Pada bulan Ramadhan, pahala amal
kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah swt. Nabi saw. sangat menganjurkan
umatnya untuk memperbanyak melaksanakan ibadah kepada Allah swt. pada malam
hari bulan Ramadhan. Dalam sebuah Hadits, Nabi saw. bersabda:
عن ابى هريرة رضي الله عنه أن رسول الله ص.م. قال
من قام رمضان ايماناواحتسابا غفرله ماتقدم من ذنبه. (صحيح البخاري, رقم ۱٨۷۰ )
“Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Barang siapa yang memeriahkan bulan Ramadlan dengan ibadaah, (dan dilaakukan)
dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni segala dosanya yang
telah lalu” (Shahih Bukhari no. 1870)
Tentang apa yang dimaksud dengan
memeriahkan malam bulan Ramadhan yang ada dalam hadits ini, al-Shan’ani dalam
kitabnya Subul al-Salam menjelaskan:
قيام رمضان اي قيام لياليهامصليااوتاليا. (سبل
السلام, ج ۲ ص ۱۷۳ )
“Yang dimaksud dengan qiyam Ramadhan (dalam hadits itu)
adalah mengisi dan memeriahkan malam Bulan Ramadlan denga melakukan shalat atau
membaca al-Qur’an” (Subul al-Salam, juz II, hal 173)
Lebih lanjut, Syaikh al-Manawi,
pengarang kitab Faidl al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir menjelaskan
ويحصل بنحو تلاوة اوصلاة اوذكر او غلم شرعي
وكذاكل اخروي (فيض القدير , ج ٦ ص ۱٩۱ )
“Qiyam Ramadhan itu dapat dilaksanakan dengan membaca
al-Qur’an, shalat, dzikir atau mempelajari ilmu agama. Dan juga dapat terwujud
dalam setiap bentuk perbuatan baik.” (Faidl al-Kabir, juz VI, hal. 191)
|
Tadarus Bersama |
Maka sudah jelas, bahwa membaca
al-Qur’an pada malam bulan puasa itu sangat dianjurkan oleh agama. Kemudian
bagaimana jika hal itu dilakukan secara bersama-sama. Yang satu membaca
al-Qur’an, sedang yang lain mendengarkan serta memperhatikan bacaan tersebut?
Menjawab pertanyaan ini syaikh Nawawi al-Bantani mengatakan:
فمن التلاوة المدارسة المعبر عنها بالادارة وهي
ان يقرأ على غيره ويقرأ غيره عليه ولوغيرماقرأه الأول. (نهاية الزين , ص ۱٩٤-۱٩٥)
“Termasuk membaca al-Qur’an (pada bulan Ramadhan) adalah
mudarasah, yang sering disebut pula dengan idarah. Yakni seseorang membaca pada
orang lain. Kemudian orang lain itu membaca pada dirinya atau (Yang seperti ini
tetap sunnah) sekalipun apa yang dibaca (orang tersebut) tidak seperti yang
dibaca orang pertama.” (Nihayah al-Zain, 194-195)
dan ternyata, praktik seperti ini pernah dilakukan Rasulullah
saw. bersama malaikat Jibril. Dalam sebuah hadits disebutkan:
عن ابن عباس ان رسول الله ص.م. كان من اجودالناس
واجودمايكون في رمضان حين يلقاه جبريل يلقاه كل ليلة يدارسه القرأن فكان رسول الله
ص.م. حين يلقاه جبريل اجود من الريح المرسلة. (مسندأحمد , رقم ۳۳٥٨)
“Dari Ibn ‘Abbas ra. bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang
paling pemurah. Sedangkan saat yang paling pemurah bagi beliau pada bulan
Ramadhan adalah pada saat malaikat Jibril mengunjungi beliau. Malaikat Jibril as.
selalu mengunjungi Nabi saw. setiap malam bulan Ramadhan, lalu melakukan
mudarasah al-Qur’an dengan Nabi saw. Rasulullah saw. ketika dikunjungi malaikat
Jibril as., lebih dermawan dari angin yang berhembus.” (Musnad Ahmad:
3358)
Dapat disimpulkan bahwa tadarus yang
dilakukan di masjid-masjid atau mushalla pada malam bulan Ramadhan tidak
bertentangan dengan agama dan merupakan perbuatan yang sangat baik, karena
sesuai dengan tuntunan dan ajaran Nabi saw. Jika dirasa perlu menggunakan
pengeras suara, agar menambah syiar agama Islam, maka hendaklah diupayakan
sesuai dengan keperluan dan jangan sampai mengganggu lingkungannya, supaya
ajaran syiar tersebut bisa diraih.
Sumber : Situs PBNU
ADS HERE !!!