Pada tahun 2018, ditemukan semacam benda yang berbentuk nisan di dalem (kediaman) Gus Miek Ploso Mojo Kediri yang terpendam cukup lama. Disitu bertuliskan “makam Kyai Hamim Jazuli Gus Miek.” berdoalah meminta hanya kepada Allah.”
Dengan peristiwa ditemukannya benda ini, ketika saya (Ahmad Nazili Malang) menghadiri Sema’an Al-Qur’an Jantiko Mantab rutin Jum’at pon untuk daerah Kabupaten Trenggalek yang waktu itu bertepatan tanggal 2 Ramadhan 1439 H, atau tanggal 18 Mei 2018 M, lokasi Sema’an berada di makam Mbah Mesir desa Semarum Durenan Trenggalek.
Saya memberanikan diri untuk sowan dan bertanya kepada Gus Tijani Robeth Syaifun Nawas (Putra Gus Miek yang nomor 3 ).
“Gus, nembe niki ditemoaken nisan ten dalem Ploso, nopo leres niku makomipun Gus Miek? ”
(Gus, baru-baru ini ditemukan semacam nisannya Gus Miek di kediaman Ploso, Apa benar itu makamnya?
“Dudu (bukan),” jawab Gus Robeth.
“Nopo Gus Miek nate sedo sak derengeipun?” tanya saya
(Apakah Gus Miek pernah wafat sebelumnya?)
“Tau, nang Palembang tahun 1975.” jawab Gus Robert.
(Pernah di Palembang tahun 1975 M)
|
Inilah nisan Gus Miek saat wafat di Palembang |
Mengenai makamnya Gus Miek yang ada di Palembang, penulis sendiri belum mengetahui keberadaannya. Yang jelas untuk menguatkan bahwa Gus Miek pernah berada di pulau Sumatera, ada sebuah kisah lagi. Ini saya dapatkan dari Gus Syauqi Jember. Begini kisahnya:
Ada seorang yang sowan (berkunjung) ke kediaman Gus Syauqi Jember dan dia bercerita bahwa dia pernah diajak kyainya dari daerah Banyuwangi untuk pergi ke pulau Sumatera, tidak disebutkan daerah mana. Setibanya di sana, santri ini diajak sowan dan bertemu dengan Gus Miek.
Lalu santri ini bertanya kepada Gus Miek : “Lho panjenengan nopo leres Gus Miek?. Apakah Anda benar Gus Miek?”
“Ya,” jawab Gus Miek.
Santri bertanya lagi: “Panjenengan kok ten mriki Gus, wonten nopo?” (Anda kok di sini, ada apa Gus?)
“Aku neng kene sik suwe, sebabe nang kene isih akeh buthone”. jawab Gus Miek.
(Saya di sini masih lama, karena di sini banyak butho [makhluk halus]nya.)
Itulah sosok Gus Miek. Selalu ada hikmah dari kisah para wali Allah. Gus Miek meninggal pertama pada tahun 1975, sedangkan yang kedua tahun 1993.
Wallahu A’lam
Penulis: Ahmad Nazili, Malang.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!