Dikisahkan, ada seorang pelacur yang datang menghadap Kiai Abdul Jalil Mustaqim, Pengasuh Pesantren PETA Tulungagung, Jawa Timur. Si pelacur minta doa ke Kiai Abdul Jalil agar dirinya laris. Kiai Abdul Jalil mendoakan pelacur tersebut. Selang beberapa minggu pelacur tersebut kembali sowan dan menyatakan diri mau taubat.
Kepada Kiai Abdul Jalil, pelacur tersebut bercerita, setelah didoakan, dia mendapat banyak tamu bahkan dirinya hampir tidak pernah berhenti melayani tamu, sehingga tidak bisa istirahat. Si pelacur merasa tidak kuat lagi menjalani profesinya sehingga memutuskan untuk berhenti dan tobat, si pelacur pun akhirnya suluk/kholwat di Pesantren PETA dengan dibimbing langsung oleh sang Mursyid.
Inilah hikmah kenapa kita tidak boleh memandang rendah manusia, tidak boleh merasa tinggi dengan amal karena hanya karunia Allah saja yang menolong manusia kelak, bukan amal ibadah kita.
Dalam kitab Al-Hikam karya Syaikh Ibnu Atho’ilah Assakandari dijelaskan:
“Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya, adalah kurangnya ar-raja’ (rasa harap kepada rahmat Allah) di sisi alam yang fana.”
Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah seseorang masuk surga dengan amalnya.” Ditanyakan, “Sekalipun engkau wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Sekalipun saya, hanya saja Allah telah memberikan rahmat kepadaku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
”Terkadang Allah membukakan untukmu pintu taat, tetapi belum dibukakan pintu qabul (penerimaan). Sebagaimana adakalanya ditakdirkan engkau berbuat dosa, tetapi menjadi sebab wushul (sampaimu) kepada Allah”.
”Maksiat (dosa) yang menjadikan rendah diri dan membutuhkan rahmat dari Allah, itu lebih baik dari perbuatan taat yang membangkitkan rasa sombong, ujub dan merendahkan orang lain”.
Kisah-kisah seperti ini banyak dijumpai dalam kehidupan kiai dengan berbagai versi. Inilah yang menyebabkan masyarakat selalu merasa terayomi dan terselesaikan masalahnya setelah menghadap kiai. Hati mereka terasa tenang dan jiwanya tentram setelah mendengar wejangan kiai.
Semoga petikan hikmah tersebut bisa menjadikan kita semua selalu tawadlu dalam segala hal agar Allah selalu memberikan kita ketetapan iman, terbukanya hati, barokah, manfaat, dan selamat dunia akhirat. Amin ya robbal alamin.
Wallahu A’lam
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!