|
Prosesi Tedhak Siti Cucu Gus Dur |
Tedhak Siti, adalah
sebuah tradisi masyarakat Islam Jawa yang diajarkan oleh Walisongo sejak abad
15 M dan dilestarikan oleh Ulama-ulama setelahnya sebagai pewaris dakwah dari
Walisongo. Di setiap daerah, prosesi ini berbeda-beda nama dan sebutannya. Di
daerah Kaliwungu, Kendal dan sekitarnya disebut Tedhak Sitik (menginjak
tanah), di daerah Tegal dan sekitarnya biasa disebut Mudun Lemah (turun
ke tanah) dan lain sebagainya. Semua sebutan prosesi itu pada hakikatnya sama,
yaitu menginjakkan kaki seorang bayi pertama kalinya ke tanah.
Tradisi ini
dilihat dari segi prosesinya memang hanya sebagai proses peresmian pertama
kalinya seorang bayi menginjak tanah, setelah kira-kira 6 -7 bulan masih
digendong ibunya. Namun, kalau dilihat dari substansi prosesinya, maka akan
ditemukan nilai ibadah sosial yang sangat baik, yaitu berupa sedekah makanan, ada
yang berupa bubur cadil, bubur beras dan lain sebagainya serta berupa sedekah udhi’-udhi’an
(nyebar uang recehan). Walaupun yang dibagikan hanya sekedar sedekah bubur
cadil atau bubur beras, namun hal tersebut punya dimensi sosial yang tinggi.
Saya teringat sabda Rasulullah saw., “Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan sedekah
satu biji kurma.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Hal inilah
yang menjadi pokok dari ajaran para Walisongo untuk senantiasa saling berbagi
dan mempererat tali persaudaraan. Dengan berbagi inilah, seorang hamba (orang
tua si bayi) berusaha mensyukuri nikmat Allah swt., karena si jabang bayi
diberikan kesehatan sehingga bisa tumbuh sampai umur 6 - 7 bulan. Dari situ,
dimulailah proses penginjakan bayi ke tanah sebagai awal pengajaran seorang
bayi agar bisa berdiri dan berjalan. Prosesi ini juga dirangkai dengan
membagikan bubur dan menyebar uang recehan sebagai usaha mengamalkan perintah
Rasulullah saw. untuk senantiasa bersedekah dengan sesuatu yang sedikit sekalipun.
Alhamdulillah, pada hari
Ahad Pon tanggal 12 Shafar 1435 H atau bertepatan dengan tanggal 15 Desember
2013 M. puteri kami tercinta Lisana Sidqin Aliyya merayakan prosesi Tedhak
Siti sebagai bagian dari usaha kami meniru dan melestarikan tradisi
ulama-ulama Jawa dulu yang merupakan ajaran dari dakwah Walisongo. Di samping
itu, prosesi ini adalah sebagai bagian dari berbagi kebahagiaan kami kepada
kerabat dan sanak saudara dan rasa syukur kami kepada Allah swt. yang telah
memberikan kesehatan kepada puteri kami sehingga bisa tumbuh dan berkembang
dengan baik. Dengan berbagi kebahagiaan dan berbagi makanan (red. bubur cadil)
tersebut, mudah-mudahan menjadi bagian dari amal sedekah kami dan permohonan
doa kami kepada segenap kerabat dan sanak saudara, agar senantiasa si jabang
bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan penuh dengan limpahan rahmat,
inayah dan ridho Allah swt. Amien Ya Robbal ‘Alamin…
|
Mendoakan Puteri Tercinta |
|
Prosesi Udhi'-udhi'an |
al-Faqier
ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
16-12-13,
Kaliwungu Kota Santri
ADS HERE !!!