"Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah dicabutnya ilmu (wafatnya para ulama), banyak terjadi gempa (bencana), waktu berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, maraknya al-haraj (yaitu pembunuhan) dan harta melimpah ruah kepada kalian." (HR. Bukhari)
"Tidak akan terjadi hari kiamat sampai harta benda melimpah ruah, munculnya berbagai macam fitnah dan maraknya kekacauan." Para sahabat bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan kekacauan itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Peperangan, peperangan, peperangan." Beliau mengucapkan sebanyak tiga kali.” (HR. Ibnu Majah)
"Sesungguhnya sebelum mendekati hari kiamat ada beberapa hari yang didalamnya ilmu dihilangkan (wafatnya para ulama), kebodohan (agama) merajalela, dan banyaknya al-harj (al-harj adalah pembunuhan)." (HR. Muslim)
"Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, dunia tidak akan lenyap hingga suatu masa mendatangi manusia dimana orang yang membunuh tidak mengerti karena alasan apa ia membunuh dan orang yang terbunuh juga tidak mengerti atas dasar apa ia dibunuh." (HR. Muslim)
"Sesungguhnya di antara (tanda-tanda) hari Kiamat adalah terjadinya kekacauan." Abu Musa berkata, saya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan kekacauan?" beliau menjawab: "Pembunuhan." Sebagian kaum muslimin lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, dalam satu tahun ini kami telah membunuh kaum musyrikin begini dan begini." Maka Rasulullah saw. bersabda: "Bukannya membunuh kaum musyrikin, akan tetapi kalianlah (umat Islam) yang akan saling bunuh sesama kalian, sehingga seseorang membunuh tetangganya, anak pamannya, dan kerabat dekatnya sendiri." Sebagian yang lain lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, meskipun saat itu para ulama masih bersama kami!” Rasulullah saw. menjawab: "Tidak, para ulama akan diwafatkan lalu diganti dengan orang-orang yang hina dan bodoh." (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah saw. bersabda: "Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia. Pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara." Lalu beliau ditanya, "Apakah Ruwaibidlah itu?" beliau menjawab: "Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan orang banyak (umat)." (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh kelak kalian akan dipilah-pilah sebagaimana kurma di pilah-pilah dari yang mentah. Karena itu, orang-orang yang terbaik di antara kalian akan pergi (wafat) dan yang tersisa adalah orang-orang yang jahat di antara kalian.” (HR. Ibnu Majah)
"Nanti, diantara umatku akan muncul satu kaum yang mempunyai amalan yang jelek, mereka membaca Al-Qur’an tapi bacaan mereka tidak sampai melewati tenggorokan mereka (tidak dihayati)." (HR. Ahmad)
"Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al-Qur’an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian dibandingkan dengan shalat mereka. Juga puasa kalian dibandingkan dengan puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur’an dan mereka menyangka bahwa Al-Qur’an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al-Qur’an (yang dibaca) mereka itu adalah (bencana) bagi mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya.” (HR. Muslim)
"Sesungguhnya dari keturunan orang ini (kaum khawarij) akan muncul orang-orang yang membaca Al-Qur’an dan tidak melewati tenggorokan mereka (tidak dihayati), mereka melesat dari agama seperti melesatnya anak panah dari busurnya. Mereka akan membunuh orang-orang Islam dan membiarkan penyembah berhala (non-Islam). Sungguh, apabila aku menjumpai (zaman) mereka niscaya akan aku perangi mereka seperti memerangi kaum 'Ad.” (HR. Nasa’i)
"Akan muncul sekelompok kaum pada akhir zaman di dalam umat ini (umat Islam), mereka membaca Al-Qur’an namun tidak melampaui kerongkongan atau tenggorokan mereka (tidak dihayati), ciri-ciri mereka berkepala gundul, jika kalian melihat mereka atau bertemu dengan mereka maka perangilah." (HR. Ibnu Majah)
"Di akhir zaman nanti akan muncul suatu kaum yang usianya masih muda-muda, pemikiran mereka sangat dangkal, mereka berkata dengan perkataan sebaik-baik makhluk (pandai berbicara) dan iman mereka tidak melebihi tenggorokan mereka.” (HR. Ibnu Majah)
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Sumber: Lidwa Pustaka
ADS HERE !!!