganggap remeh saja dan dengan membaca bismillah, racun itu diminumnya dan tidak membahayakannya.
Abu Bakar bin Iyasy meriwayatkan dari A’masy dari Khaitsumah, berkata; Khalid bin Walid dipertemukan dengan seorang laki-laki yang membawa wadah penuh dengan arak yang sangat membahayakan, Khalid lalu berdoa, “Ya Allah, jadikanlah arak itu madu.” Maka (arak) itu menjadi madu.
Wallahu A’lam
Sumber: Buku “Kesahihan Dalil Keramat Wali” karya KH.M. Hanif Muslich, Lc.
ADS HERE !!!