Ujung dari gerakan #GantiKhalifah tahun 656 M, zaman Khulafaur Rasyidin Utsman bin Affan adalah:
1.) Khalifah Utsman bin Affan tewas dibantai massal tanpa perlawanan oleh para demonstran.
2.) Para demonstran berhasil merebut kekuasaan pemerintahan, menguasai masjid nabawi, menguasai mimbar nabi dan khotbah berisi caci maki, laknat serta vonis kafir murtad bagi almarhum Utsman bin Affan.
3.) Memaksa membuat pemimpin sendiri, sesuai keinginan para demonstran.
4.) Umat Islam terpecah belah menjadi banyak kelompok faham dan golongan, meletus perang saudara bertubi-tubi, merembet kemana-mana tanpa henti.
5.) Umat Islam terpecah belah menjadi banyak pemerintahan, masing-masingnya mengklaim sebagai pihak yang sah, legal dan resmi tampil menjadi penguasa pemerintahan.
Sejarahnya
Para pihak yang mengklaim tidak puas terhadap kinerja pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan yakni para demonstran, secara masif dan terorganisir menguasai kota pusat pemerintahan Islam, Madinah al-Munawarah, Masjid Nabawi.
Masjid Nabawi berhasil dikuasai sepenuhnya oleh para demonstran sejak Khalifah Utsman bin Affan dilengserkan dari mimbar nabi. Khalifah Utsman dipukul jatuh dari mimbar di saat khotbah Jum’at. Sejak saat ini, Khalifah Utsman tidak pernah lagi bisa ke masjid nabi untuk memimpin ritual harian umat muslim dan tak bisa lagi memberikan intruksi komando mengontrol jalannya pemerintahan.
Di setiap lorong-lorong kota Madinah, di ruang publik, para demonstran terus-menerus orasi, meneriakkan anti Utsman dan menanamkan pengaruh krisis kepercayaan atas diri Khalifah Utsman bin Affan pada publik dan mendorong massa untuk turut mendukung dan bergerak mengikuti protesnya para demonstran.
Dilain sisi, disaat yang sama, Khalifah Utsman bin Affan pun terus-menerus memantau keadaan. Hingga pada puncaknya, keadaan sudah semakin genting, Khalifah Utsman bin Affan pun memanggil tokoh atau pemuka demonstran, Al-Asytar An-Nakha’i namanya, di rumah Khalifah Utsman bin Affan. Al-Asytar An-Nakha’i menghadap kepada Khalifah Utsman, dialognya termaktub di Tarikh Ibnu Katsir begini:
Khalifah Utsman: Apa yang diinginkan oleh para demonstran itu?
Al-Asytar an-Nakha’i : Ada tiga hal yang harus engkau pilih.
Khalifah Utsman : Silahkan sebutkan dengan jelas.
Al-Asytar : Mereka memberikan pilihan pada engkau: (1) Engkau menyerahkan kekuasaan kepada mereka lantas engkau katakan pada mereka silahkan pilih siapapun yang kalian inginkan jadi khalifah; (2) Engkau bunuh dirimu sendiri; (3) Bila engkau enggan bunuh diri maka mereka yang akan membunuhmu.
Khalifah Utsman : Apakah saya harus memilih salah satu dari yang tiga itu?
Al-Asytar : Ya!
Khalifah Utsman : Adapun keinginan mereka agar saya lengser menyerahkan kepemimpinan ini, maka saya tegas tidak akan melepaskan “pakaian” yang telah dipakaikan oleh Allah pada saya ini. Adapun jika mereka ingin membunuhku, Demi Allah! jika kalian membunuhku maka kalian tidak akan berkasih sayang lagi, tidak akan tersambung lagi dan kalian semua tidak akan memerangi musuh secara bersama-sama lagi selama-lamanya.
Pasca dialog ini, Al-Asytar balik ke Masjid Nabawi menemui para teman seperjuangan jihadnya, diantaranya adalah Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shidiq, Al-Ghafiqi bin al-Harb dan lain-lain, melaporkan hasil dialognya dengan Khalifah Utsman.
Jawaban dari Khalifah Utsman tersebut sangat mengecewakan para demonstran, utamanya, para demonstran menginginkan Khalifah Utsman menyerahkan jabatannya pada mereka secara sukarela dan tidak perlu sampai membunuh Khalifah Utsman.
Akhirnya, para demonstran memutuskan untuk menyerbu rumah Khalifah Utsman di malam hari untuk menghabisi Khalifah Utsman secara massal, sembunyi-sembunyi, dan terencana. Khalifah Utsman bin Affan dibunuh oleh kaum muslim sendiri, para sahabat nabi, tewas dikeroyok di rumahnya sendiri, tanpa perlawanan.
Referensi: Tarikh al-bidayah wan nihayah, karya Ibnu Katsir.
Sumber: bangkitmedia.com