HAKEKAT PIKIRAN DAN PERASAAN
Anda bukanlah apa yang Anda Pikirkan dan Anda bukanlah apa yang Anda
Rasakan. Tapi Anda dapat belajar banyak dari apa yang Anda Pikirkan dan apa
yang Anda Rasakan... Anda adalah Anda yang merdeka dari Pikiran dan Perasaan
yang memengaruhi Anda... Dan hanya Allah tempat Anda bergantung, so, jangan
gantungkan diri Anda kepada Pikiran dan Perasaan Anda, apalagi kepada orang
lain di luar sana.
Anda bukanlah apa yang Anda Pikirkan. Anda adalah Anda, dan Si
Pikiran adalah Si Pikiran. Anda bertugas sebagai Leader dan Pengamat bagi Si
Pikiran. Jika Si Pikiran sedang Negatif, maka cukup Amati saja dan Beristighfarlah,
dan jika Si Pikiran sedang Positif maka Supportlah ia. Tak perlu Stress
berusaha mengendalikan Si Pikiran, sebab seringkali justru Pikiran yang
berhasil mengendalikan Anda.
Allah hadirkan Pikiran dan Perasaan (2P) kepada Anda sebagai Ujian.
Ujian dalam bentuk Kesenangan atau Penderitaan. Iblis dan Syaitan pun Memengaruhi dan Menggoda Manusia melalui 2P ini. Sehingga kita harus lihai
membedakan mana 2P dari Syaitan dan mana 2P dari Tuhan. Itu sebabnya kita butuh
Kitabullah (Al-Qur’an) untuk Memfilternya. Anda bukanlah 2P, tapi 2P bertugas Memengaruhi Anda.
Karena Anda bukanlah yang Anda Pikirkan, maka jika hadir Pikiran
yang "Bukan-Bukan" maka tenang saja, sebab Pelakunya bukanlah Anda,
kecuali jika Anda "Mengamini" dan "Menikmati" Pikiran yang
"Bukan-Bukan" itu. Tolaklah Pikiran yang "Bukan-Bukan" itu
dengan cara Mengabaikannya, Ta'awudz, dan Beristighfar kepada Allah SWT.
Perhatikan Emosi/Perasaan Anda, Nasehatilah ia sesering mungkin
dengan Ayat-Ayat Allah SWT, dan Mintalah kepada Allah agar menenangkan Sang
Emosi. Anda bukanlah Emosi yang Anda Rasakan. Anda ya Anda, Emosi ya Emosi.
Kalau Emosi sedang Menteror Anda dan tidak mau diajak berdamai, maka berdo'alah
"Hasbunallah wa Ni'mal Wakiil, Ni'mal Maula wa Ni'man Nashiir"
So, tidak perlulah Pikiran dan Perasaan Anda Menganalisa Takdir Allah
yang belum terjadi atas diri Anda. Sehingga Anda gelisah karena Analisa Anda
dan bukan gelisah karena Takdir-Nya. Sebab Takdir-Nya nanti masih belum terjadi
pada diri Anda. Maka sebaiknya Rasakan saja Kehadiran Anda bersama-Nya di setiap
"saat" maka Anda niscaya selalu dijaga-Nya. Jangan Takut dan Jangan Khawatir. Penjagaan-Nya sangatlah sempurna.
Bebaskan diri Anda dari Pikiran Anda sendiri. Sejatinya, Anda
berbuat Negatif bukanlah karena Pikiran Anda, tapi karena Anda sendiri yang kok
mau-maunya dipengaruhi oleh Pikiran Anda. Itu sebabnya kelak Anda-lah yang
Bertanggung Jawab di hadapan Allah, bukan Pikiran Anda. Kelak Pikiran hanya
menjadi Saksi dalam Penghisaban Anda, sebagaimana Penglihatan, Pendengaran, dan
Fuad yang menjadi Saksi. Pikiran adalah Ujian, tempat Syaitan Membisikkan banyak hal. Belajar Mencuekkan Pikiran Negatif berarti Belajar Mencuekkan Syaitan. Yuwaswisu fii Shuduurinnaas...
Anda adalah Anda yang diwakili oleh Ruh yang telah dititipkan-Nya.
Ruhlah yang seharusnya menjadi Driver/Kendali dalam kehidupan Anda yang singkat
ini. Sehingga jangan serahkan Kendali kehidupan Anda kepada Pikiran dan
Perasaan Anda.
"Ya Allah, jangan izinkan Emosiku, Pikiranku, dan Jasadku Mengikat,
Mencemari, dan Memengaruhi Kefitrahan Ruh titipan-Mu ini. Tolong jagalah Ruh
dari-Mu padaku ini, sehingga Ruh ini tetap bisa menjadi Driver bagi
kehidupanku."
Sahabat, semoga kita terlindungi dari hal Menuhankan dan Mengabdi
kepada Pikiran dan Perasaan. Sebab hanya Allah-lah yang berhak di-Tuhankan,
sedangkan Pikiran, Perasaan, dan Orang lain adalah sebagai Pembelajaran dan
kawan Sinergi untuk bersama-sama bertemu Allah, Insya Allah.
So, kalau ada yang Memarahi Anda seperti ini :"Dasar bodoh,
kamu memang tidak punya Pikiran"
Maka jawablah: "Saya memang tidak punya apa-apa, semua milik
Allah, Pikiran ya Pikiran dan Saya ya Saya.."
Allahu A'lam bi Muradihi....
ADS HERE !!!