Dahulu ada seorang yang begitu rajin beribadah. Ia giatkan dirinya untuk melakukan banyak peribadatan kepada Allah baik di siang maupun malam hari. Sebagian besar waktu hidupya benar-benar ia habiskan untuk berdekat-dekat dengan Tuhannya.
Hanya saja ada satu sikap yang tak baik dari ahli ibadah itu; ia suka membuat orang berputus asa dari mendapatkan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Terhadap orang-orang yang masih suka bermaksiat ia suka menakut-nakutinya dengan siksaan api neraka. Kepada mereka ia sampaikan bahwa Allah tak mau mengampuni dosa mereka, mereka jauh dari rahmat Allah, mereka adalah ahli maksiat yang tak termaafkan, dan lain sebagainya.
Singkat cerita ketika sang ahli ibadah ini meninggal dunia ia bertanya kepada Allah, “Tuhanku, apa bagianku dari sisi-Mu?”
Allah menjawab, “Bagianmu adalah neraka!”
Mendengar jawaban Allah ini sang ahli ibadah protes, “Neraka? Di mana ibadah-ibadahku? Kemana kesungguhanku dalam mengabdikan diri kepada-Mu? Mengapa semua itu dibalas dengan neraka?”
Atas protesnya ini Allah menjawab, “Wahai hamba-Ku, dulu waktu engkau hidup di dunia engkau memang begitu bersemangat beribadah kepada-Ku. Namun di sisi lain engkau begitu suka memutus-asakan orang-orang dari mendapatkan rahmat-Ku. Maka sekarang Aku putusasakan kamu dari mendapatkan rahmat-Ku.”
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah, “Seorang yang ahli maksiat yang mengharap rahmat Allah lebih dekat kepada Allah daripada seorang ahli ibadah yang memutusasakan orang dari rahmat Allah.”
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
ADS HERE !!!