Penjelasan Tentang Jin Dalam
Al-Qur’an dan Hadits
  | 
| Ilustrasi | 
 Jin Kafir Musuh utama Manusia
Asal muasal permusuhan setan dengan manusia
berawal sejak Adam diciptakan, bahkan sebelum Adam diciptakan. Permusuhan ini
diawali dengan permusuhan antara nenek moyang setan yakni Iblis dengan nenek
moyang manusia, Nabi Adam. Iblis pada awalnya makhluk yang taat beribadah
kepada Allah sebagaimana malaikat. Akan tetapi ia memiliki perangai sombong dan
keangkuhan sehingga tidak mau sujud kepada Nabi Adam. Dengan sombong Iblis
mengatakan keengganan sujudnya itu:
أَنَاْ
خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ 
Artinya: "Iblis berkata: "Aku lebih
baik daripadanya (Adam), Engkau telah menciptakan saya dari api sementara
Engkau menciptakannya dari tanah" (QS. Al-Araf 7:12).
Kesombongannya itulah yang menyebabkan Allah
mengusir Iblis dari surga serta melaknat dan membencinya sampai hari kiamat
kelak. Akan tetapi, sebelum diusir, iblis meminta satu permohonan kepada Allah
untuk diijinkan hidup abadi sampai hari Kiamat datang, dan Allah pun
mengabulkannya. Oleh karena itu, iblis sampai sekarang masih hidup dan tidak
akan mati sebelum Kiamat terjadi. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah:
قَالَ
أَنظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ المُنظَرِينَ
Artinya: "Iblis berkata:
"Tangguhkanlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh"
(QS. Al-A'raf: 14-15).
Penangguhan kematian iblis ini dimaksudkan agar
ia leluasa dalam mengganggu dan menjerumuskan manusia dari jalan yang benar.
Dalam al-Qur'an dikatakan, bahwa iblis akan senantiasa mengganggu dan
menjerumuskan manusia dari berbagai lini, mulai dari depan, belakang, sisi
kanan, kiri dan sebagainya. Ini artinya, kapanpun dan dimanapun, iblis dan
setan akan terus mencari celah untuk dapat menggoda dan menjerumuskan manusia.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah:
قَالَ
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ
لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ
وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Artinya: "Iblis menjawab: "Karena
Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat)" (QS. Al-Araf 7:16-17).
Sedangkan target permusuhan jin kafir (setan) ada
dua yaitu target jangka panjang dan target jangka pendek. Adapun target jangka
panjang adalah menjerumuskan manusia ke dalam api neraka, hal
ini sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Fatir ayat 6
Artinya:  "Sesungguhnya
 syaitan-syaitan  itu  hanya  mengajak
 golongannya   supaya  mereka  menjadi penghuni neraka
yang menyala-nyala" (Fathir: 6).
Sedangkan misi dan tujuan jangka
pendeknya adalah:
1. Menjerumuskan manusia dalam perbuatan
syirik dan kufur
Syaithan senantiasa mengajak para hamba untuk
menyembah selain Allah serta berusaha membuat mereka kufur kepada Allah dan
syariatNya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam surat al-Hasyr ayat 16 berikut
ini:
Artinya: "(Bujukan orang-orang
 munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada
manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir,
 maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena
sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam" (QS. Al-Hasyr:16).
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Rasulullah
Saw suatu hari pernah berkhutbah:
Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Allah
telah memerintahkan saya untuk mengajarkan kepada kalian apa yang  kalian
belum ketahui yang pada hari ini Allah baru saja mengajarkannya kepada saya.
Allah berfirman: "Seluruh  harta yang Aku karuniakan  kepada
hamba adalah halal. Aku menciptakan hamba- hambaKu semuanya suci, bersih
 dan lurus. Hanya saja, syaithan datang menggoda mereka. Syaithanlah yang
memalingkan mereka dari agama  mereka  yang lurus, syaithan juga yang
mengharamkan apa yang Aku halalkan  kepada mereka. Mereka  juga menganjurkan dan  mengajak para
hamba untuk menyekutukanKu dengan sesuatu yang Aku sendiri belum menurunkan
ilmu kepadanya" (HR. Muslim).
2. Menjerumuskan manusia kepada perbuatan
dosa dan durhaka
Dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda:
"Ingatlah, bahwasannya syaithan  sudah putus asa untuk disembah di
negeri kalian ini. Akan tetapi kalian akan mentaatinya dalam
perbuatan-perbuatan yang oleh kalian sendiri dipandang hina, dan syaithan akan
meridhainya" (HR. Turmudzi dalam Shahih Sunannya).
Dalam hadits lain Rasulullah Saw juga bersabda:
Artinya: "Jabir berkata, Rasulullah Saw
bersabda: "Sesungguhnya syaithan telah putus asa untuk disembah oleh
orang-orang yang shalat di daerah Arab, akan tetapi (syaithan akan diikuti)
dalam hal memburu dan saling kasar di antar mereka" (HR. Muslim). 
3. Menghalangi manusia untuk berbuat
kebaikan
Bukan  hanya  menjerumuskan
 manusia  ke  dalam  perbuatan  dosa  dan
 durhaka,  syaithan juga senantiasa menghalang-halangi manusia dari
perbuatan baik dan taat. Dalam sebuah hadits dari Saburah bin Abi Fakih
 bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya
syaithan selalu duduk (menggoda) keturunan Adam di semua sisi dan jalannya. Ia
duduk di jalan Islam sambil berkata: "Kamu masuk Islam dan meninggalkan
agamamu, agama bapak dan nenek moyangmu, mengapa?" Lalu hamba itu tidak
menghiraukannya dan ia tetap masuk Islam.
Kemudian  syaithan  duduk  di
 jalan  hijrah  sambil  berkata:  "Mengapa
 kamu  berhijrah  segala sementara  kamu meninggalkan tanah
air dan hartamu?" Hamba itu tidak mempedulikannya, dan ia pun tetap
hijarah.
Kemudian syaithan duduk di jalan jihad sambil
berakata: "Mengapa kamu hendak berjihad segala, padahal  dengan
 demikian  kamu  akan  mengorbankan  harta  dan
 nyawa  atau  kamu akan  terbunuh. Mendingan  kamu
 menikah  dengan  seorang  wanita,  lalu  berbagi
 harta dengannya?"  Hamba  tadi  tidak
memperdulikannya, da ia pun tetap berjihad.
Rasulullah  bersabda  kembali:
 "Barangsiapa  yang  melakukan  hal  demikian,
 maka  Allah berhak untuk memasukkannya ke dalam surga. Barang siapa
yang terbunuh (dalam medan perang) atau tenggelam, maka Allah berhak untuk
memasukkannya ke dalam surga" (HR. Nasai). 
4. Merusak ketaatan
Apabila syaithan tidak dapat menggoda manusia
untuk meninggalkan kebaikan dan taat, maka ia tetap akan  berusaha
menggoda dan menjerumuskan manusia dengan cara merusak ketaatan dan kebaikan
tersebut, agar si hamba  tidak mendapatkan pahala dari ketaatannya
itu.   Dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa  Utsman  bin
 al-Ash  pernah  datang  ke  pada  Rasulullah
 Saw  sambil berkata:  "Ya  Rasulullah, sesungguhnya
syaithan telah menghalang-halangi antara saya dengan shalat dan membaca
(al-Qur'an) saya, dengan cara berwujud dalam wujud Ali".
Mendengar  hal  itu
 Rasulullah  Saw  bersabda:  "Syaithan  yang
 mengganggu  kamu  itu bernama Khinzib.  Apabila  kamu
 merasakan  datangnya,  maka  berlindunglah  kepada
 Allah dari  godaannya  dan meludahlah  ke  sebelah
 kiri  sebanyak  tiga  kali".  Utsman
 berkata: "Lalu  aku  melaksanakan  petunjuk
Rasulullah Saw tadi, sehingga Allah mengusir syaithan itu dari saya" (HR.
Muslim).
Apabila  seseorang  melaksanakan
 shalat,  maka  syaithan  datang  membisikkan
 dan menggodanya dengn  cara, menyibukkan dengan berbagai hal,
mengingat-ngingat urusan dunia, menghadirkan barang- barang yang hilang sampai
membuat orang yang shalat itu ngantuk atau lalai. Dalam hadits riwayat Imam
Bukhari dikatakan:
Artinya: "Dari Abu  Hurairah,
 bahwasannya Rasulullah  Saw bersabda:  "Apabila dipanggil untuk
shalat (adzan berkumandang), Syaithan segera membelakangi sambil kentut dengan
keras sehingga orang itu tidak mendengar   adzan 
 tersebut.   Apabila   adzan   telah 
 selesai,   ia  segera   menghampirinya. 
 Apabila   ia melaksanakan shalat, ia  kembali
 membelakangi sambil membisikkan antara  seseorang dengan dirinya.
Syaithan itu mengatakan: ingat ini, ingat itu, sehingga ia tidak tahu berapa
rakaat dia  shalat" (HR. Bukhari Muslim).
 Tidak sampai di sana, syaithan juga
menggoda dengan jalan membisikkan kepada seseorang untuk melewat
 dihadapan  orang  yang  sedang  shalat.  Dalam
sebuah  hadits  riwayat  Imam Bukhari  dikatakan, bahwa
 Shalih  as-Samman  pernah  melihat  Abu  Said
 al-Khudry  pada  hari  Jumat  sedang  melaksanakan
shalat. Tiba-tiba seorang pemuda dari Bani Mu'ith bermaksud melewat di hadapan
Abu Said yang sedang shalat.Abu Said kemudian menahan  dan menghalanginya.
Pemuda itu kemudian menatap Abu Said, dan kembali mencoba melewatinya, akan
tetapi Abu  Said kembali menghalanginya dengan lebih keras lagi. Pemuda
 itu  kemudian  menghadap  kepada  Marwan.
 Marwan   kemudian  bertanya  kepada  Abu
 Said: "Mengapa  kamu  melakukan  hal  demikian
 kepada  putra  saudaramu  ini,  wahai  Abu
 Said?"  Abu  Said menjawab: Saya mendengar Rasulullah Saw
bersabda:
 Artinya: "Apabila seseorang sedang
shalat menghadapi sesuatu yang menghalanginya dari orang banyak, lalu
 seseorang berusaha untuk melewatinya, maka halangilah dia. Apabila ia
menolak dan terus hendak melewatinya, maka perangilah dia karena dia itu adalah
syaithan" (HR. Bukhari).
 5. Menyakiti anggota tubuh dan jiwa
manusia
Di samping menggoda dan menjerumuskan dari
ketaatan, syaithan juga seringkali menyakiti tubuh, anggota fisik dan jiwa
manusia. Untuk lebih jelasnya akan hal ini, berikut dalil-dalil dan kisah-kisah
yang membuktikan hal tersebut.
 a.
Dalam  sebuah  hadits  dikatakan  bahwa
 Rasulullah  Saw  pernah  suatu  saat  ketika
 sedang melaksanakan shalat, Iblis bermaksud melemparkan anak panah apinya
 ke wajah Rasulullah Saw, akan tetapi Rasulullah kemudian berlindung
kepada Allah sehingga Iblis tersebut dapat dilumpuhkan  
 sebagaimana   telah   dipaparkan 
 pada   pembahasan   tentang   kelemahan-
kelemahan jin dan setan  pada sub, jin dan setan tunduk dan taat kepada
Nabi Sulaiman.
 b. Untuk menyakiti jiwa seseorang, syaithan juga datang dalam mimpi.
Dalam berbagai keterangan dikatakan bahwa
syaithan dapat datang menjelma dalam mimpi seseorang  dengan  cara
 mengganggu  dan  menyempitkan  hatinya  sehingga
 orang  tersebut menjadi sedih dan putus asa. Oleh karena itu, dalam
sebuah hadits dikatakan, bahwa mimpi itu ada tiga macam:
Artinya:  Abu Hurairah  berkata:
 "Mimpi  itu  ada  tiga  macam;  Mimpi
 yang berupa kabar gembira yang bersumber dari Allah, mimpi yang merupakan
bisikan hati, dan mimpi yang menakutkan yang bersumber dari syaithan" (HR.
Ibnu Majah).
Dalam hadits lain dikatakan:
 Artinya:  "Abu
 Said   al-Khudri  pernah   mendengar
 Rasulullah   Saw  bersabda:"Apabila seseorang
 bermimpi yang menyenangkan, maka itu bersumber dari Allah, oleh karenanya
bertahmidlah  (ucapkanlah  alhamdulillah),  dan
 sebut-sebutlah  dia  di  hadapan  orang  lain.
Apabila  ia  bermimpi  yang  menakutkan  atau
 bermimpi  sesuatu  yang  dibenci,  maka  ia bersumber
dari syaithan, karenanya berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya (ucapkan
audzubillah minasyaithan  wa  sayyiatil ahlam), dan janganlah
 ia menyebut-nyebutkannya kepada  orang  lain.  Kalau
 ia  berlindung  kepada  Allah  (mengucapkan
 ta'udz  tadi),  maka syaithan itu tidak akan bisa
menyakitinya" (HR. Bukhari). 
c.
Membakar rumah
 Selain  menyakiti  tubuh
 dan  jiwa,  syaithan  juga  seringkali  berbuat
 jahat  berupa menghilangkan harta, kekayaan dan tempat tinggal,
berupa membakar rumah.Dalam sebuah hadits dikatakan:
 Artinya:  "Rasulullah
 Saw  bersabda:  "Apabila kalian  tidur, 
matikanlah  lampunya, karena syaithan  seringkali berwujud
 seekor tikus yang membawa sesuatu (yang mudah dibakar) yang ditujukkan ke
 lampu tersebut sehingga  dapat membakar kalian" (HR. Abu
 Dawud dengan sanad shahih). 
d.
Mengganggu orang yang sedang sakaratul maut
 Syaithan memang musuh yang paling nyata.
Semua lini dan sisi, ia terus masuki dengan  tujuan  dapat
 menjerumuskan  manusia  ke  dalam kedurhakaan.  Bukan
 saja ketika masih hidup, akan  tetapi ketika menjelang ajal
sekalipun. Ketika manusia sakaratul maut, syaithan masih menggoda
   dan  mengganggu
          dengan      
jalan  memukul-mukul dan membisikkan  hal-hal  keduniawian
 agar  orang  yang  sedang  sakaratul  maut
 tadi  tidak mengingat  Allah lagi. Oleh karena itu, Rasulullah
menganjurkan agar orang yang sedang sakaratul  maut  ditalqin
 (dibimbing  dengan  kalimat-kamimat  yang  baik)
 sehingga  ketika nyawa dan ruhnya lepas, ia
       senantiasa   mengingat 
 kepada   Allah.Dalam   sebuah   hadits
dikatakan  bahwa   Rasulullah   menganjurkan
 ummatnya  untuk   berlindung  dari  godaan syaithan
ketika sakaratul maut tadi dengan membaca doa berikut ini:
 Artinya:
            "Ya
    Allah            
aku    berlindung
            kepadaMu
dari bimbangan, kehancuran,  tenggelam, kebakaran.  Aku juga
berlindung kepadaMu dari godaan dan pukulan syaithan ketika  
sakaratul  maut.  Aku  juga  berlindung 
kepadaMu  dari  kematian  yang  lari  dari jalanMu,
juga dari kematian yang sangat sakit menyengat" (HR.Nasai) 
e.
Menyakiti setiap bayi yang baru lahir
 Selain  yang  sedang
 sakaratul  maut,  syaithan  juga  seringkali
 menyakiti  setiap bayi yang baru lahir. Dalam hadits dikatakan:
 Artinya:  "Dari  Abu
 Hurairah,  Rasulullah  Saw  bersabda:  "Setiap
 keturunan  Adam,  pasti disentuh  oleh syaithan ketika
lahirnya kecuali Siti Maryam dan putranya (Nabi Isa)" (HR. Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan:
 Artinya;  "Rasulullah
 saw  bersabda:  "Setiap  keturunan  Adam
 yang  lahir  pasti  dicubit oleh jari-jari syaithan di
kedua pinggirnya kecuali Isa putranya Maryam" (HR. Bukhari).
 Artinya:  "Abu  Hurairah
 berkata:  "Saya  pernah  mendengar  Rasulullah
 Saw  bersabda: "Tidak  ada  seorangpun  bayi
yang baru dilahirkan dari keturunan Adam, kecuali ia telah disentuh
 (dicubit)  oleh  syaithan  sehingga  ia  lahir
 sambil  berteriak  (menangis)  karena cubitan syaithan
tersebut, kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa)" (HR. Bukhari).
 Dalam hadits dikatakan, Siti Maryam dan
putranya tidak terkena cubitan syaithan karena berkat doa dari ibunya, ibunya
Siti Maryam, yang berdoa:
 Artinya: 
 "(Ibunya   Maryam   berdoa) 
 dan   aku   melindungkannya 
 (Siti   Maryam)   dan keturunannya kepadaMu dari
gangguan syaithan yang terkutuk" (QS. Ali Imaran: 36).
 Apakah  hanya  Siti  Maryam
 dan  putranya  yang  tidak  diganggu  oleh
 syaithan ketika dilahirkan? Jawabannya tidak. Mungkin masih banyak lagi
yang juga tidak diganggu oleh syaithan. Dalam hadits lain riwayat Imam Bukhari
dikatakan, bahwa Ammar bin Yasir pun termasuk salah seorang yang tidak
 diganggu dan tidak dicubit ketika ia dilahirkan.
 f.
Menebarkan penyakit Tha'un
 Syaithan  juga  seringkali
 menyebarkan  penyakit  menular  semisal  penyakit
 kulit dan yang  lainnya. Akan tetapi hal ini tidak dapat dipahami
bahwa semua wabah penyakit menular adalah  bersumber  dari
 syaithan.  Boleh  jadi  karena  tempat
 tersebut  kotor,  tidak bersih.  
Syaithan   hanyalah   salah  satu 
 faktor   penyebab   hal   itu.Dalam 
 sebuah   hadits Rasulullah bersabda:
 Artinya:  Rasulullah  Saw
 bersabda:  "Penyakit  Tha'un  dan  duri
 musuh-musuh  kalian  itu semuanya dari Jin. Ia (jin itu)
menyaksikan kalian semua" (HR. Hakim)
Bahkan,  dalam salah  satu
 keterangan  juga dikatakan  bahwa  darah  istihadah
 juga terkadang  dari  syaithan.  Rasulullah  bersabda
 kepada  Hamnah  bint  Jahsy:  "Ini  (darah
istihadah)  adalah kotoran syaithan" (HR. Abu Dawud dan Nasai). Akan
tetapi sekali lagi, tidak  berarti bahwa setiap yang mengidap penyakit
istihadah, itu bersumber dari syaithan, akan tetapi boleh jadi karena
 faktor  makanan atau  hal lainnya.  Hanya  saja,
syaithan juga terkadang menyakiti   perempuan dengan jalan istihadah
ini.
 g.
Ikut makan, minum dan tinggal bersama manusia
Termasuk salah satu menyakiti dan melukai
manusia, syaithan juga seringkali ikut serta dengan manusia dalam makan, minum
dan tinggal. Hal ini dimaksudkan tentunya agar syaithan lebih leluasa dalam
menjerumuskan dan menggoda manusia ke jalan yang sesat    Dalam
berbagai keterangan dikatakan, ketika seseorang makan, minum dan masuk atau
 keluar  rumah  tanpa  menyebut  nama  Allah
 (tanpa  berdoa),  maka  syaithan    akan
mengikutinya; ia akan ikut makan, minum dan tidur di rumah. Akan tetapi bagi mereka
yang menyebut nama Allah ketika makan, minum dan tidurnya, maka syaithan tidak
akan pernah menyentuh makanan, minuman dan tempat tidur atau tempat tinggal
orang tersebut. Untuk itu,  pantas,  kalau  Rasulullah  Saw
 senantiasa  mengajarkan  dan  menganjurkan  ummatnya
untuk  selalu  membaca  doa  atau  paling  tidak
 menyebut  nama  Allah  dalam  setiap  gerak
geriknya termasuk dalam makan,  minum dan tidurnya.  Hal ini, bukan
 saja untu  meraup pahala  dan  mengikuti  sunnah
 Rasulullah  Saw,  akan  tetapi  juga  demi
 kebaikan  orang tersebut,  yakni  terhindar  dari
 gangguan  jin  kafir  (syaithan)  yang  setiap
 detik  berusaha mengganggu dan menjerumuskan manusia dalam kenistaan.
 Untuk lebih jelasnya, berikut adalah
hadits-hadits yang menerangkan tentang   hal di atas:
 1) Syaithan akan ikut makan dan
minum, ketika orang tersebut tidak mengucapkan doa atau  tidak
 menyebut nama Allah terlebih dahulu.  Hal ini sebagaimana
 dikisahkan dalam sebuah  hadits  ayng  diriwayatkan
 oleh  Imam  Muslim,  bahwasannya  Hudzaifah
 berkata: "Kami (para sahabat) apabila berkumpul bersama Rasulullah
Saw, lalu dihadirkan makanan kepadanya, kami tidak berani menyentuh makanan
tersebut sebelum Rasulullah Saw terlebih dahulu menyentuhnya. Suatu hari,  dihidangkan
kepada kami makanan tersebut. Tiba-tiba, datang seorang budak  perempuan
yang  sudah  tidak sabaran. Begitu  melihat makanan di hadapan
kami, ia langsung bergegas menghampirinya dan langsung menyodorkan tangannya
untuk menyentuh  makanan  tersebut.  Rasulullah  Saw
 kemudian  memegang  dan  menahan tangan budak wanita tadi.
Tidak lama dari itu, datang juga seorang arab badewi, juga sama menyodorkan
tangannya untuk meraih makanan, akan  tetap Rasulullah Saw menahan dan
memegang tangannya itu. Rasulullah kemudian bersabda: "Sesungguhnya
syaithan akan ikut memakan makanan yang tidak disebutkan nama Allah sebelumnya.
Syaithan barusan datang menyertai  budak  wanita  tadi,
 lalu  syaithan  itu  bermaksud  mengambil  makanan
 dengan menggunakan tangan budak wanita itu. Demikian juga, setan datang
menyertai orang arab badewi  tadi  untuk  mengambil
 makanan,  dan  karena  itulah  saya  pegang
 dan  saya  tahan tangan  kedua  orang  tadi.
 Demi  diri  ku  yang  berada  pada
 kekuasaanNya,  sesungguhnya tangannya itu (tangan setan) berada pada
tangan saya bersama dengan tangan budak wanita tadi" (HR. Muslim).
Setan akan merusak kekayaan manusia dan akan
tinggal di dalam bejana / lemari yang  tidak  disebutkan  nama
 Allah  sebelumnya.  Dalam  sebuah  hadits
 dikatakan,  untuk menjaga agar  setan tidak merusak harta dan
tidak ikut masuk ke dalam rumah, sebaiknya ketika menutup pintu, lemari dan
lainnya, terlebih dahulu berdoa atau paling tidak menyebut nama Allah. Dalam
sebuah hadits dikatakan:
 artinya:  "Rasulullah
 Saw  bersabda:  "Tutuplah  pintu-pintu,  dan
 sebutlah  nama  Allah (ketika menutupnya), karena setan tidak
akan membuka pintu yang sudah terkunci dengan menyebut nama  Allah. Tutup
jugalah tempat air minum (qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air
 minum yang terbuat dari kulit binatang) dan bejana-bejana kalian (untuk
masa sekarang  seperti  lemari, bupet, kulkas  dan
 lainnya) sambil menyebut nama Allah, meskipun kalian hanya
 menyimpan sesuatu di dalamnya dan (ketika hendak tidur), matikanlah lampu-lampu
kalian" (HR. Muslim).
Orang yang makan dan minum sambil berdiri, akan
ditemani setan. Dalam berbagai keterangan,  Rasulullah  menganjurkan
 ummatnya  agar  ketika  makan  dan  minum
 sambil duduk,  tidak sambil berdiri. Kecuali ketika minum air zam zam,
Rasulullah mensunatkan ummatnya  untuk  minum  sambil
 berdiri,  karena  dalam  sebuah  hadits
 dikatakan,  bahwa Rasulullah  minum  air  zam
 zam  sambil  berdiri.  Rasulullah  melarang
 ummatnya  untuk meminum atau makan sambil berdiri karena makan dan
minumnya akan disertai oleh setan. Berikut ini hadits yang dimaksudkan:
 Artinya: "Rasulullah suatu hari
melihat seorang laki-laki yang minum sambil berdiri. Lalu Rasulullah  Saw
berkata kepadanya: "Duduklah!" Laki-laki itu menjawab: "Mengapa
saya mesti  duduk?" Rasulullah  Saw menjawab: "Apakah kamu
bahagia kalau minum bersama kucing?" Laki-laki itu menjawab:
"Tidak". Rasulullah Saw bersbda kembali: "Sesungguhnya kamu tadi
telah minum dengan sesuatu yang jauh lebih jahat dari pada  kucing, yaitu
setan" (HR. Imam Ahmad, dan Bazzar).
Setan ikut masuk ke dalam rumah yang tidak
menyebut nama Allah (berdoa) ketika masuknya. Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Dari Jabir bin Abdillah
bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Apabila seseorang masuk
rumah, lalu ia menyebut nama Allah ketika masuk (rumah) dan ketika  makan,
maka syaithan akan berkata (kepada sesama syaithan lainnya): "Kalian tidak
dapat nginep  dan tidak  bisa  makan malam". Namun apabila
ia masuk rumah, dan tidak menyebut nama Allah (berdoa)  ketika masuk dan
makannya, syaithan akan berkata: "Nah, sekarang kalian bisa nginep dan
bisa makan malam" (HR. Muslim). 
h. Masuk
ke tubuh manusia.
 Selain  menyakiti  badan,
 jiwa  dan  menyertai  manusia  dalam  segala
 gerak  dan langkahnya, setan juga seringkali masuk ke tubuh manusia.
Dalam istilah Indonesia sering disebut dengan Kesurupan, dan dalam bahasa Sunda
dikenal dengan Kaasupan Jurig (dalam bahasa  arab  ashar'u
atau  lams  al-jin).  Sehubungan  dengan
 masalah  kesurupan  ini,  Ibnu Taimiyyah dalam
 bukunya Majmu al-Fatawa (24/276),  berkata: "Para
ulama ahli sunnah wal jama'ah sepakat, bahwa  jin dapat masuk ke dalam
tubuh dan badan manusia. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat
al-Baqarah ayat 275:
 artinya: "Orang-orang  yang
 makan  (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang  yang kemasukan  setan  lantaran  tekanan
penyakit  gila" (QS. Al-Baqarah:275)."
 Abdullah  bin  Ahmad  bin
 Hanbal  pernah  bertanya  kepada  ayahnya,
 Ahmad  bin Hanbal:  "Sesungguhnya orang-orang
 berkata  bahwa  jin tidak bisa masuk ke badan  orang-
orang yang kesurupan. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "Anakku, mereka
berkata bohong. Mereka hanya berkata dengan ucapannya sendiri"
 Ibnu  Taimiyyah  juga
 berkata:  "Perkataan  ini  (jin  dapat
 masuk  ke  dalam  tubuh manusia)   adalah 
 perkataan   yang   masyhur   (dikenal 
 oleh   semua   ulama).   Orang 
 yang kemasukkan jin (kesurupan)  tidak akan merasakan sakit ketika
dipukul, kata-katanya  akan ngelantur.  Orang  yang kemasukan
jin ini akan  menampakkan banyak keanehan,mulai  dari bicara
 dan  gerakannya.  Seolah-olah  yang  berkata
 dan  bergerak  itu  adalah  orang  tersebut
(orang yang kesurupannya), padahal hakikatnya adalah jenis lain, bukan manusia
(yaitu jin)". Bahkan, Ibnu  Taymiyyah masih dalam al-Majmu'nya
 mengatakan: "Tidak ada seorangpun ulama yagn  mengingkari
 bahwa  jin  dapat  memasuki  tubuh
 manusia  yang  lalai  mengingat Allah. Barangsiapa yang
 mengingkari  hal ini dan mengatakan bahwa syara' tidak mengakui hal
demikian, maka sungguh dia telah mendustai syara itu sendiri. Tidak ada dalam
dalil-dalil syara yang menolak hal itu (tidak  ada  dalil satu
pun  yang mengingakari bahwa  jin dapat masuk  ke  tubuh  manusia
 yang  kesurupan).  Mereka  yang  mengingkari
 hal  ini  hanyalah sekelompok kecil dari golongan Mu'tazilah
yakni Imam Al-Jubai dan Abu Bakar ar-Razi.
 Kiat-kiat menghadapi gangguan Jin
 Sebagaimana  telah  dijelaskan
 di  atas,  bahwa  jin (setan)  senantiasa
 mengganggu  dan  "menyerang" manusia  khususnya
orang mukmin dari berbagai sisi dan dalam berbagai keadaan. Untuk itu, agar
usaha mereka tidak  berhasil  dan dapat dipatahkan, maka seorang
mukmin harus mempunyai "senjata" khusus dalam menghadapi
 mereka.  Di  antara "senjata"  yang harus
 dipegang seorang  mukmin dalam melawan "serangan" setan
ini, adalah sebagai berikut:
1. Berlindung dan  memohon bantuan
hanya kepada Allah Swt.
 Mengenai "senjata" ini, Allah
telah berfirman dalam surat al-A'raf ayat 199-200:
 Artinya: "Jadilah engkau pemaaf
dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari
 pada   orang-orang   yang  bodoh.  Dan
 jika  kamu  ditimpa  sesuatu  godaan  syaitan
 maka berlindunglah kepada  Allah .Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Araf: 199-200).
 Adapun keadan atau situasi yang
memungkinkan adanya gangguan jin adalah sebagai berikut;
a. Ketika masuk WC
 Rasulullah Saw menganjurkan agar setiap
kali masuk ke WC, terlebih dahulu membaca doa sebagai   permohonan
 perlindungan  kepada  Allah  dari  gangguan
 setan  laki-laki  dan  setan perempuan. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam hadits berikut ini:
Artinya: "Dari Zaid bin Arqam,
Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya toilet-toilet itu dihuni oleh Jin.
 Oleh  karena  itu,  apabila  seseorang  di
antara  kalian masuk WC,  maka katakanlah: Allahumma Inni
 audzubika minal khubutsi wal khabaits (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu
dari gangguan  jin  laki-laki  dan  jin  perempuan"
 (HR.  Abu  Dawud,  Nasa'I,  Ibnu  Majah
 dan Ahmad).
 b. Ketika marah
 Ketika seseorang marah, maka setan akan
dengan mudah masuk dan menggodanya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw mengajarkan
bahwa ketika seseorang marah, hendaklah ia membaca ta'udz; audzubillahi
minasyaithanir rajim. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits
berikut ini:
 Artinya:  "Dari
 Sulaiman  bin  Shurad  berkata:  "Ada  dua
 orang  saling  memaki  di  hadapan Rasulullah, saat
itu kami sedang duduk di sampingnya. Salah seorang dari keduanya memaki
temannya  dengan  sangat  marah  sehingga  tampak
 mukanya  memar  merah.  Rasulullah  Saw kemudian
bersabda:  "Sesungguhnya saya mengetahui sebuah kalimat yang apabila
diucapkan, maka marah kalian akan  hilang, yaitu: Audzu billah minas
syaithanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk)" (HR. Bukhari Muslim). 
c. Ketika berhubungan badan suami isteri
 Rasulullah Saw juga menganjurkan agar
sebelum melaksanakan hubungan badan, terlebih dahulu berdoa dan berlindung
kepada Allah dari godaan setan. Dalam sebuah hadits dikatakan:
 Artinya:  "Rasulullah
 Saw  bersabda:  "Apabila  salah  seorang
 dari  kalian  hendak  menggauli isterinya kemudian sebelum
menggaulinya ia membaca doa: "Bismillah, allahumma jannibnaas syaithan
 wa  jannibis  syaithana  ma  razaqtana"
 (Dengan  menyebut  nama  Allah,  ya  Allah
jauhkanlah kami dari gangguan dan godaan setan serta jauhkanlah setan itu dari
apa yang akan Eukau  anugerahkan  kepada  kami  (anak),
 maka  apabila  dari  hubungan  tersebut
 ditakdirkan membuahkan seorang anak, maka anak  itu tidak akan
diganggu  oleh setan selamanya" (HR. Muttafaq 'alaih). 
d. Ketika turun dari lembah atau dari
rumah
 Rasulullah  Saw mengajarkan bahwa
apabila  seseorang  keluar dari rumah, atau melewati lembah, tempat
angker hendaklah membaca doa sebagaimana tercantum dalam hadits berikut:
 Artinya: "Rasulullah Saw bersabda:
"Kalau saja seseorang di antara kalian keluar rumah lalu berdoa:
 Audzu bikalimatillahit tammati min syarri ma khalaq (Aku berlindung
kepada Allah dengan  perantaraan kalimah Allah yang sempurna dari
kejahatan makhluknya), maka ia tidak akan diganggu sedikitpun sejak ia berada
di rumah itu sampai ia meninggalkannya" (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang
shahih). 
e. Ketika mendengar ringkikan keledai
 Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
 Artinya: "Abu Hurairah berkata,
Rasulullah Saw bersabda:  "Apabila kalian mendengar ayam jantan
berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena
sesungguhnya ayam  itu  melihat  malaikat.  Dan  apabila
 kalian  mendengar  ringkikan  keledai,  berlindunglah
kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah
melihat syaithan". (HR. Bukhari Muslim). 
f. Ketika hendak membaca al-Qur'an
 Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat
98-99:
 Artinya:   "Apabila kamu
membaca Al-Qur`an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan
yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-
orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya" (QS. An-Nahl: 98-99). 
2. Senjata kedua adalah memohonkan
perlindungan kepada Allah untuk keluarga dan seluruh keturunan
 Dalam sebuah hadits dikatakan:
 Artinya: "Ibnu Abbas berkata:
Rasulullah Saw pernah memohonkan perlindungan untuk Hasan dan Husain
 (cucu beliau) dengan mengatakan: U'idzukuma bikalimatillahit tammah min
kulli syaithan wa hammah wa min kulli 'ainin laammah (Aku memohon perlindungan
untuk kamu berdua dengan perantaraan kalimah Allah yang sempurna dari semua
kejahatan setan dan semua hawa nafsu, juga dari  semua  kejahatan
 mata  yang  penuh  dengki)".  Rasulullah
 Saw  kemudian  bersabda  kembali: "Sesungguhnya nenek
moyang kalian berdua (maksudnya Nabi Ibrahim) juga pernah memohonkan
perlindungan untuk kedua putranya Ismail dan Ishak" (HR. Bukhari).
3.  Senantiasa menyibukkan diri
untuk terus berdzikir kepada Allah
 Hal ini sebagaimana disebutkan  dalam
sebuah hadits, bahwa Nabi Yahya memerintahkan Bani Israil untuk melakukan lima
hal. Salah satunya adalah dzikrullah, karena seseorang tidak dapat
menjaga dirinya dari godaan setan, melainkan dengan dzikir kepada
Allah (mengingat Allah).
 Dalam al-Qur'an surat al-Araf ayat 201
Allah berfirman:
 Artinya:  "Sesungguhnya
 orang-orang  yang bertakwa  bila mereka ditimpa was-was
dari  syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya" (QS. Al- Araf: 201)
Dari Berbagai Sumber