“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR. Ibnu Hibban)
Miskin kaya sudah ada yang mengaturnya. Dan sosok Abdurrahman bin Auf adalah profil seorang sahabat Nabi yang selalu gagal jadi orang miskin. Jika tiba-tiba kondisi ekonomi “down”, saya selalu terhibur (kembali bersemangat) mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, “Abdurrahman bin Auf akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya. Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama”.
Maka mendengar ini, Abdulrahman bin Auf pun berpikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk surga lebih awal.
Setelah perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh. Abdurrahman bin Auf pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus.
Semuanya bersyukur. Alhamdulillah. Kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf. Para Sahabat Nabi gembira. Abdurrahman bin Auf pun juga gembira. Sahabat lain sungguh gembira, sebab semua dagangannya laku. Abdurrahman bin Auf gembira juga, sebab berharap jatuh miskin!
Masya Allah! Hebat seorang Abdurrahman bin Auf. Coba kalau kita? Bisnis goyang dikit, sudah teriak tak tentu arah. Abdurrahman bin Auf merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
Namun. Masya Allah! Rencana Allah SWT itu memang terbaik. Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk. Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah kurma busuk! Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa. Akhirnya, Abdurrahman bin Auf pun melepaskan semua kurma busuknya pada utusan Raja Yaman tersebut dan ia dapat untung besar.
Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal.
|
Makam Abdurrahman bin Auf |
Jadi, yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk? Allah Subhanahu wa ta’ala lah yang memberi rezeki.
Pelajaran dari kisah ini sangat spesial buat kita, sebab kisah ini membuat kita harus yakin bahwa rezeki itu mutlak dari Allah. Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.
Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita, untuk lebih mengutamakan urusan kepada Allah dibanding urusan dunia yang sementara ini. Amin.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!