Kisah ini dari Ustadz Ziad Bakhomis dari Habib Ali Al-Jufri ketika datang ke Tarim pada pernikahan putra pertama Habib Umar bin Hafidz.
Habib Ali Al-jufri ketika di usia belasan tahun mengabdikan dirinya kepada Habib Abdul Qadir Assegaf Jeddah yang beliau anggap sebagai salah satu Guru terpenting.
Saat itu pemuda Tarim bernama Habib Umar bin Hafidz datang pertama kali ke Jeddah mengunjungi Habib Abdul Qadir.
Singkat cerita, ketika sampai di Jeddah, Habib Umar datang ke sebuah Barrodah (seperti kulkas terbuka untuk minum air yang biasa ada di pinggir jalanan di Arab, lengkap dengan gelasnya). Ketika itu Habib Umar mengisi gelasnya dengan air dan kebetulan tali yang mengikat gelas dan mesin pendingin tersebut sangatlah pendek sehingga orang-orang minum dalam keadaan berdiri. Namun, tidak dengan Habib Umar ketika itu, beliau berusaha memaksakan dirinya untuk tetap duduk walaupun keadaan sulit untuk itu. Kejadian inilah yang diam-diam dilihat seorang anak bernama Ali Al-Jufri.
Ia kagum dan bertanya langsung kepada laki-laki yang baru pertama kali ia lihat itu: “Mengapa engkau lakukan itu?”
Habib Umar menjawab: “Ya, ini merupakan sunnah Rasulullah saw. dan aku tidak ingin luput dari sunnah beliau hanya karena seutas tali”.
|
Habib Umar bin Hafidz |
Dibuat kagum dengan jawaban tersebut, maka Habib Ali Al-Jufri datang kepada Gurunya Habib Abdul Qadir Assegaf dan menceritakan perihal yang terjadi. Maka Gurunya menjawab, “ia adalah Umar bin Muhammad bin Hafidz, seorang yang kelak akan memiliki martabat yang agung, kelak engkau ikutlah bersamanya”.
Sejak saat itu Habib Ali Al-Jufri kecil mulai jatuh cinta dengan Guru Mulia muda. Cinta karena Allah. Cinta karena satu sunnah Nabi saw. Terkadang ribuan kalimat yang kita ucapkan akan kalah dengan satu tauladan yang kita contohkan.
Semoga kita mendapatkan pelajaran berharga dari kisah ini dan membuat kita mulai untuk minum dengan tangan kanan dan dalam keadaan duduk.
Wallahu A’lam
Oleh: Habib Syarif Al-Jufri
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!