Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama. Gagasan ini sering digambarkan sebagai aturan emas etika.
Dalam Islam, altruisme sangat dianjurkan sehingga Allah mengapresiasi perilaku sahabat Anshar yang mengutamakan kepentingan Nabi dan sahabat Muhajirin walaupun mereka sendiri dalam keadaan kekurangan.
Altruisme juga diajarkan dalam sebuah kisah dalam buku terbitan Mesir, Sirajul Muluk karya Abu Bakar at-Turtusi yang merupakan kitab khusus memberikan konseling pada penguasa.
Satu ketika di Mesir ada masjid terbakar. Umat Islam cepat-cepat berasumsi bahwa yang membakar pasti orang Nasrani, meski sangkaan itu belum benar-benar dibuktikan. Beberapa pemeluk agama Islam mengambil langkah sembrono. Mereka membakar hotel yang dimiliki salah seorang Nasrani. Tak jelas siapa yang menghasud dan membakar marah warga sehingga orang Nasrani mesti menjadi korban balas dendam.
Para pembakar hotel Nasrani ditangkap. Dan setelah melalui pengadilan, umat Islam yang membakar dieksekusi dengan pidana tiga macam. Pidananya sesuai hasil undian. Ada tiga lembar undian yang masing-masing berbeda isinya. Satu lembar berisi hukuman dibunuh, lembar satunya lagi potong tangan, dan yang terakhir adalah hukuman cambuk. Apabila narapidana kebetulan ketika mengambil undian mendapatkan cambuk, maka dicambuk. Begitu pula yang hukuman potong tangan dan mati. Memang hal ini terlihat sedikit aneh, namun memang pernah terjadi di Mesir di masa silam.
Ada satu orang yang mendapat hukuman mati, tapi ia tidak siap dieksekusi. Ia mengaku tidak tega dengan ibunya di rumah. “Andaikan aku tidak punya ibu, niscaya aku siap dihukum mati. Bagaimana perasaan ibuku jika tahu anaknya dihukum mati, aku tidak siap,” keluhnya.
Ada narapidana lain yang mendengar jeritan hati temannya ini. Kebetulan ia mendapatkan jatah hukuman cambuk. Dengan rela hati, kedua manusia tadi bertukar hukuman.
Tidak diketahui ulama atau orang shalih siapa yang bersedia melakukan hal tersebut karena hal ini termasuk altruisme tingkat tinggi. Apabila masing-masing kita punya jiwa seperti lelaki yang berkenan mengorbankan jiwanya tersebut, tidak akan ada konflik.
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
ADS HERE !!!