الحمد لله رب العا لمين والعاقبة للمتقين اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا رسول الله اللهم صل وسلم على سيد نا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين اما بعد
Berkenaan dengan makam tua yang baru saja diketemukan oleh Moch Dofar (Pekerja dimakam Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i) di dekat makam Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i di daerah Trikora 4, Bintan, berikut inilah penjelasannya:
Dahulu, wilayah ini dipimpin oleh seorang Jendral Cina. Setelah daerah ini ditaklukkan oleh Maha Patih Gajah Mada, sang jendral tetap diberi izin untuk memerintah daerah yang penuh aman damai ini. Saat itu, tempat ini merupakan sebuah pasar besar yang banyak pertokoan, hiruk-pikuk perdagangan yang tiada henti, layaknya sebuah Pelabuhan Internasional. Dan semua orang mengenal siapa adanya seorang ulama besar yang bernama Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i.
Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i terkenal sebagai Tokoh Lintas Agama, seorang tokoh pemersatu masyarakat. Semua orang hormat pada beliau. Semua orang suka pada beliau. Semua orang membutuhkan beliau. Termasuk sang pemimpin wilayah ini, dialah sang Jendral Cina tersebut. Walaupun saat itu sang jendral ini masih menganut agama Budha.
Sang jendral Cina ini mendapatkan kepercayaan dari Sang Maha Patih Gajah Mada Majapahit, untuk tetap menjadi Adipati Uban daerah ini (Uban berasal dari Abwan, yang berarti tokoh yang dikultuskan). Dan sang jendral Cina ini sangat salut pada kebijakan Majapahit dan beliau pun mempertahankan tempat ini atas kebijaksanaan kerajaan Majapahit.
Dan dengan dipilihnya beliau menjadi pemimpin daerah ini, terciptalah suasana aman dan damai, sebab beliau memerintah dengan sangat adil dan bijaksana. Walaupun beliau saat itu masih menganut agama Budha, namun rasa hormat dan ta'dzimnya kepada Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i sungguh luar biasa. Wibawa Syekh Baba ini memang luar biasa, jangankan manusia biasa, makhluk gaib pun dari bangsa Jin dan Syetan pun turut merasakannya -tak mampu menembus diri pribadi Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i radius beberapa ratus meter.
Perasaan hormat dan ta'dzim yang dirasakan oleh sang jendral Adipati daerah ini kepada Syekh Baba membuat beliau seringkali larut dalam tangis sampai berhari-hari. Dalam hati beliau berkata, "Aku ini seorang jendral perang penguasa daerah ini. Tapi mengapa ya aku kok merasa sangat takut pada Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i? Mendengar namanya saja aku merasa gemetar, apalagi jika aku berhadapan dengan beliau. Aku merasa seakan-akan badanku lemas tak bertulang. Dan anehnya, semua orang dari agama apa pun senang dan tunduk pada beliau, termasuk aku".
Sang Jendral ini kemudian teringat pada pesan dari Maha Patih Gajah Mada: "Kamu memimpin disini, jangan memandang rendah agama lain. Junjunglah siapa-siapa yang ditokohkan oleh lingkungannya menurut agamanya. Pimpinlah rakyat agar masyarakatnya selalu sejalan seirama".
Syahdan, di suatu malam yang hening, saat itu sang jendral malah pecah tangis yang luar biasa. Dan tiba-tiba saja muncul seorang tamu yang tidak diundang nongol di hadapan sang Jendral. Sang tamu ini lalu bertanya, "Wahai jendral, kamu kok menangis terus berhari-hari ini mengapa, ada apa?"
Masih larut dalam tangisannya, sang jendral menjawab pertanyaan tamunya itu, "Aku ini harus bagaimana dengan Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i ? Bantulah aku, wahai tamuku. Kedatanganmu ini sungguh pada saat yang tepat, walaupun kamu datang pada tengah malam seperti ini".
Si tamu misterius ini kemudian menjawab, "Ikutilah apa yang aku ucapkan. Dan besok kamu ceritakan kedatanganku ini kepada Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i".
Sang tamu tersebut kemudian menuntun sang jendral mengucapkan 2 Kalimah Syahadat, dan langsung hilang dari pandangan sang jendral. Tak pelak lagi, sang jendral sangat terperanjat, kaget setengah mati. "Mimpikah saya? Siapa tamu yang berjubah hitam barusan ini? Kemana orangnya? Kok hilang begitu saja?"
Dengan rasa penasaran yang menggunung, sang jendral mencari kesana-kemari sosok yang barusan menjadi tamunya tersebut. Beliau kelilingi rumahnya yang besar dan megah (maklum, beliau adalah seorang penguasa daerah ini), setiap lorong dan setiap tempat, beliau cermati untuk menemukan keberadaan si tamu misterius yang memakai jubah hitam itu. Hingga sampai pagi beliau terus mencari keberadaannya, namun sosok tersebut tak kunjung dapat diketemukannya.
Bahkan setiap jumpa dengan abdi dalem maupun pengawal penjaga rumah beliau ini, beliau tanya, namun semua menggeleng. Dan akhirnya beliau di pagi hari itu memutuskan untuk mendatangi kediaman (rumah) Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i.
Anehnya, sang Syekh Baba nampaknya sudah bersiap sedia menyambut sang Jendral, seakan beliau mengetahui sebelumnya, bakal kedatangan sang jendral ini ke kediamannya.
Setelah dipersilahkan masuk ke dalam rumah dan dipersilahkan duduk, seakan-akan tak sabar, sang jendral ini langsung mengutarakan maksud kedatangannya, sepagi itu bertamu ke rumah Syekh Baba. "Baba, engkau adalah tetua kami semua disini. Menurut Baba, sesuai dengan wasiat Maha Patih Gajah Mada tempo hari, dan aku sudah berupaya melaksanakan sebaik-baiknya pesannya tersebut, adakah kekeliruanku dalam memimpin masyarakat disini, Baba?. Dan saya kesini karena ingin mencari dan menanyakan perihal tamu saya tadi malam. Baba, adakah dia disini, Baba?".
Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i menjawab dengan lembut, "Sejak tadi malam sampai sekarang saya belum ada tamu, Jendral".
Kemudian Syekh Baba balas bertanya, "Kok jendral sangat penasaran dengan tamunya sendiri. Emangnya ada apa, wahai Jendral?"
Akhirnya sang jendral terpaksa harus berterus-terang, "Wahai Baba, sebenarnya sudah berhari-hari ini, saya sangat ingin berjumpa dengan Baba. Dan saya malu menceritakan ini, dan izinkan saya akan bercerita banyak, Baba. Tapi intinya adalah, tamu saya tadi malam menuntun saya membaca kalimah seperti ini, Baba, Asy-hadu an laa ilaaha illalloh wa asy-hadu anna muhammadan rosululloh, dan juga tamu tersebut berpesan agar saya melapor hal ini kepada Baba".
Tetap dengan sikap yang kalem dan penuh perhatian, Syekh Baba menerangkan, "Wahai Jendral, itu namanya 2 Kalimah Syahadat. Tamu Anda malam tadi, menuntun Anda sang Jendral, bahwa Anda sekarang memeluk Agama Islam !".
Sang Jendral langsung pingsan. Lama. Sampai 3 hari 3 malam. Melihat kondisi sang jendral yang jatuh pingsan, Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i menyuruh untuk memberi kabar ini kepada anggota keluarga sang jendral. Kemudian oleh pihak keluarga, sang jendral yang sedang pingsan ini segera diboyong ke rumah untuk diistirahatkan di pembaringannya.
Setelah semua anggota keluarga sang jendral yang sudah dikabari kejadian ini berkumpul, Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i yang ikut mengantar ke kediaman sang jendral, kemudian berusaha menjelaskan untuk menenangkan perasaan mereka.
"Janganlah kalian khawatirkan keadaan beliau. Tidak akan terjadi apa-apa pada diri sang jendral ini. Insya Allah, beliau tetap sehat wal afiat. Beliau ini cuma kecapekan saja". Hibur sang Syekh Baba (pura-pura tidak tahu kalau sang jendral baru ketamuan Nabi Khidir Alaihis Salam).
|
Makam Syekh Baba (sebelum dibangun) |
Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i melanjutkan, "Tadi itu, sang jendral menemui saya di rumah. Terus saya tanya, ada apa? Lalu jendral menjelaskan, kalau beliau dari malam tadi sedang mencari-cari seorang tamu yang mendatangi beliau saat tengah malam tadi. Kata jendral, tamunya itu tiba-tiba menghilang, jadi beliau sibuk mencari kesana-kemari, hingga kemudian mampir ke rumah saya untuk menanyakan apakah saya melihat tamu yang sedang beliau cari itu. Mungkin beliau mengira, tamu yang sedang dicarinya ada di rumah saya. Dan saya jawab bahwa sejak tadi malam saya tidak ada tamu. Eh, lha kok beliau malah pingsan ....".
Mendengar penjelasan panjang lebar dari Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i, tokoh yang memang sangat dihormati dan dikagumi seluruh masyarakat luas itu, seluruh anggota keluarga sang jendral -penguasa wilayah ini, akhirnya bisa memaklumi dan hati mereka pun menjadi tenang. Memang sang jendral ini orangnya sangat baik, halus budi pekertinya, dan sayang, serta adil dalam mengurus keadaan rumah tangga beliau yang besar ini.
Maka tak heran, seluruh anggota keluarga besar beliau juga sangat sayang dan mengkhawatirkan kondisi sang jendral, kok tiba-tiba jatuh pingsan. Tambah lagi, pingsannya kok lama sekali, nggak bangun-bangun. Padahal dari kemarin nampak sehat-sehat saja, tak ada keluhan apa pun.
Begitulah, selang 3 hari kemudian, sang Jendral terbangun dari pingsannya, dan ternyata benar, bahwa kondisi beliau sehat wal afiat tak kurang suatu apa, wajar seperti sedia kala. Walaupun sudah pingsan selama 3 hari 3 malam, namun justru nampak segar bugar saat terbangun.
Dan ketika mendapati bahwa dirinya rupanya berada di tempat pembaringannya, di rumah beliau sendiri, kemudian sang jendral bertanya, "Lho, kok aku ada disini? Tadi kan aku sedang berbincang menghadap sama Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i di rumah beliau? Kenapa sekarang aku ada sini?"
Kemudian diceritakanlah kejadian yang menimpa sang jendral selama 3 hari 3 malam ini. Setelah mendengar penjelasan ini, sang jendral langsung berangkat ke rumah Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i. Begitulah, sesampainya sang jendral di kediaman Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i, beliau ternyata sudah ditunggu kedatangannya oleh sang tuan rumah, Syekh Baba Ma-madd Sanfoo-i sendiri yang menyambut kedatangan beliau.
Maka sang jendral kemudian menceritakan bahwasanya sang jendral selama tidurnya yang 3 hari 3 malam ini, beliau ditemui kembali oleh sang tamu tak diundang yang menggunakan jubah hitamnya tersebut. Yang mana sang tamu tersebut menuntun bacaan Al Qur'an 30 Juz, berikut terjemahannya, berikut juga Asbabun Nuzulnya sekalian.
Oleh: KH. Nur Hamim Adlan
Sumber: Channel Youtube