|
Gerbang Desa Sidapurna - Dukuhturi - Tegal |
Aku
dilahirkan di sebuah desa yang letaknya tak jauh dari perbatasan antara Tegal
dan Brebes, Sidapurna nama desa itu. Lahir di tahun yang pada waktu itu belum
se-hingar bingar jaman sekarang, dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang
serba canggih, yaitu tahun 1982. Aku lahir dari seorang Ibu yang selalu
menyayangi dan ulet dalam membimbing anak-anaknya, beliau adalah Hj. Umi Syarifah. Sedang Abahku (H. Abdul Qodir) adalah seorang petani dan juga berprofesi
mengamalkan ilmunya kepada orang lain (red. masyarakat), dengan didikan dan
gemblengan beliaulah, aku yang tadinya tidak bisa apa-apa dan bukan siapa-siapa,
sekarang menjadi orang yang tahu arti apa dan siapa.
|
Plang PP. Ma'hadut Tholabah |
Setamat
dari SDN 01 Sidapurna, aku dikirim oleh Abah ke PP Ma’hadut Tholabah, sebuah Pesantren besar di Tegal, disitulah aku mulai mengenal arti sebuah kemandirian
dan dari Pesantren inilah aku sedikit paham tentang Ulumussyari’ah.
Setelah menimba ilmu di PP Ma’hadut Tholabah, aku teruskan pengembaraan ilmuku
ke Kaliwungu, tepatnya di PPTQ Al-Asror. Sebuah Pesantren yang mendidik aku
dalam bidang Al-Qur’an. Dari Pesantren inilah, aku yang dulu tidak bisa
menghafal surah-surah dalam Al-Qur’an menjadi terbiasa menghafal Al-Qur’an dan dari
situlah muncul ketertarikanku untuk lebih fokus menghafal Al-Qur’an yang mulia.
Masa belajarku di Pesantren ini (red. PPTQ Al-Asror) akhirnya purna pada tahun
2001. Akhirnya, setelah aku pikirkan matang-matang dan aku konsultasikan pada Abahku.
Pengembaraan
ilmuku selanjutnya tiba di sebuah kota religi, yang konon katanya, satu-satunya
kota yang berbahasa Arab, yaitu Kudus (red, Qudus). Lebih tepatnya di Pondok Tahfidh
Yanbu’ul Qur’an, Pesantren yang lebih fokus dalam pengajaran hafalan Al-Qur’an
dan Ulumul Qur’an. Dari ketertarikanku menghafal Al-Qur’an di PPTQ Al-Asror
inilah, yang mengantarkanku berlabuh di Yanbu’ul Qur’an.
|
Identitas PTYQ Kudus |
Dari
pengembaraanku di Yanbu’ul Qur’an, aku banyak memperoleh pengalaman keilmuan
khususnya dalam kajian Qira’ah Sab’ah, walaupun aku yang faqier ini belum pernah
mempelajarinya secara khusus. Hampir tujuh tahun aku mengembara di pesantren
ini. Setelah berbagai pengalaman dan ilmu aku dapatkan disini, dari mulai ilmu berorganisasi
sampai ilmu mengajar, aku berniat melanjutkan ke jenjang Universitas. Unissula-lah
pelabuhan ilmuku selanjutnya. Sebuah Universitas yang berlabel “Bismillah membangun
generasi khairu ummah”. Setelah menggali potensi dan pemikiran di Unissula
selama 4,5 tahun sambil menimba ilmu di Ponpes al-Fattah Terboyo Semarang, Alhamdulillah, aku mendapatkan pekerjaan yang aku impikan
dulu dan selalu aku mohon pada Rabb-ku, agar aku mendapatkan pekerjaan
sesuai dengan potensi, ilmu dan kemampuanku.
|
PT. Karya Toha Putra |
Tepatnya di PT. Karya Toha Putra
Semarang, sebuah perusahaan yang didirikan oleh (alm.) al-Habib Toha bin Syech
al-Munawar kurang lebih pada tahun 1958, yang sekarang diteruskan dan dinakhodai
oleh putra-putra beliau, yaitu: al-Habib
Hasan bin Toha, al-Habib Husein bin Toha dan al-Habib Umar bin Toha.
Mudah-mudahan beliau-beliau selalu dijaga, dibimbing dan diberi kesehatan dan
umur panjang oleh Allah SWT. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Inilah sedikit kisah Pengembaraan Ilmuku, mudah-mudahan aku yang faqier ini bisa mengamalkan ilmuku untuk kemaslahatanku, keluargaku dan orang-orang di sekitarku (red. umat). Sebagaimana anjuran dan nasihat Nabi kita dalam salah satu haditsnya "Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya".
Do'a Menjalani Kehidupan
اللّهم انّا نسئلك علما نافعا ورزقا واسعا حلالا
طيّبا مباركا وقلبا خاشعا وعملا متقبّلا...آمين يا مجيب السّائلين
ADS HERE !!!