Nabi Yahya as. dilahirkan saat orang tuanya sudah berusia lanjut, Nabi Yahya lahir pada tahun 7 SM merupakan anak satu-satunya Nabi Zakaria as. Ibunya bernama Isya adalah saudara perempuan Hannah istri Imran, ibunya Maryam.
Sejak kecil Nabi Yahya sudah diajari dan hafal ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab Taurat dan Zabur, sehingga terpelihara dari perbuatan syirik dan maksiat, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an:
“Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa.” (QS. Maryam/19: 12-13)
Nabi Yahya selama hidupnya tidak pernah berbuat salah, banyak berbakti dan berbuat baik terhadap kedua orang tuanya, tidak keras dan takabur. Beliau seorang yang tawadu' dan lemah lembut, diberi penghormatan dan keselamatan oleh Allah swt., serta dihindarkan dari bahaya dan penyakit. Pada waktu lahir, wafat dan hari kiamat, beliau dibangkitkan kembali dengan kemuliaan di hadapan Tuhannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qu'an:
“Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam/19: 14-15)
Nabi Yahya diangkat Allah swt. menjadi nabi pada tahun 27 M. Ia membantu ayahnya berdakwah dengan mengingatkan kaumnya dan para pemimpin Bani Israil yang melanggar hukum Taurat. Ia sangat berani menegakkan kebenaran dan memberlakukan hukum agama dengan tegas. Ia selalu menganjurkan agar kaumnya yang berdosa segera bertobat. Pertobatan ini ditandai dengan dipermandikan (dibabtis) di sungai Yordan. Karena itu, Yahya dijuluki Al-Ma‘madan (pembaptis)
Nabi Yahya dan Nabi Zakaria Wafat
Nabi Yahya hidup pada masa Yerusalem berasa di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi (4 SM - 39 M) dan Herodus sebagai penguasanya. Suatu ketika Raja Herodus berencana menikahi anak tirinya (Herodia), dan Nabi Yahya mengetahui rencana itu. Maka beliau mengeluarkan fatwa larangan, karena menurut hukum Taurat haram hukumnya menikahi anak tiri. Herodia tidak ingin pernikahannya gagal, maka ia meminta Raja Herodus untuk membunuh Nabi Yahya. Akhirnya Raja Herodus menangkap dan memenjarakan Nabi Yahya, kemudian membunuhnya untuk memenuhi permintaan kekasihnya (anak tirinya).
Nabi Yahya dan ayahnya (Nabi Zakaria) dianggap menghalangi kemauan raja, kemudian keduanya dibunuh. Mula-mula Nabi Yahya lebih dahulu dibunuh, kemudian atas izin Allah Nabi Zakaria masuk ke dalam suatu pohon yang waktu itu membelah diri menjadi dua, lalu Nabi Zakaria masuk ke dalam pohon itu, setelah Nabi Zakaria masuk ke dalamnya, maka pohon itu menutup kembali seperti semula.
Petugas raja mencari-cari Nabi Zakaria, tetapi di tempat persembunyiannya tidak diketemukan. Maka mereka berpendapat bahwa Nabi Zakaria pasti mempunyai sihir dan tentulah ia berada dalam pohon itu untuk bersembunyi. Pohon itu pun digergajinya, maka matilah Nabi Zakaria di dalamnya karena terpotong gergaji menjadi dua.
Demikian riwayat rasul Allah dalam mempertahankan hukum Allah. Karena kerasnya mempertahankan hukum Allah, ia terbunuh menjadi syahid.
Wallahu A’lam
Sumber : Buku “Riwayat 25 Nabi dan Rasul”
ADS HERE !!!