Dikutip dari penutup kitab Majma’ul Bahrain, karya Asy Syaikh Ma’ruf bin Muhammad Bajammal.
Diriwayatkan dalam sebuah atsar, bahwa Allah Ta’ala menghisab seorang hamba, ternyata keburukannya lebih berat. Maka dia diperintahkan untuk dibawa ke neraka. Ketika dia telah dibawa, Allah berfirman kepada Malaikat Jibril,
“Susullah hamba-Ku dan tanyalah, apakah dia pernah duduk di majelis orang alim ketika di dunia, agar Aku dapat mengampuninya dengan syafa’atnya?”
Maka Jibril bertanya kepada hamba itu, lalu dia menjawab, “Tidak pernah.”
Maka berkatalah Jibril, “Wahai Tuhan, Engkau lebih mengetahui keadaan hamba-Mu.”
Lalu Allah berfirman, “Tanyakanlah, apakah dia mencintai seorang alim?”
Maka Jibril pun bertanya kepadanya, lalu dia menjawab, “Tidak.”
Allah berfirman lagi, “Wahai Jibril tanyakanlah, apakah dia pernah duduk satu meja dengan orang alim?” Jibril pun bertanya kepadanya, tetapi dia menjawab, “Tidak.”
Lalu Allah berfirman lagi, “Wahai Jibril, tanyakanlah nama dan nasabnya. Jika namanya sama dengan nama seorang alim, maka dia akan Aku ampuni.”
Maka Jibril bertanya kepadanya, tetapi ternyata tidak sama.
Kemudian Allah berfirman kepada Jibril, “Peganglah tangannya dan masukkan dia ke dalam surga, karena dia mencintai seseorang yang mana orang itu mencintai seorang alim.”
Lalu diapun diampuni dengan keberkahan mencintai orang yang mencintai orang alim.
Wallahu A’lam
Dikutip dari kitab Manhajus Sawi, karya Al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!