Disebutkan oleh Ibnu Juraij, nama lengkap sosok kaya raya itu Qarun bin Yash-har bin Qahits bin Lawi bin Ya‘qub. Ia merupakan putra paman atau sepupu Nabi Musa. Pasalnya, Nabi Musa sendiri adalah putra Imran, sedangkan Imran adalah putra Qahits. Dengan kata lain, Qarun masih satu kakek dengan Nabi Musa, yakni kakek Qahits.
Sementara jumlah kekayaannya sangatlah melimpah. Saking melimpahnya, sekelompok orang yang kuat keberatan membawa kunci-kunci gudangnya. Dalam riwayat Khaitsamah disebutkan, untuk mengangkut kunci gudang kekayaan Qarun dibutuhkan 60 bighal (sejenis kuda kecil). Ukuran kuncinya sebesar jari. Bahannya terbuat dari kulit. Dan setiap kunci digunakan untuk satu gudang. (Kitab Tafsir Ath-Thabari, Jilid 19, hal. 617).
Baca: Ayat-ayat Al-Qur'an Tentang Keburukan Qarun
Walhasil, betapa melimpahnya kekayaan yang dimiliki Qarun! Namun, di balik kekayaannya, Qarun seorang sosok sombong dan gemar pamer kemegahan.
Para ulama tafsir menjelaskan, Qarun keluar dengan baju mewah diiringi dengan 300 gadis berbaju merah dan 4 ribu kendaraan kuda. Tak heran iring-iringan Qarun itu mengundang decak kagum orang-orang yang gandrung terhadap harta kekayaan.
Tak hanya itu, Qarun juga seorang kaya raya yang sangat kikir dan menolak mengeluarkan zakat. Hal itu seperti yang diungkap oleh Ibnu Abbas. Disebutkan, ketika datang perintah zakat, Nabi Musa pergi menemui Qarun dan memerintahnya mengeluarkan zakat sebesar satu dinar dari setiap seribu dinar hartanya, satu dirham dari setiap seribu dirham, satu kambing dari setiap seribu kambing, dan seterusnya.
Setelah Qarun menghitung seluruh hartanya, ternyata jumlah zakatnya sangat besar. Kekikiran dan kegandrungannya pada harta pun mulai menghalangi hatinya untuk mengeluarkan zakat. Alih-alih mengeluarkan zakat, ia malah mengumpulkan sekelompok bani Israil dan mencoreng nama baik Nabi Musa. Ia berkata: “Selama ini kalian taat terhadap apa yang diperintahkan Musa. Tahukah kalian, sekarang Musa ingin mengambil harta kalian”. Mereka menjawab: “Engkau adalah pembesar dan pemimpin kami. Perintahlah kami apa pun yang engkau mau.” (Kitab Ruhul Bayan, jilid 6, hal. 435).
Baca juga: Kisah Qarun Menuduh Nabi Musa Berbuat Zina
Akibat kesombongan dan kekikirannya, Qarun pun ditenggelamkan ke dalam bumi.
Ibnu Abbas meriwayatkan, sampai hari Kiamat, Qarun akan ditenggelamkan bumi hingga lapisan ketujuh. Sementara Ibnu Juraij menyebutkan, setiap hari ia ditenggelamkan setinggi tubuhnya. Namun, walau sampai hari Kiamat, ia tidak akan sampai ke lapisan bumi paling bawah. (Kitab Al-Hidayah ila Bulugh al-Hidayah, jilid 8, hal. 5580).
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Kaliwungu Kota Santri