“Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am : 118)
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.” (QS. Al-An’am : 121)
Ayat-ayat diatas merupakan syarat bagi seorang muslim ketika menyembelih hewan. Namun di balik perintah tersebut sebenarnya terdapat hikmah dan manfaat pelaksanaannya. Berbagai penelitian telah membuktikan soal hikmah dibalik penyembelihan hewan dengan mengucapkan basmalah dan takbir. Akan tetapi, dari sekian penelitian terhadap perintah Allah tersebut dapat di tarik dua manfaat besar, yaitu : Pertama, untuk menghilangkan mikroba dalam daging. Sebagaimana penelitian tiga puluh Profesor spesialis di berbagai bidang berbeda dalam ilmu kedokteran di salah satu Universitas di Suriah menyimpulkan bahwa uji coba laboratorium membuktikan bahwa serat daging yang disembelih tanpa Bismillah dan Takbir selama tes uji serat dan perkembangbiakan bakteri ini penuh dengan kuman dan darah yang tertahan dalam daging, sementara daging yang disembelih dengan Bismillah dan Takbir benar-benar bebas dari bakteri dan steril tidak mengandung darah yang tersisa/tertahan. Kedua, untuk meminimalisir rasa sakit hewan yang disembelih. Sebagaimana statement salah seorang dokter bedah Eropa, Lord Horder, bahwa “Hewan kehilangan kesadaran seketika itu juga (ketika penyembelihan), sulit untuk membayangkan bahwa ada cara lain untuk merealisasikan kematian lebih cepat dan tanpa rasa sakit dibandingkan cara ini (penyembelihan Islami).
Cara penyembelihan menurut syari’at Islam terdapat beberapa hikmah yang terkandung di dalamnya. Di antaranya, sebagaimana telah terbukti kebenaran hadits Nabi saw. melalui penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Schultz dan Dr. Hazim dari Hannover University, Jerman, tentang cara penyembelihan yang paling baik adalah yang sesuai syari’at Islam.
Dalam penelitian tersebut, kedua peneliti berusaha untuk membandingkan antara penyembelihan secara Islami dengan penyembelihan cara Barat (non Islami), yaitu dengan cara membuat pingsan ternak itu terlebih dahulu, baru disembelih (dalam keadaan pingsan), sehingga tidak menimbulkan kesakitan pada binatang. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa setelah proses pemingsanan (cara Barat), tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG (titik sakit pada permukaan otak), sedangkan ECG (titik sakit pada jantung) turun secara drastis. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang luar biasa yang diderita oleh ternak, karena pukulan yang dilakukan untuk pemingsanan. Pada saat disembelih, darah yang keluar dari ternak yang dipingsankan hanya sedikit. Sebab, pada saat terjadi pemingsanan, jantung ternak berhenti berdetak lebih awal sehingga tidak mampu menarik darah dari organ-organ tubuh dan memompanya keluar dari tubuh melalui sayatan sembelihan. Akibatnya, darah membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat).
Sedangkan pada cara penyembelihan secara Islami, diperoleh hasil bahwa tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti, tidak ada indikasi rasa sakit. Juga tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya. Hal ini terjadi karena jantung menarik sebanyak mungkin darah yang ada dalam organ tubuh dan dikeluarkan melalui leher yang disembelih. Dari penelitian tersebut, kedua peneliti ahli itu menerjemahkan bahwa pada penyembelihan secara Islami, tidak terjadi rasa sakit sama sekali pada hewan yang disembelih. Selain itu, karena darah yang terpompa keluar dari seluruh organ tubuh maksimal, maka daging yang dihasilkan berkualitas bagus dan sehat.
Wallahu A’lam
ADS HERE !!!