Mursyid kami tercinta, Habib Syekh Sayyid Abdurrahim Assegaf Puang Makka menceritakan kepada kami ketika pengajian Takhassus di Rumah Dzikir dan Dakwah Darul Ahsan Jl. Baji Bicara No. 7 Makassar, Sulawesi Selatan.
Beliau berkata: “Wallahi, Wabillahi! Saya bermimpi berada di daerah padang pasir yang tandus, di tengahnya ada sebuah bangunan berbentuk kotak persegi, modelnya seperti rumah kebanyakan di Timur Tengah.
Saya melihat di sekeliling rumah tersebut berkumpul ribuan orang, lalu saya bertanya pada beberapa orang yang ada di situ, kenapa banyak sekali orang yang berkumpul di sekitar rumah? Mereka menjawab bahwa di dalam rumah ini ada Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam.
Saya pun berupaya untuk mendekati rumah tersebut dari arah depan, namun begitu padatnya kerumunan orang sehingga saya tidak berhasil mendekatinya. Lalu saya berjalan memutar melawan arah jarum jam, tetapi di samping kiri dan kanan rumah itu sama padatnya. Kemudian muncul dalam pikiran saya untuk mengitarinya dan bergegas berjalan bagaikan orang yang sedang bertawaf.
Akhirnya, saya sampai ke bagian belakang rumah tersebut dan ternyata tidak ada seorang pun yang ada di situ. Di bagian belakang rumah terdapat pintu kecil yang tertutup rapat.
Saya berusaha mendekat ke arah pintu tersebut, jarak saya dengan pintu sekitar 4 meter. Tak lama kemudian, tiba-tiba pintu itu terbuka dan yang membuka adalah guru saya tercinta MAULANA HABIB LUTHFI BIN ALI BIN HASYIM BIN YAHYA.
Beliau memakai celana panjang putih, baju kaos putih tanpa kerah sambil tersenyum kepada saya dan tanpa sadar saya berteriak Abaaah……., seraya mendekati beliau dan mencium perutnya. Abah pun menaikkan telunjuk dan merapatkan ke mulutnya sebagai isyarah hendaknya saya diam/tidak berteriak.
Saya memeluk beliau, kemudian beliau mengangkat tangannya dan memegang ubun-ubun saya tanpa bicara. Berselang beberapa menit beliau memberi isyarah dengan menepis tangannya agar saya meninggalkannya. Saya pun mundur 2 langkah, lalu beliau menutup pintu tersebut.
Setelah mengalami mimpi yang sangat indah dan sakral, akhirnya saya terbangun seiring dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an pertanda masuknya waktu sholat Subuh.
Mimpi ini saya pendam tanpa memberi tahu kepada siapa pun, akan tetapi hati ini bergejolak tak terbendung untuk berbagi cerita kepada yang lain. Untuk menanyakan takwil mimpi saya sekaligus lepas kangen dengan Abah Luthfi, akhirnya saya memutuskan ke Pekalongan bertemu langsung dengan beliau.
Beliau menerima saya dalam kamarnya seorang diri yang berada di lantai 2, saat itulah saya menyampaikan perihal mimpi yang saya alami sekaligus menanyakan takwilnya.
|
Habib Puang Makka dengan Habib Luthfi |
Setelah mendengar cerita saya, beliau hanya tersenyum sambil memeluk saya, dalam pelukan beliau saya bertanya apakah mimpi ini boleh disampaikan kepada orang lain? Karena kalau saya sampaikan takut nantinya akan menjadi fitnah.
Beliau tertunduk sambil membaca shalawat, beberapa menit kemudian beliau berucap: “Silahkan! Habib Puang boleh menyampaikan kepada orang lain.”
Hanya itu ucapan beliau, adapun mengenai ta’wil saya tidak berani menyimpulkannya karena beliau juga tidak memberi komentar. Selanjutnya saya pamit untuk kembali ke Makassar.
Wailallahi Turja’ul Umur
Kutipan Penjelasan Mursyid kami (Habib Syekh Sayyid A. Rahim Assegaf Puang Makka) kepada kami. Malam Minggu 12 Rabiul Awwal 1441 H, 9 November 2019.
Penulis: H. Ibrahim S Tiro, Humas Jam’iyah Khalwatiyah Makassar.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!