Dalam kitab Thaharah al-Qulub wa al-Khudlu’ li ‘Allam al-Ghuyub, di bab “fî al-Isti’anah wa Dzikr Ramadhan”, Sayyid Abdul Aziz al-Darani (w. 697 H) memberikan nasihat kontemplatif agar manusia lekas bertobat. Berikut nasihatnya:
“Wahai hamba-hamba pendosa, inilah saatnya inabah (tobat). Wahai hamba-hamba yang lalai dari kebenaran, padahal telah dibukakan pintunya. Bersiaplah kalian untuk diterima, karena sekarang (Ramadhan) adalah waktunya pengijabahan (dikabulkan). Adam, ayah kalian, menangis karena satu dosa selama tiga ratus tahun (maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai mata).”
“Wahai hamba-hamba yang melakukan dosa, waspadalah atas ketergelinciran. Sebab, (sebuah kesalahan) bisa membuat orang yang mencintai mengatakan: (inilah perpisahan antara aku dan engkau) [QS. Al-Kahf: 78]). Bencana terbesar adalah perjalanan kendaraan menuju negeri Sang Kekasih (Allah yang Maha Mencintai) sementara dalam perjalanan mereka telah menyia-nyiakan waktu.”
“Wahai orang yang dahulu punya hati yang sehat lantas sakit. Ingatlah kesalahanmu! Dulu, alangkah bagusnya hatimu dan begitu jernihnya minumanmu, maka perbanyaklah kesedihan atas musibah. Tidak ada alasan lagi bagimu kini selain menetapi pintu dokter (penyembuh). Jika engkau tidak dapat berobat, menangislah! Karena tangisan adalah modal manusia yang fakir.” (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thaharah al-Qulub wa al-Khudlu’ li ‘Allam al-Ghuyub, hal. 154-155)
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
ADS HERE !!!