Karena sejak kecil hidup bersama Rasulullah, maka keluhuran akhlak Rasulullah melekat pada diri Ali. Ia tidak mengenal kenikmatan dunia. Baginya dunia adalah tempat beramal bukan tempat bermain. Dunia adalah rumah kejujuran bagi orang yang membenarkannya, rumah keselamatan bagi orang yang memahaminya.
Ketika diangkat menjadi khalifah, ia menolak menempati istana di Kufah. Ia lebih suka memilih tanah yang kosong dan rumah yang sudah tidak ditempati. Ketika para sahabat memaksa untuk tinggal di istana, Ali menjawab, “Tidak, istana gila ini tidak akan aku injak selamanya, kemewahan ini membuat orang jadi angkuh dan menghalangi kekhusyu’an dalam beribadah.”
Khalifah Ali membeli sendiri kebutuhan keluarganya dan membawanya sendiri. Jika salah seorang pengikutnya menawarkan diri untuk membawakan barangnya, ia hanya tersenyum dan berkata, “Kepala rumah tangga (negara) lebih berhak untuk membawanya.”
Sungguh tepat apa yang dikatakan Umar bin Abdul Aziz, “Manusia paling zuhud dalam kenikmatan dunia adalah Ali bin Abi Thalib.”
Wallahu A’lam
ADS HERE !!!