Penjelasan Tentang Jin Dalam
Al-Qur’an dan Hadits
|
Ilustrasi |
Jin Kafir Musuh utama Manusia
Asal muasal permusuhan setan dengan manusia
berawal sejak Adam diciptakan, bahkan sebelum Adam diciptakan. Permusuhan ini
diawali dengan permusuhan antara nenek moyang setan yakni Iblis dengan nenek
moyang manusia, Nabi Adam. Iblis pada awalnya makhluk yang taat beribadah
kepada Allah sebagaimana malaikat. Akan tetapi ia memiliki perangai sombong dan
keangkuhan sehingga tidak mau sujud kepada Nabi Adam. Dengan sombong Iblis
mengatakan keengganan sujudnya itu:
أَنَاْ
خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
Artinya: "Iblis berkata: "Aku lebih
baik daripadanya (Adam), Engkau telah menciptakan saya dari api sementara
Engkau menciptakannya dari tanah" (QS. Al-Araf 7:12).
Kesombongannya itulah yang menyebabkan Allah
mengusir Iblis dari surga serta melaknat dan membencinya sampai hari kiamat
kelak. Akan tetapi, sebelum diusir, iblis meminta satu permohonan kepada Allah
untuk diijinkan hidup abadi sampai hari Kiamat datang, dan Allah pun
mengabulkannya. Oleh karena itu, iblis sampai sekarang masih hidup dan tidak
akan mati sebelum Kiamat terjadi. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah:
قَالَ
أَنظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ المُنظَرِينَ
Artinya: "Iblis berkata:
"Tangguhkanlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh"
(QS. Al-A'raf: 14-15).
Penangguhan kematian iblis ini dimaksudkan agar
ia leluasa dalam mengganggu dan menjerumuskan manusia dari jalan yang benar.
Dalam al-Qur'an dikatakan, bahwa iblis akan senantiasa mengganggu dan
menjerumuskan manusia dari berbagai lini, mulai dari depan, belakang, sisi
kanan, kiri dan sebagainya. Ini artinya, kapanpun dan dimanapun, iblis dan
setan akan terus mencari celah untuk dapat menggoda dan menjerumuskan manusia.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah:
قَالَ
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ
لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ
وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Artinya: "Iblis menjawab: "Karena
Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat)" (QS. Al-Araf 7:16-17).
Sedangkan target permusuhan jin kafir (setan) ada
dua yaitu target jangka panjang dan target jangka pendek. Adapun target jangka
panjang adalah menjerumuskan manusia ke dalam api neraka, hal
ini sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Fatir ayat 6
Artinya: "Sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka
yang menyala-nyala" (Fathir: 6).
Sedangkan misi dan tujuan jangka
pendeknya adalah:
1. Menjerumuskan manusia dalam perbuatan
syirik dan kufur
Syaithan senantiasa mengajak para hamba untuk
menyembah selain Allah serta berusaha membuat mereka kufur kepada Allah dan
syariatNya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam surat al-Hasyr ayat 16 berikut
ini:
Artinya: "(Bujukan orang-orang
munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada
manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir,
maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena
sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam" (QS. Al-Hasyr:16).
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Rasulullah
Saw suatu hari pernah berkhutbah:
Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Allah
telah memerintahkan saya untuk mengajarkan kepada kalian apa yang kalian
belum ketahui yang pada hari ini Allah baru saja mengajarkannya kepada saya.
Allah berfirman: "Seluruh harta yang Aku karuniakan kepada
hamba adalah halal. Aku menciptakan hamba- hambaKu semuanya suci, bersih
dan lurus. Hanya saja, syaithan datang menggoda mereka. Syaithanlah yang
memalingkan mereka dari agama mereka yang lurus, syaithan juga yang
mengharamkan apa yang Aku halalkan kepada mereka. Mereka juga menganjurkan dan mengajak para
hamba untuk menyekutukanKu dengan sesuatu yang Aku sendiri belum menurunkan
ilmu kepadanya" (HR. Muslim).
2. Menjerumuskan manusia kepada perbuatan
dosa dan durhaka
Dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda:
"Ingatlah, bahwasannya syaithan sudah putus asa untuk disembah di
negeri kalian ini. Akan tetapi kalian akan mentaatinya dalam
perbuatan-perbuatan yang oleh kalian sendiri dipandang hina, dan syaithan akan
meridhainya" (HR. Turmudzi dalam Shahih Sunannya).
Dalam hadits lain Rasulullah Saw juga bersabda:
Artinya: "Jabir berkata, Rasulullah Saw
bersabda: "Sesungguhnya syaithan telah putus asa untuk disembah oleh
orang-orang yang shalat di daerah Arab, akan tetapi (syaithan akan diikuti)
dalam hal memburu dan saling kasar di antar mereka" (HR. Muslim).
3. Menghalangi manusia untuk berbuat
kebaikan
Bukan hanya menjerumuskan
manusia ke dalam perbuatan dosa dan
durhaka, syaithan juga senantiasa menghalang-halangi manusia dari
perbuatan baik dan taat. Dalam sebuah hadits dari Saburah bin Abi Fakih
bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya
syaithan selalu duduk (menggoda) keturunan Adam di semua sisi dan jalannya. Ia
duduk di jalan Islam sambil berkata: "Kamu masuk Islam dan meninggalkan
agamamu, agama bapak dan nenek moyangmu, mengapa?" Lalu hamba itu tidak
menghiraukannya dan ia tetap masuk Islam.
Kemudian syaithan duduk di
jalan hijrah sambil berkata: "Mengapa
kamu berhijrah segala sementara kamu meninggalkan tanah
air dan hartamu?" Hamba itu tidak mempedulikannya, dan ia pun tetap
hijarah.
Kemudian syaithan duduk di jalan jihad sambil
berakata: "Mengapa kamu hendak berjihad segala, padahal dengan
demikian kamu akan mengorbankan harta dan
nyawa atau kamu akan terbunuh. Mendingan kamu
menikah dengan seorang wanita, lalu berbagi
harta dengannya?" Hamba tadi tidak
memperdulikannya, da ia pun tetap berjihad.
Rasulullah bersabda kembali:
"Barangsiapa yang melakukan hal demikian,
maka Allah berhak untuk memasukkannya ke dalam surga. Barang siapa
yang terbunuh (dalam medan perang) atau tenggelam, maka Allah berhak untuk
memasukkannya ke dalam surga" (HR. Nasai).
4. Merusak ketaatan
Apabila syaithan tidak dapat menggoda manusia
untuk meninggalkan kebaikan dan taat, maka ia tetap akan berusaha
menggoda dan menjerumuskan manusia dengan cara merusak ketaatan dan kebaikan
tersebut, agar si hamba tidak mendapatkan pahala dari ketaatannya
itu. Dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa Utsman bin
al-Ash pernah datang ke pada Rasulullah
Saw sambil berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya
syaithan telah menghalang-halangi antara saya dengan shalat dan membaca
(al-Qur'an) saya, dengan cara berwujud dalam wujud Ali".
Mendengar hal itu
Rasulullah Saw bersabda: "Syaithan yang
mengganggu kamu itu bernama Khinzib. Apabila kamu
merasakan datangnya, maka berlindunglah kepada
Allah dari godaannya dan meludahlah ke sebelah
kiri sebanyak tiga kali". Utsman
berkata: "Lalu aku melaksanakan petunjuk
Rasulullah Saw tadi, sehingga Allah mengusir syaithan itu dari saya" (HR.
Muslim).
Apabila seseorang melaksanakan
shalat, maka syaithan datang membisikkan
dan menggodanya dengn cara, menyibukkan dengan berbagai hal,
mengingat-ngingat urusan dunia, menghadirkan barang- barang yang hilang sampai
membuat orang yang shalat itu ngantuk atau lalai. Dalam hadits riwayat Imam
Bukhari dikatakan:
Artinya: "Dari Abu Hurairah,
bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: "Apabila dipanggil untuk
shalat (adzan berkumandang), Syaithan segera membelakangi sambil kentut dengan
keras sehingga orang itu tidak mendengar adzan
tersebut. Apabila adzan telah
selesai, ia segera menghampirinya.
Apabila ia melaksanakan shalat, ia kembali
membelakangi sambil membisikkan antara seseorang dengan dirinya.
Syaithan itu mengatakan: ingat ini, ingat itu, sehingga ia tidak tahu berapa
rakaat dia shalat" (HR. Bukhari Muslim).
Tidak sampai di sana, syaithan juga
menggoda dengan jalan membisikkan kepada seseorang untuk melewat
dihadapan orang yang sedang shalat. Dalam
sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, bahwa
Shalih as-Samman pernah melihat Abu Said
al-Khudry pada hari Jumat sedang melaksanakan
shalat. Tiba-tiba seorang pemuda dari Bani Mu'ith bermaksud melewat di hadapan
Abu Said yang sedang shalat.Abu Said kemudian menahan dan menghalanginya.
Pemuda itu kemudian menatap Abu Said, dan kembali mencoba melewatinya, akan
tetapi Abu Said kembali menghalanginya dengan lebih keras lagi. Pemuda
itu kemudian menghadap kepada Marwan.
Marwan kemudian bertanya kepada Abu
Said: "Mengapa kamu melakukan hal demikian
kepada putra saudaramu ini, wahai Abu
Said?" Abu Said menjawab: Saya mendengar Rasulullah Saw
bersabda:
Artinya: "Apabila seseorang sedang
shalat menghadapi sesuatu yang menghalanginya dari orang banyak, lalu
seseorang berusaha untuk melewatinya, maka halangilah dia. Apabila ia
menolak dan terus hendak melewatinya, maka perangilah dia karena dia itu adalah
syaithan" (HR. Bukhari).
5. Menyakiti anggota tubuh dan jiwa
manusia
Di samping menggoda dan menjerumuskan dari
ketaatan, syaithan juga seringkali menyakiti tubuh, anggota fisik dan jiwa
manusia. Untuk lebih jelasnya akan hal ini, berikut dalil-dalil dan kisah-kisah
yang membuktikan hal tersebut.
a.
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa
Rasulullah Saw pernah suatu saat ketika
sedang melaksanakan shalat, Iblis bermaksud melemparkan anak panah apinya
ke wajah Rasulullah Saw, akan tetapi Rasulullah kemudian berlindung
kepada Allah sehingga Iblis tersebut dapat dilumpuhkan
sebagaimana telah dipaparkan
pada pembahasan tentang kelemahan-
kelemahan jin dan setan pada sub, jin dan setan tunduk dan taat kepada
Nabi Sulaiman.
b. Untuk menyakiti jiwa seseorang, syaithan juga datang dalam mimpi.
Dalam berbagai keterangan dikatakan bahwa
syaithan dapat datang menjelma dalam mimpi seseorang dengan cara
mengganggu dan menyempitkan hatinya sehingga
orang tersebut menjadi sedih dan putus asa. Oleh karena itu, dalam
sebuah hadits dikatakan, bahwa mimpi itu ada tiga macam:
Artinya: Abu Hurairah berkata:
"Mimpi itu ada tiga macam; Mimpi
yang berupa kabar gembira yang bersumber dari Allah, mimpi yang merupakan
bisikan hati, dan mimpi yang menakutkan yang bersumber dari syaithan" (HR.
Ibnu Majah).
Dalam hadits lain dikatakan:
Artinya: "Abu
Said al-Khudri pernah mendengar
Rasulullah Saw bersabda:"Apabila seseorang
bermimpi yang menyenangkan, maka itu bersumber dari Allah, oleh karenanya
bertahmidlah (ucapkanlah alhamdulillah), dan
sebut-sebutlah dia di hadapan orang lain.
Apabila ia bermimpi yang menakutkan atau
bermimpi sesuatu yang dibenci, maka ia bersumber
dari syaithan, karenanya berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya (ucapkan
audzubillah minasyaithan wa sayyiatil ahlam), dan janganlah
ia menyebut-nyebutkannya kepada orang lain. Kalau
ia berlindung kepada Allah (mengucapkan
ta'udz tadi), maka syaithan itu tidak akan bisa
menyakitinya" (HR. Bukhari).
c.
Membakar rumah
Selain menyakiti tubuh
dan jiwa, syaithan juga seringkali berbuat
jahat berupa menghilangkan harta, kekayaan dan tempat tinggal,
berupa membakar rumah.Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Rasulullah
Saw bersabda: "Apabila kalian tidur,
matikanlah lampunya, karena syaithan seringkali berwujud
seekor tikus yang membawa sesuatu (yang mudah dibakar) yang ditujukkan ke
lampu tersebut sehingga dapat membakar kalian" (HR. Abu
Dawud dengan sanad shahih).
d.
Mengganggu orang yang sedang sakaratul maut
Syaithan memang musuh yang paling nyata.
Semua lini dan sisi, ia terus masuki dengan tujuan dapat
menjerumuskan manusia ke dalam kedurhakaan. Bukan
saja ketika masih hidup, akan tetapi ketika menjelang ajal
sekalipun. Ketika manusia sakaratul maut, syaithan masih menggoda
dan mengganggu
dengan
jalan memukul-mukul dan membisikkan hal-hal keduniawian
agar orang yang sedang sakaratul maut
tadi tidak mengingat Allah lagi. Oleh karena itu, Rasulullah
menganjurkan agar orang yang sedang sakaratul maut ditalqin
(dibimbing dengan kalimat-kamimat yang baik)
sehingga ketika nyawa dan ruhnya lepas, ia
senantiasa mengingat
kepada Allah.Dalam sebuah hadits
dikatakan bahwa Rasulullah menganjurkan
ummatnya untuk berlindung dari godaan syaithan
ketika sakaratul maut tadi dengan membaca doa berikut ini:
Artinya:
"Ya
Allah
aku berlindung
kepadaMu
dari bimbangan, kehancuran, tenggelam, kebakaran. Aku juga
berlindung kepadaMu dari godaan dan pukulan syaithan ketika
sakaratul maut. Aku juga berlindung
kepadaMu dari kematian yang lari dari jalanMu,
juga dari kematian yang sangat sakit menyengat" (HR.Nasai)
e.
Menyakiti setiap bayi yang baru lahir
Selain yang sedang
sakaratul maut, syaithan juga seringkali
menyakiti setiap bayi yang baru lahir. Dalam hadits dikatakan:
Artinya: "Dari Abu
Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: "Setiap
keturunan Adam, pasti disentuh oleh syaithan ketika
lahirnya kecuali Siti Maryam dan putranya (Nabi Isa)" (HR. Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan:
Artinya; "Rasulullah
saw bersabda: "Setiap keturunan Adam
yang lahir pasti dicubit oleh jari-jari syaithan di
kedua pinggirnya kecuali Isa putranya Maryam" (HR. Bukhari).
Artinya: "Abu Hurairah
berkata: "Saya pernah mendengar Rasulullah
Saw bersabda: "Tidak ada seorangpun bayi
yang baru dilahirkan dari keturunan Adam, kecuali ia telah disentuh
(dicubit) oleh syaithan sehingga ia lahir
sambil berteriak (menangis) karena cubitan syaithan
tersebut, kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa)" (HR. Bukhari).
Dalam hadits dikatakan, Siti Maryam dan
putranya tidak terkena cubitan syaithan karena berkat doa dari ibunya, ibunya
Siti Maryam, yang berdoa:
Artinya:
"(Ibunya Maryam berdoa)
dan aku melindungkannya
(Siti Maryam) dan keturunannya kepadaMu dari
gangguan syaithan yang terkutuk" (QS. Ali Imaran: 36).
Apakah hanya Siti Maryam
dan putranya yang tidak diganggu oleh
syaithan ketika dilahirkan? Jawabannya tidak. Mungkin masih banyak lagi
yang juga tidak diganggu oleh syaithan. Dalam hadits lain riwayat Imam Bukhari
dikatakan, bahwa Ammar bin Yasir pun termasuk salah seorang yang tidak
diganggu dan tidak dicubit ketika ia dilahirkan.
f.
Menebarkan penyakit Tha'un
Syaithan juga seringkali
menyebarkan penyakit menular semisal penyakit
kulit dan yang lainnya. Akan tetapi hal ini tidak dapat dipahami
bahwa semua wabah penyakit menular adalah bersumber dari
syaithan. Boleh jadi karena tempat
tersebut kotor, tidak bersih.
Syaithan hanyalah salah satu
faktor penyebab hal itu.Dalam
sebuah hadits Rasulullah bersabda:
Artinya: Rasulullah Saw
bersabda: "Penyakit Tha'un dan duri
musuh-musuh kalian itu semuanya dari Jin. Ia (jin itu)
menyaksikan kalian semua" (HR. Hakim)
Bahkan, dalam salah satu
keterangan juga dikatakan bahwa darah istihadah
juga terkadang dari syaithan. Rasulullah bersabda
kepada Hamnah bint Jahsy: "Ini (darah
istihadah) adalah kotoran syaithan" (HR. Abu Dawud dan Nasai). Akan
tetapi sekali lagi, tidak berarti bahwa setiap yang mengidap penyakit
istihadah, itu bersumber dari syaithan, akan tetapi boleh jadi karena
faktor makanan atau hal lainnya. Hanya saja,
syaithan juga terkadang menyakiti perempuan dengan jalan istihadah
ini.
g.
Ikut makan, minum dan tinggal bersama manusia
Termasuk salah satu menyakiti dan melukai
manusia, syaithan juga seringkali ikut serta dengan manusia dalam makan, minum
dan tinggal. Hal ini dimaksudkan tentunya agar syaithan lebih leluasa dalam
menjerumuskan dan menggoda manusia ke jalan yang sesat Dalam
berbagai keterangan dikatakan, ketika seseorang makan, minum dan masuk atau
keluar rumah tanpa menyebut nama Allah
(tanpa berdoa), maka syaithan akan
mengikutinya; ia akan ikut makan, minum dan tidur di rumah. Akan tetapi bagi mereka
yang menyebut nama Allah ketika makan, minum dan tidurnya, maka syaithan tidak
akan pernah menyentuh makanan, minuman dan tempat tidur atau tempat tinggal
orang tersebut. Untuk itu, pantas, kalau Rasulullah Saw
senantiasa mengajarkan dan menganjurkan ummatnya
untuk selalu membaca doa atau paling tidak
menyebut nama Allah dalam setiap gerak
geriknya termasuk dalam makan, minum dan tidurnya. Hal ini, bukan
saja untu meraup pahala dan mengikuti sunnah
Rasulullah Saw, akan tetapi juga demi
kebaikan orang tersebut, yakni terhindar dari
gangguan jin kafir (syaithan) yang setiap
detik berusaha mengganggu dan menjerumuskan manusia dalam kenistaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah
hadits-hadits yang menerangkan tentang hal di atas:
1) Syaithan akan ikut makan dan
minum, ketika orang tersebut tidak mengucapkan doa atau tidak
menyebut nama Allah terlebih dahulu. Hal ini sebagaimana
dikisahkan dalam sebuah hadits ayng diriwayatkan
oleh Imam Muslim, bahwasannya Hudzaifah
berkata: "Kami (para sahabat) apabila berkumpul bersama Rasulullah
Saw, lalu dihadirkan makanan kepadanya, kami tidak berani menyentuh makanan
tersebut sebelum Rasulullah Saw terlebih dahulu menyentuhnya. Suatu hari, dihidangkan
kepada kami makanan tersebut. Tiba-tiba, datang seorang budak perempuan
yang sudah tidak sabaran. Begitu melihat makanan di hadapan
kami, ia langsung bergegas menghampirinya dan langsung menyodorkan tangannya
untuk menyentuh makanan tersebut. Rasulullah Saw
kemudian memegang dan menahan tangan budak wanita tadi.
Tidak lama dari itu, datang juga seorang arab badewi, juga sama menyodorkan
tangannya untuk meraih makanan, akan tetap Rasulullah Saw menahan dan
memegang tangannya itu. Rasulullah kemudian bersabda: "Sesungguhnya
syaithan akan ikut memakan makanan yang tidak disebutkan nama Allah sebelumnya.
Syaithan barusan datang menyertai budak wanita tadi,
lalu syaithan itu bermaksud mengambil makanan
dengan menggunakan tangan budak wanita itu. Demikian juga, setan datang
menyertai orang arab badewi tadi untuk mengambil
makanan, dan karena itulah saya pegang
dan saya tahan tangan kedua orang tadi.
Demi diri ku yang berada pada
kekuasaanNya, sesungguhnya tangannya itu (tangan setan) berada pada
tangan saya bersama dengan tangan budak wanita tadi" (HR. Muslim).
Setan akan merusak kekayaan manusia dan akan
tinggal di dalam bejana / lemari yang tidak disebutkan nama
Allah sebelumnya. Dalam sebuah hadits
dikatakan, untuk menjaga agar setan tidak merusak harta dan
tidak ikut masuk ke dalam rumah, sebaiknya ketika menutup pintu, lemari dan
lainnya, terlebih dahulu berdoa atau paling tidak menyebut nama Allah. Dalam
sebuah hadits dikatakan:
artinya: "Rasulullah
Saw bersabda: "Tutuplah pintu-pintu, dan
sebutlah nama Allah (ketika menutupnya), karena setan tidak
akan membuka pintu yang sudah terkunci dengan menyebut nama Allah. Tutup
jugalah tempat air minum (qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air
minum yang terbuat dari kulit binatang) dan bejana-bejana kalian (untuk
masa sekarang seperti lemari, bupet, kulkas dan
lainnya) sambil menyebut nama Allah, meskipun kalian hanya
menyimpan sesuatu di dalamnya dan (ketika hendak tidur), matikanlah lampu-lampu
kalian" (HR. Muslim).
Orang yang makan dan minum sambil berdiri, akan
ditemani setan. Dalam berbagai keterangan, Rasulullah menganjurkan
ummatnya agar ketika makan dan minum
sambil duduk, tidak sambil berdiri. Kecuali ketika minum air zam zam,
Rasulullah mensunatkan ummatnya untuk minum sambil
berdiri, karena dalam sebuah hadits
dikatakan, bahwa Rasulullah minum air zam
zam sambil berdiri. Rasulullah melarang
ummatnya untuk meminum atau makan sambil berdiri karena makan dan
minumnya akan disertai oleh setan. Berikut ini hadits yang dimaksudkan:
Artinya: "Rasulullah suatu hari
melihat seorang laki-laki yang minum sambil berdiri. Lalu Rasulullah Saw
berkata kepadanya: "Duduklah!" Laki-laki itu menjawab: "Mengapa
saya mesti duduk?" Rasulullah Saw menjawab: "Apakah kamu
bahagia kalau minum bersama kucing?" Laki-laki itu menjawab:
"Tidak". Rasulullah Saw bersbda kembali: "Sesungguhnya kamu tadi
telah minum dengan sesuatu yang jauh lebih jahat dari pada kucing, yaitu
setan" (HR. Imam Ahmad, dan Bazzar).
Setan ikut masuk ke dalam rumah yang tidak
menyebut nama Allah (berdoa) ketika masuknya. Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Dari Jabir bin Abdillah
bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Apabila seseorang masuk
rumah, lalu ia menyebut nama Allah ketika masuk (rumah) dan ketika makan,
maka syaithan akan berkata (kepada sesama syaithan lainnya): "Kalian tidak
dapat nginep dan tidak bisa makan malam". Namun apabila
ia masuk rumah, dan tidak menyebut nama Allah (berdoa) ketika masuk dan
makannya, syaithan akan berkata: "Nah, sekarang kalian bisa nginep dan
bisa makan malam" (HR. Muslim).
h. Masuk
ke tubuh manusia.
Selain menyakiti badan,
jiwa dan menyertai manusia dalam segala
gerak dan langkahnya, setan juga seringkali masuk ke tubuh manusia.
Dalam istilah Indonesia sering disebut dengan Kesurupan, dan dalam bahasa Sunda
dikenal dengan Kaasupan Jurig (dalam bahasa arab ashar'u
atau lams al-jin). Sehubungan dengan
masalah kesurupan ini, Ibnu Taimiyyah dalam
bukunya Majmu al-Fatawa (24/276), berkata: "Para
ulama ahli sunnah wal jama'ah sepakat, bahwa jin dapat masuk ke dalam
tubuh dan badan manusia. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat
al-Baqarah ayat 275:
artinya: "Orang-orang yang
makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan
penyakit gila" (QS. Al-Baqarah:275)."
Abdullah bin Ahmad bin
Hanbal pernah bertanya kepada ayahnya,
Ahmad bin Hanbal: "Sesungguhnya orang-orang
berkata bahwa jin tidak bisa masuk ke badan orang-
orang yang kesurupan. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "Anakku, mereka
berkata bohong. Mereka hanya berkata dengan ucapannya sendiri"
Ibnu Taimiyyah juga
berkata: "Perkataan ini (jin dapat
masuk ke dalam tubuh manusia) adalah
perkataan yang masyhur (dikenal
oleh semua ulama). Orang
yang kemasukkan jin (kesurupan) tidak akan merasakan sakit ketika
dipukul, kata-katanya akan ngelantur. Orang yang kemasukan
jin ini akan menampakkan banyak keanehan,mulai dari bicara
dan gerakannya. Seolah-olah yang berkata
dan bergerak itu adalah orang tersebut
(orang yang kesurupannya), padahal hakikatnya adalah jenis lain, bukan manusia
(yaitu jin)". Bahkan, Ibnu Taymiyyah masih dalam al-Majmu'nya
mengatakan: "Tidak ada seorangpun ulama yagn mengingkari
bahwa jin dapat memasuki tubuh
manusia yang lalai mengingat Allah. Barangsiapa yang
mengingkari hal ini dan mengatakan bahwa syara' tidak mengakui hal
demikian, maka sungguh dia telah mendustai syara itu sendiri. Tidak ada dalam
dalil-dalil syara yang menolak hal itu (tidak ada dalil satu
pun yang mengingakari bahwa jin dapat masuk ke tubuh manusia
yang kesurupan). Mereka yang mengingkari
hal ini hanyalah sekelompok kecil dari golongan Mu'tazilah
yakni Imam Al-Jubai dan Abu Bakar ar-Razi.
Kiat-kiat menghadapi gangguan Jin
Sebagaimana telah dijelaskan
di atas, bahwa jin (setan) senantiasa
mengganggu dan "menyerang" manusia khususnya
orang mukmin dari berbagai sisi dan dalam berbagai keadaan. Untuk itu, agar
usaha mereka tidak berhasil dan dapat dipatahkan, maka seorang
mukmin harus mempunyai "senjata" khusus dalam menghadapi
mereka. Di antara "senjata" yang harus
dipegang seorang mukmin dalam melawan "serangan" setan
ini, adalah sebagai berikut:
1. Berlindung dan memohon bantuan
hanya kepada Allah Swt.
Mengenai "senjata" ini, Allah
telah berfirman dalam surat al-A'raf ayat 199-200:
Artinya: "Jadilah engkau pemaaf
dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh. Dan
jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan
maka berlindunglah kepada Allah .Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Araf: 199-200).
Adapun keadan atau situasi yang
memungkinkan adanya gangguan jin adalah sebagai berikut;
a. Ketika masuk WC
Rasulullah Saw menganjurkan agar setiap
kali masuk ke WC, terlebih dahulu membaca doa sebagai permohonan
perlindungan kepada Allah dari gangguan
setan laki-laki dan setan perempuan. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam hadits berikut ini:
Artinya: "Dari Zaid bin Arqam,
Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya toilet-toilet itu dihuni oleh Jin.
Oleh karena itu, apabila seseorang di
antara kalian masuk WC, maka katakanlah: Allahumma Inni
audzubika minal khubutsi wal khabaits (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu
dari gangguan jin laki-laki dan jin perempuan"
(HR. Abu Dawud, Nasa'I, Ibnu Majah
dan Ahmad).
b. Ketika marah
Ketika seseorang marah, maka setan akan
dengan mudah masuk dan menggodanya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw mengajarkan
bahwa ketika seseorang marah, hendaklah ia membaca ta'udz; audzubillahi
minasyaithanir rajim. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits
berikut ini:
Artinya: "Dari
Sulaiman bin Shurad berkata: "Ada dua
orang saling memaki di hadapan Rasulullah, saat
itu kami sedang duduk di sampingnya. Salah seorang dari keduanya memaki
temannya dengan sangat marah sehingga tampak
mukanya memar merah. Rasulullah Saw kemudian
bersabda: "Sesungguhnya saya mengetahui sebuah kalimat yang apabila
diucapkan, maka marah kalian akan hilang, yaitu: Audzu billah minas
syaithanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk)" (HR. Bukhari Muslim).
c. Ketika berhubungan badan suami isteri
Rasulullah Saw juga menganjurkan agar
sebelum melaksanakan hubungan badan, terlebih dahulu berdoa dan berlindung
kepada Allah dari godaan setan. Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Rasulullah
Saw bersabda: "Apabila salah seorang
dari kalian hendak menggauli isterinya kemudian sebelum
menggaulinya ia membaca doa: "Bismillah, allahumma jannibnaas syaithan
wa jannibis syaithana ma razaqtana"
(Dengan menyebut nama Allah, ya Allah
jauhkanlah kami dari gangguan dan godaan setan serta jauhkanlah setan itu dari
apa yang akan Eukau anugerahkan kepada kami (anak),
maka apabila dari hubungan tersebut
ditakdirkan membuahkan seorang anak, maka anak itu tidak akan
diganggu oleh setan selamanya" (HR. Muttafaq 'alaih).
d. Ketika turun dari lembah atau dari
rumah
Rasulullah Saw mengajarkan bahwa
apabila seseorang keluar dari rumah, atau melewati lembah, tempat
angker hendaklah membaca doa sebagaimana tercantum dalam hadits berikut:
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda:
"Kalau saja seseorang di antara kalian keluar rumah lalu berdoa:
Audzu bikalimatillahit tammati min syarri ma khalaq (Aku berlindung
kepada Allah dengan perantaraan kalimah Allah yang sempurna dari
kejahatan makhluknya), maka ia tidak akan diganggu sedikitpun sejak ia berada
di rumah itu sampai ia meninggalkannya" (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang
shahih).
e. Ketika mendengar ringkikan keledai
Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
Artinya: "Abu Hurairah berkata,
Rasulullah Saw bersabda: "Apabila kalian mendengar ayam jantan
berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena
sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila
kalian mendengar ringkikan keledai, berlindunglah
kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah
melihat syaithan". (HR. Bukhari Muslim).
f. Ketika hendak membaca al-Qur'an
Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat
98-99:
Artinya: "Apabila kamu
membaca Al-Qur`an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan
yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-
orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya" (QS. An-Nahl: 98-99).
2. Senjata kedua adalah memohonkan
perlindungan kepada Allah untuk keluarga dan seluruh keturunan
Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Ibnu Abbas berkata:
Rasulullah Saw pernah memohonkan perlindungan untuk Hasan dan Husain
(cucu beliau) dengan mengatakan: U'idzukuma bikalimatillahit tammah min
kulli syaithan wa hammah wa min kulli 'ainin laammah (Aku memohon perlindungan
untuk kamu berdua dengan perantaraan kalimah Allah yang sempurna dari semua
kejahatan setan dan semua hawa nafsu, juga dari semua kejahatan
mata yang penuh dengki)". Rasulullah
Saw kemudian bersabda kembali: "Sesungguhnya nenek
moyang kalian berdua (maksudnya Nabi Ibrahim) juga pernah memohonkan
perlindungan untuk kedua putranya Ismail dan Ishak" (HR. Bukhari).
3. Senantiasa menyibukkan diri
untuk terus berdzikir kepada Allah
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadits, bahwa Nabi Yahya memerintahkan Bani Israil untuk melakukan lima
hal. Salah satunya adalah dzikrullah, karena seseorang tidak dapat
menjaga dirinya dari godaan setan, melainkan dengan dzikir kepada
Allah (mengingat Allah).
Dalam al-Qur'an surat al-Araf ayat 201
Allah berfirman:
Artinya: "Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was
dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya" (QS. Al- Araf: 201)
Dari Berbagai Sumber