Hari ini, tanggal 5 Oktober 2019, telah terjadi sebuah peristiwa langka. Berikut laporannya :
NAMA: KI AGENG DEMANG JOYO MURTOYO
LAHIR: YOGYAKARTA, TAHUN 1691 M.
WAFAT: SENIN KLIWON, 22 JANUARI 1781 M./26 MUHARAM 1195 H.
Pada pukul 10.00 WIB, hari Sabtu Pon, tanggal 5 Oktober 2019 M. bertepatan dengan tanggal 7 Shofar 1441 H., datang sebuah rombongan orang dari Desa Mantub Kec. Jaken, Kab. Pati, Jawa Tengah, yang dipimpin bapak Fatchurrozi, bersilaturrohmi ke Kediaman KH. Nur Hamim Adlan di Pondok Pesantren Nahrul Ulum Kelurahan Purbosuman, Ponorogo, Jawa Timur.
Adapun tujuan pokok rombongan ini sowan kepada mbah Yai Hamim adalah melaporkan adanya rasa penasaran warga desa Mantub, kecamatan Jaken, kabupaten Pati, provinsi Jawa Tengah yang menemukan jenazah yang masih kuat kain kafannya, juga putih bersih tidak berlumpur. Hanya saja jasadnya tinggal tulang dan kulit badan. Mereka penasaran dan ingin tahu siapa adanya jenazah tersebut.
Dan menurut KH. Nur Hamim Adlan Pengasuh Pondok Pesantren Nahrul Ulum, jasad yang diketemukan tersebut bernama: KI AGENG DEMANG JOYO MURTOYO.
Agar semua mantap dan merasa adakah pengaruh pada jiwa raga, maka diajaklah para tamunya (seluruh rombongan yang sowan tersebut) untuk mengheningkan cipta dengan amalan dzikir yang telah diperintahkan KH. Nur Hamim Adlan.
Setelah sekitar 1 jam, rombongan semuanya merasa seperti dalam ruangan AC. Terasa dingin dan haru, sehingga semuanya berlinang air mata.
KH. Nur Hamim Adlan melanjutkan pembicaraan, dari hasil talaqi ruhani (perjumpaan ruh) dengan Ki Ageng Demang Joyo Martoyo, insya Allah beliau masih ada keturunan dari Sultan Agung, Kasultanan Jogja, Yogyakarta.
Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo domisili waktu hidupnya di Desa Waru Kecamatan/Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Diakui oleh Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo, beliau tidak dapat membaca Al-Qur'an apalagi tulisan Arab, hanya saja beliau setiap hari tidak pernah meninggalkan membaca Syahadatain (Asyhadu Anlaa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah) sebanyak 1000 kali sampai akhir hayatnya.
Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo bukan ulama apalagi kyai, namun di dalam mengemban kepemimpinan terkenal arif bijaksana, tidak pernah menghukum rakyatnya. Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo tekun ibadah, ahli khalwat dan ahli thariqah.
Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo memiliki ilmu Sepi Angin dan Thoyul Ardhi (melempit bumi). Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo juga punya kelebihan berjalan di atas air. Sehingga sering berjamaah sholat fardlu, khususnya sholat Jum'ah di Makkah dengan menunggang kuda.
Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo tidak pernah berpisah dengan kudanya waktu bepergian. Ki Ageng Joyo Murtoyo juga tidak pernah membawa pengawal setiap bepergian kemanapun. Waktu beliau bepergian, kudanya yang menjaga keamanan Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo waktu tidur dan istirahat.
|
KH. Nur Hamim Adlan bersama Gus Dur |
Kedatangan Ki Demang Joyo Martoyo di Mantub sebenarnya membuktikan ISYAROH dalam mimpi ada sumur tua yang dalam dan airnya jernih nan harum mewangi, (yang berada sekitar 100 meter dari makam arah barat daya).
Menurut penuturan orang tua yang diketahui dalam mimpi Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo (insya Alloh Nabi Khidir) yang sudah jelas arahnya. Ketika telah dekat yang akan dituju, Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo merasa pening kepala yang luar biasa, dan diikatlah kendali kuda beliau di pohon mengkudu (sekarang ada di dekat makam Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo). Beliau berbaring telentang dengan menyedekapkan dua tangan diatas ulu hatinya dengan berucap: ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLOH, Malaikat Izrail mencabut nyawa Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo.
Dan dengan keajaiban dan karomah beliau, anak dan istrinya diajak menuju isyaroh yang diketahui dalam mimpinya. Dan ketika sakaratul maut berpesan apabila menghendaki ajal, supaya jenazahnya dikebumikan di tempat beliau sakaratul maut.
Demi kecintaan keluarga pada Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo ditunggulah kuburnya selama 100 hari/malam. Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo berwasiat (waktu sakaratul maut) pada keluarganya: kelak kalau kudanya mati agar dikubur di samping kubur Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo.
Karomah Ki Ageng Demang Joyo Murtoyo Yang Unik
Beliau sangat sakti. Kalau kita amati di sekitar makam beliau ada 2 (dua ) batu besar, ini adalah upaya menangkap halilintar dan dihimpit dengan dua batu besar, yang sampai sekarang tidak ada orang yang dapat memecah untuk bangunan.
Wallahu A’lam
Sumber: pespurbosuman.wordpress.com