Dalam kitab Ihya ‘Ulum al-Din, Imam al-Ghazali mencatat kisah tentang Imam Muhammad bin Munkadir dan pembeli dagangannya. Berikut kisahnya:
وروي عن محمد بن المنكدر أنه كان له شقق بعضها بخمسة وبعضها بعشرة فباع غلامه في غيبته شقة من الخمسيات بعشرة فلما عرف لم يزل يطلب ذلك الأعرابي المشتري طول النهار حتى وجده فقال له إن الغلام قد غلط فباعك ما يساوي خمسة بعشرة فقال يا هذا قد رضيت فقال وإن رضيت فإنا لا نرضى لك إلا ما نرضاه لأنفسنا فاختر إحدى ثلاث خصال إما أن تأخذ شقة من العشريات بدراهمك وإما أن نرد عليك خمسة وإما أن ترد شقتنا وتأخذ دراهمك فقال أعطني خمسة, فرد عليه خمسة وانصرف الأعرابي يسأل ويقول من هذا الشيخ فقيل له هذا محمد بن المنكدر فقال لا إله إلا الله هذا الذي نستسقي به في البوادي إذا قحطنا
Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Munkadir, sesungguhnya beliau memiliki kain, sebagian berharga lima (dirham), sebagian lainnya sepuluh (dirham). Ketika beliau tidak ada, budaknya menjual kain seharga lima (dirham) dengan harga sepuluh (dirham). Setelah mengetahuinya, sepanjang siang beliau terus mencari-cari orang Badui yang membelinya, sampai berhasil menemukannya.
Ibnu al-Munkadir berkata padanya: “Sesungguhnya budak(ku) telah berbuat salah, ia menjual padamu barang yang harganya lima (dirham) dengan harga sepuluh (dirham).” Pembelinya (Badui) berkata: “Aku rela.”
Ibnu al-Munkadir berkata: “Jikapun engkau rela, kami yang tidak rela atas (kerugian)mu, kecuali (dengan syarat yang) membuat kami rela untuk diri kami sendiri. Maka, pilihlah satu dari tiga hal ini, (pertama), silakan ambil (tukar) kain yang seharga sepuluh (dirham), (kedua), kami kembalikan uang lima (dirham) padamu, dan (ketiga), engkau kembalikan kain (yang engkau beli) dan silakan ambil uangmu (kembali).”
Pembeli itu berkata: “Kembalikan saja uang lima (dirhamku).” Ibnu al-Munkadir mengembalikannya pada orang Badui itu, lalu ia pulang. Si Badui pun (penasaran) dan bertanya-tanya: “Siapakah orang tua itu?” Kemudian seseorang menjawabnya: “Beliau adalah Muhammad bin al-Munkadir.” Orang Badui itu berujar: “(Pantas saja), tidak ada tuhan selain Allah. Dialah orang yang mengalirkan air di sumur-sumur ketika kami kekeringan.” (Imam Abu Hamid al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, juz 2, hal. 80)
Profil Singkat Muhammad bin al-Munkadir
Imam Muhammad bin al-Munkadir (w. 747 M) adalah seorang tabi’in. Beliau meriwayatkan hadits dari banyak sahabat Nabi seperti Sayyidah Aisyah, Sayyidina Abu Hurairah, Sayyidina Abdullah bin Umar, Sayyidina Abdullah bin Abbas, Sayyidina Anas bin Malik dan masih banyak lainnya. Hampir semua imam besar hadits mengambil riwayat darinya, sebut saja Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah, Imam al-Tirmidzi, dan lain sebagainya. Di kalangan ulama, Imam Ibnu al-Munkadir memiliki kedudukan yang tinggi. Imam Malik bin Anas mengatakan:
كان محمد سيد القراء لا يكاد أحد يسأله عن حديث إلا كاد أن يبكي
“Muhammad (bin al-Munkadir) adalah tuannya para pembaca Al-Qur’an yang hampir tidak ada seorang pun yang menanyakan hadits padanya kecuali berlinangan air mata (hampir menangis).” (Imam Ibnu ‘Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, juz 56, hal. 42)
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
ADS HERE !!!