Mbah Maksum Lasem dikenal sebagai kiai yang penuh karomah. Banyak kisah yang menegaskan Mbah Maksum sebagai kekasih Allah, salah satunya pernah ditemui Nabi Muhammad. Beliau mendirikan Pesantren Al-Hidayat Lasem setelah berhenti berdagang, karena mendapatkan petunjuk yang langsung ditemui Nabi Muhammad.
Mbah Maksum bersahabat dekat dengan para kiai besar di Nusantara. Salah satunya adalah KH.M. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Chasbullah, dan lainnya. Makanya, tidak salah Mbah Maksum masuk sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Beliau sangat cinta dengan NU, dan mengajak santri-santrinya untuk berjuang di NU.
Prinsip hidup Mbah Maksum itu moderat, persis dengan jalan perjuangan NU. Makanya, semua yang ada di sekitar Mbah Maksum begitu senang dengan kehadiran beliau. Salah satunya adalah warga Tionghoa, karena masyarakat Tionghoa banyak yang hidup di Lasem. Mbah Maksum tetap menjaga hubungan baik dengan mereka, tanpa diskriminasi.
Ini dikisahkan oleh putri Mbah Maksum, yakni Ibu Nyai Azizah Maksum. Sebelum mendirikan pesantren, kisah Nyai Azizah, Mbah Maksum membangun tujuh masjid yang ada di Lasem. Mbah Maksum ngaji keliling di masyarakat, dari satu desa ke desa lain di Rembang dan Lasem. Mbak Maksum sangat akrab dengan masyarakat, termasuk dengan warga Tionghoa.
Suatu hari, ada warga Tionghoa yang mengeluh. Ada apa? Ternyata buah mangga miliknya sering hilang karena diambil para santri. Tahu keluhan warga Tionghoa ini, Mbah Maksum segera menelusuri siapa santri yang melakukan itu. Ketika sudah diketahui, maka dipanggillah santri itu, juga warga Tionghoa.
Santri yang mencuri mangga Tionghoa itu kemudian dihukum Mbah Maksum. Santri itu disuruh nungging, lalu dipukul bokongnya. Warga Tionghoa menyaksikan itu di depannya. Santri itu juga disuruh meminta maaf. Dengan itulah, Mbah Maksum mendidik santrinya, sekaligus menjaga hubungan harmonis dengan warga Tionghoa.
|
Komplek Makam Mbah Maksum Lasem |
Membangun hubungan harmonis dengan semua warga tanpa diskriminasi inilah yang selalu diajarkan Mbah Maksum, sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad. Islam adalah rahmat bagi semua. Ini juga yang dipegangi putra beliau, KH. Ahmad Syakir Maksum yang melanjutkan perjuangan Mbak Maksum di Lasem. Langkah yang sama juga dipegang teguh oleh KH. Muhammad Zaim Ahmad Syakir Maksum, cucu Mbah Maksum yang sekarang menjadi panutan warga di Lasem, termasuk warga Tionghoa.
Wallahu A’lam
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!