Pada suatu malam, ketika manusia sedang terlelap dalam tidurnya, Khalifah Umar keluar seorang diri seperti biasanya untuk mengetahui rakyatnya.
Di ujung kota Madinah, dia melihat sebuah gubuk. Setelah didekati terdengar suara rintihan seorang wanita. Ia segera mendekatinya, dan dilihatnya seorang laki-laki sedang duduk di depan pintu gubuk itu. Rupanya laki-laki itu adalah suami dari wanita yang merintih tadi. Umar juga tahu bahwa wanita itu sedang berjuang untuk melahirkan. Tidak ada seorang pun yang menolongnya karena ia dan suaminya adalah pendatang baru di Madinah dan orang yang tidak mampu.
Kemudian Umar bergegas pulang ke rumahnya dan berkata kepada Ummu Kultsum, istrinya, “Maukah engkau meraih pahala malam ini?” tanya Umar.
Istrinya menjawab, “Pahala macam apa?”
Umar berkata, “Ada seorang perempuan asing hendak melahirkan dan ia tidak memiliki seorang pun yang bisa menolongnya.”
Istrinya berkata, “Baiklah jika engkau menghendaki!”
Lalu Umar bangkit menyiapkan beberapa perbekalan dan barang-barang yang berguna seperti gandum dan minyak samin serta sobekan kain yang dibutuhkan oleh sang ibu yang akan melahirkan. Khalifah Umar memanggul sendiri di atas pundaknya perbekalan tersebut seraya berkata kepada istrinya, “Ikutilah aku!”
Setelah keduanya tiba di gubuk itu, Ummu Kultsum langsung masuk ke gubuk untuk membantu persalinan. Adapun Khalifah Umar memasak bahan makanan yang dibawanya tadi.
Suami ibu yang melahirkan itu memandang kepada Umar yang sedang memasak dengan mata berkaca-kaca penuh rasa terima kasih. Laki-laki itu berkata dalam hatinya, “Orang Arab ini lebih pantas menjadi khalifah daripada Umar.”
Wallahu A’lam
ADS HERE !!!