Mengenal Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq
Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Gholib bin Fihr bin Malik. Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq ra. adalah orang keempat yang menyatakan keimanannya dan mengikuti agama yang dibawa Nabi Muhammad saw., setelah Khadijah binti Khuwailid ra. istri Nabi saw., Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah ra. Dia adalah orang pertama yang mengakui peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang menggemparkan kaum kafir Quraisy ketika itu. Setelah peristiwa Isra’ Mi’raj itu banyak kaum Quraisy yang telah masuk Islam menjadi murtad dan kembali kafir. Kemudian banyak di antara mereka mendatangi Abu Bakar yang merupakan pemuka Quraisy untuk menanyakan kebenaran peristiwa Isra’ Mi’raj ini. Jawaban Abu Bakar sungguh di luar dugaan mereka, bahwa Abu Bakar mengatakan apa yang disampaikan Rasulullah, lebih dari itu pun mempercayainya. Oleh karena itu, beliau dijuluki oleh Nabi saw. dengan gelar As-Shiddiq, yang pada hakikatnya gelar itu adalah pemberian Allah swt., sebagaimana bisa dipahami dari hadits Ummi Hani’ ra. yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Dailami ra.: Rasulullah saw. bersabda, “Ya Abu Bakar, sesungguhnya Allah telah memberi julukan kepadamu As-Shiddiq.”
Oleh karena itu, ketika Nabi saw. diperintahkan untuk menyampaikan berita tentang Isra’ dan Mi’rajnya, beliau khawatir berita itu akan menggemparkan dan tidak dipercayai oleh kaum Quraisy, tetapi malaikat Jibril as. memberikan motivasi bahwa besok akan ada Abu Bakar As-Shiddiq ra., yang akan mempercayainya sebagaimana hadits Abu Wahab, budak merdekanya Abu Hurairah ra., diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad : Rasulullah saw. bersabda, “Aku berkata kepada Jibril, ketika malam Isra’, kaum Quraisy tidak akan mempercayai ucapan (cerita)ku dalam Isra’ Mi’raj.” Jibril berkata, ”(Ucapanmu) akan dibenarkan oleh Abu Bakar, dia adalah As-Shiddiq.”
Beliau pula yang menemani Nabi saw. berlindung di Gua Tsur, ketika Nabi Muhammad saw. diburu oleh kaum Quraisy. Dalam hal ini Allah swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 40: Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Beliau dilahirkan pada tahun 573 M., tiga tahun setelah tahun Al-Fil, beliau juga khalifah pertama yang terpilih dengan suara bulat. Kaum Muhajirin dan Anshar sepakat secara bulat mengangkat beliau menjadi khalifah pertama, sekalipun sebelumnya terjadi perdebatan dan adu argumen yang seru dan sengit.
Karomah Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq
Karomah beliau sebagaimana disebutkan dalam hadits Abdurrahman bin Abu Bakar As-Shiddiq ra., riwayat Imam Bukhari (602, 6140 & 6141) dan Muslim (2057, 176 & 177): Bahwasanya kaum Shuffah, (orang-orang yang tinggal di serambi masjid Nabawi), adalah orang-orang yang fakir. Pada suatu hari, Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa memiliki makanan untuk dua orang, maka makanlah dengan tiga orang. Barang siapa yang memiliki makanan untuk empat orang, maka makanlah oleh lima atau enam orang.” Atau kira-kira demikianlah yang beliau sabdakan. Abu Bakar pernah datang bersama tiga orang, sedangkan Nabi Muhammad saw. datang bersama sepuluh orang. Sementara itu, tiga orang yang bersama Abu Bakar adalah saya, ayah saya dan ibu saya. (Saya tidak tahu apakah ia menuturkan; istri saya dan pelayan di rumah kami dan rumah Abu Bakar). Abdurrahman berkata; Abu Bakar ra. makan malam di tempat Rasulullah saw. dan ia belum pulang hingga usai shalat Isya’. Sepertinya Rasulullah sudah mengantuk, lalu Abu Bakar pulang dan tiba di rumah setelah sebagian malam telah berlalu. Kemudian Abu Bakar ditanya istrinya, ‘Wahai suamiku, mengapa kamu biarkan saja tamu-tamumu?’ Abu Bakar malah balik bertanya kepada istrinya, ‘Apakah kamu belum memberi mereka makan malam?’ Istrinya menjawab, ‘Mereka tidak mau makan sebelum kamu datang. Sebenarnya makanan itu telah dihidangkan, tetapi mereka tetap tidak mau makan juga.’ Abdurrahman berkata; Lalu saya keluar untuk menyelinap. Abu Bakar berkata, ‘Hai Ghuntsar!’ Rupanya Abu Bakar berkata tidak enak (karena mencari saya) dan mempersilahkan para tamunya, ‘Silahkan menikmati hidangan kami seadanya ini!’. Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah, saya tidak turut mencicipinya.’ Abdurrahman berkata; Demi Allah, setiap kami mengambil sesuap dari makanan itu, maka makanan itu bertambah banyak, hingga kami merasa kenyang dan makanan itu menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Melihat makanan yang tidak berkurang sama sekali atau bahkan bertambah banyak, Abu Bakar pun berkata kepada istrinya, ‘Hai saudara perempuan Bani Firas, keajaiban apa ini?’ Istrinya menjawab, ‘Demi buah hatiku, sungguh makanan itu bertambah banyak tiga kali lipat dari sebelumnya.’ Abdurrahman berkata; Abu Bakar hanya mencicipi sebagian makanan itu seraya mengatakan sesuatu kepada istrinya, ‘Hai istriku, sesungguhnya sumpahku itu dari setan.’ Abu Bakar hanya mencicipi sesuap saja dari makanan itu, kemudian membawanya kepada Rasulullah saw., hingga ia berada di sisi beliau. Abdurrahman berkata; Kami mempunyai perjanjian dengan suatu kaum sedangkan batas waktunya telah berlalu. Kemudian kami mempersilahkan dua belas orang untuk makan yang masing-masing disertai anak buah beberapa orang. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui berapa jumlah anak buah masing-masing dari dua belas orang tersebut. Abdurrahman berkata; Yang jelas, masing-masing orang disertai beberapa anak buah. Mereka kemudian makan semuanya.
Karomah beliau yang lain, sebagaimana disebutkan oleh As-Syaikh An-Naisaburi dalam kitabnya Tafsir Al-Baidhawi dan Syaikh Nidhamuddin, Hasan bin Muhammad bin Husein Al-Qummi An-Naisaburi dalam kitab Ghara’ibul Qur’an Wa Ragha’ibul Furqan berikut ini: Atsar sahabat (menunjukkan) bahwa karomah Abu Bakar As-Shiddiq, yaitu ketika jenazah beliau diangkat sampai pintu kubur Nabi saw. (tiba-tiba) ada suara, “Wahai Rasulullah saw. ini Abu Bakar ada di pintu (kuburmu).” Tiba-tiba pintu terbuka (sendiri) dan terdengar suara tanpa rupa menjawab dari kubur, “Masukkanlah kekasih bersama kekasihnya.”
Wallahu A’lam
Sumber: Buku “Kesahihan Dalil Keramat Wali” karya KH.M. Hanif Muslich, Lc.