Tidaklah aneh apabila shalat sebagai salah satu rukun Islam menarik perhatian para pencatat sejarah dan ulama guna mengetahui asal-usul dan metode pengajarannya kepada masyarakat muslim. Shalat yang diwajibkan kepada umat Islam berbeda dengan shalat yang diwajibkan kepada kaum Ahli Kitab (kaum Nabi-Nabi terdahulu), Yahudi (kaum Nabi Musa) dan Nasrani (kaum Nabi Isa).
Sebagian penulis sejarah mengatakan bahwa kaum Yahudi juga melakukan sujud kepada Allah swt. dalam shalatnya. Tetapi, sujudnya berbeda dengan sujud umat Islam. Jika bersujud, orang Yahudi menempelkan pipi kirinya ke tanah, sehingga praktis pipi kanannya menghadap ke langit dan matanya juga melirik ke langit. Kaum Yahudi dipaksa bersujud ketika Allah swt. memerintahkan mengangkat Gunung Sinai di atas kepala mereka. Tujuannya adalah memaksa Bani Israil agar percaya kepada Allah swt., kekuasaan-Nya yang tidak terbatas, dan keesaan-Nya. Kecuali itu, agar mereka mau menerima ajaran Nabi Musa as.
Namun, tatkala menyaksikan gunung terangkat dan berhenti tepat di atas kepalanya, orang-orang Bani Israil gemetar ketakutan. Akibatnya, sambil memandang gunung itu, mereka pun bersujud. Mereka khawatir tertimpa gunung yang seolah-olah akan membinasakan mereka. Semua itu akibat keras kepala, pembangkangan, dan kecongkakan Bani Israil.
Semua peristiwa tersebut terkandung dalam surah Al-Baqarah tatkala Allah swt. berfirman kepada Bani Israil :
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّوْرَ خُذُوْا مَآ اٰتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوْا مَا فِيْهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Sinai) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah : 63)
Wallahu A’lam
Sumber : Ensiklopedia Al-Qur’an
ADS HERE !!!