Berkata Abu Naim dalam kitab Al-Hilyah: Bercerita kepada kami Ubaidullah bin Muhammad, dari Muhammad bin Yahya, dari Ahmad bin Manshur, dari Ahmad bin Jamil, katanya berkata Sufyan bin Uyainah: “Pada waktu saya tawaf di Baitullah, tiba-tiba saya melihat seorang yang sedang memimpin satu rombongan jama’ah mengerjakan tawaf.
Saya bersama orang yang berdiri di sekelilingku memperhatikan lelaki itu. Ada di antara mereka yang berkata: “Lelaki yang memimpin rombongan yang tawaf itu nampaknya seorang yang ikhlas dan berilmu”. Kami perhatikan dia bahkan kami ikuti ke mana dia pergi.
Lelaki itu pergi ke Maqam Ibrahim kemudian mengerjakan sholat di situ. Selesai sholat dia menengadahkan kedua tangannya dan berdoa. Setelah itu dia melihat ke arah kami dan berkata: “Tahukah kamu apa kata Tuhanmu?”. Kami menjawab: “Tidak”. Dia berkata: “Tuhanmu berfirman: ‘Aku adalah raja’. Kamu mendakwa diri sebagai raja.”
Kemudian dia memalingkan wajahnya ke arah kiblat, menengadahkan kedua tangannya sebagai tanda berdoa. Kemudian dia berpaling kepada kami dan berkata: “Tahukah kamu apa kata Tuhanmu?”. Kami menjawab: “Tidak”. Dia berkata: “Tuhanmu berfirman: ‘Akulah yang Maha Hidup dan tidak akan mati untuk selamanya’. Kamu mendakwa dirimu hidup dan tidak akan mati.”
Setelah itu dia menghadap ke arah kiblat dan berdoa. Selesai berdoa dia berpaling kepada kami sambil berkata: “Tahukah kamu apa kata Tuhanmu?”. Kami menjawab: “Tidak”. Dia berkata: “Tuhanmu berkata: ‘Akulah Tuhan yang apabila menghendaki sesuatu, jadilah, maka akan jadi’. Adakah di antara kamu yang mengaku apabila menginginkan sesuatu, jadilah, terus akan jadi?”.
Kata Ibnu Uyainah lagi: “Kemudian dia pun pergi dan kami tidak melihatnya lagi. Setelah itu saya berjumpa dengan Sufyan As-Tsauri dan dia berkata: “Barangkali lelaki itu adalah Nabi Khidir atau wali Allah yang lain”.
Wallahu A’lam
Sumber: Syaikh Ibnu Hajar Al-Asqalani
ADS HERE !!!