Nama asli Wan Sehan adalah Habib Syaikhun bin Mustofa Al-Bahar. Seorang yang habib yang jadzab dan gampang sekali menghilang saat karomahnya terlihat di suatu tempat. Beliau sangat susah dicari karena sering berpindah-pindah tempat dengan cepat. Karomahnya yang selalu tanpak nyata sudah tak bisa disembunyikan lagi.
Bahkan seorang Habib Umar bin Hafidz (Yaman) terkadang disela asyiknya mengajar santri di Tarim Yaman sering berkata, “Kita kedatangan seorang Waliyullah Wan Sehan, tapi tidak terlihat oleh para jamaah.”
Ada beberapa karomah Wan Sehan yang masyhur dikisahkan para ulama dan pecintanya.
Pertama, suatu ketika sebut saja si A bersama jamaah mau berangkat ke acara Maulidan lalu sambil lewat menyapa sang habib: “Habib ayo kita ke Maulidan nanti kemalaman”. Maka Habib Syaikun menjawab sambil marah-marah. ”Sudah sana berangkat, Heh Kyai ente aja duluan! nanti ane nyusul, berisik aja loe..!”
Tapi begitu si A tiba di majelis, betapa kagetnya ternyata entah lewat mana sang Habib Syaikhun sudah berada di deretan jamaah terdepan bersama para habaib dan ulama lainnya. Si A hanya berkata dalam hati, “Subhanallah..” sambil senyum-senyum dan geleng-geleng kepala.
Kemudian sang habib itu menyalami para jamaah sambil peluk, sambil berkata.
“Ahlan Wa Sahlan Hehehe… barokah afwan ane sampe duluan ente belakangan, kikikik… semuanya ayo… mari, tafaddhol.”
Setelah selesai acara doa dan hidangan sudah keluar, keunikan lagi terjadi. Semua hidangan yang ada diacak-acak oleh beliau, semua makanan dicomot dicobain.
Bagi yang belum tahu siapa beliau hanya bisa tercengang campur kaget. Si A sempat memberitahu kepada mereka agar dibiarkan tingkahnya itu, dan para ulama dan habaib yang hadir saat itu hanya bisa tersenyum.
Lalu Habib Syaikhun berdoa komat kamit, terdengar sebait. “barakallah… Insyaallah”….
Kedua, ada suatu kejadian yang lebih mengherankan lagi di waktu adzan maghrib berkumandang tepat di depan musholla, Sang Habib itu membawa gitar dan teriak teriak disaat jamaah akan melangsungkan sholat maghrib.
Maka tentu saja hal ini membuat marah sang marbot mushola, maka dengan lantangnya sang marbot itu mencaci-maki Habib Syaikhun habis-habisan.
Tiba-tiba Habib Syaikhun menjepit leher marbot tersebut dan dibenamkan ke dalam ketiaknya. Dan tiba-tiba sang marbot itu menangis sambil mengatakan, ”Saya lihat Masjidil Haram Di Makkah. Saya lihat Baitullah dan Ka’bah di Mekkah…” Akhirnya si marbot tersebut segera meminta maaf kepada Sang Habib Syaikhun.
Ketiga, ada sebuah rumah dari seorang keluarga miskin, dia hanya pedagang kecil di siang hari, tiba-tiba didatangi oleh Habib Syaikhun. Tanpa permisi terdahulu, Habib Syaikhun langsung nyelonong masuk ke rumahnya tanpa minta izin terdahulu dan langsung menyantap makanan yang ada di meja makannya.
Akhirnya sang tuan rumah hanya bisa melongo tanpa berkata apapun. Kemudian setelah selesai menyantapnya sang Habib pun pamit, sambil berkata, “Terima kasih ya, assalamu’alaikum…” Heran dan tak habis fikir tuan rumah hanya bisa melongo.
“Subhanallah…”
Anehnya tak berapa lama kemudian si keluarga miskin pedagang kecil itu mendapatkan rezeki yang tak disangka-sangka dan kini mereka menjadi pedagang besar dan kaya raya.
Keempat, ada seorang tukang Es Cendol di Madrasah Al-Wathoniah Klender Jakarta Timur. Esnya diambil segelas tanpa permisi apalagi bayar. Namun si tukang es hanya geleng-geleng kepala tanpa komentar. Sempat dia ingin mau memarahi Habib Syaikhun, namun diberitahu oleh Pak Satpam yang mengenal Habib Syaikhun. Tukang es hanya bisa diam.
Begitu selesai, tak berapa lama setelah sang Habib pergi, segerombolan orang entah dari mana memborong semua Es Cendolnya dengan bayaran yang lebih, hingga dia tidak perlu lagi berjualan hingga larut malam. Benar-benar laris manis, barokah sang habib.
|
Habib Umar bin Hafidz dan Wan Sehan |
Menurut seorang kerabat beliau, bahwa untuk dapat bertemu dengan Habib Syaikhun mudah saja asalkan punya niat yang baik untuk bersilahturahim, karena Habib Syaikhun sering berpindah pindah tempat, kadang ada di makam ayahnya di Masjid Baidho di Lubang Buaya Jakarta Timur dan terkadang ada di Gang Nangka Bintara 3.
Menurut cerita kalau bertemu beliau akan disambut khodam (jin) di depan pintu dan hanya orang-orang yang sholeh dan punya niat yang baik yang dapat berjumpa dengan beliau dan apapun kata Habib Syaikhun dan perbuatan beliau jangan diterjemahkan dan diartikan seenaknya karena yang tahu maksudnya hanya Allah swt.
Masih banyak lagi kisah kisah tentang beliau. Banyak kiai berpesan bila suatu waktu kita ketemu sang habib eksentrik itu kemudian tiba-tiba istri/suami anda atau anda sendiri dibentak-bentak dan dimaki-maki sebaiknya anda diam dan bersabar. Biarkan beliau sesukanya, toh kita tidak tau kehendak Allah yang bisa saja melalui perantara beliau dan hanya Allah Sang Maha Tahu.
Karomah yang dimiliki para Wali adalah merupakan sesuatu perkara yang terjadi di luar kemampuan akal manusia biasa untuk memikirkan atau menciptakan. Perkara itu (karomah) diberikan Allah kepada hamba pilihan-Nya. Setiap sikap perbuatan dan ucapannya serta keadaan hatinya selalu bergerak dalam kekuasaan Allah semata.
Oleh karena itu, bagi waliyullah dengan karamahnya kadang-kadang tampak keanehan-keanehan baik dalam sikap tindakan dan ucapan yang tidak mudah bagi akal manusia biasa untuk memahaminya.
Wali adalah wewangian Allah di bumi. Tidak ada yang mampu mengenali aromanya kecuali orang-orang yang bergelar ash-shidqun. (Kitab Sirrul Asrar, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani).
Wallahu A’lam
Penulis: Muhammad Chandra.
Sumber: bangkitmedia.com