KH.M. Arwani Amin atau Mbah Arwani dikenal sebagai ulama yang ‘alim ‘allamah. Disamping itu, beliau juga dikenal oleh masyarakat luas sebagai sosok ulama besar yang lembut dan rendah hati. Kemuliaan akhlak dan ketawadhuan beliau tidak hanya diakui oleh masyarakat biasa, bahkan para ulama hingga wali-wali Allah pun mengakuinya.
Setiap tamu yang sowan ke rumahnya diterimanya dengan sangat baik oleh beliau, baik tamu itu berasal dari kalangan biasa, ulama, ataupun pejabat negara. Sangking hormatnya beliau kepada tamu, beliau sendiri yang menyuguhkan jajanan/hidangan ke para tamu satu persatu. Biasanya, beliau membawakan toples jajanan lalu menyuguhkan langsung ke para tamu satu persatu. Bahkan, beliau juga yang merapikan sandal-sandal para tamu sendiri. Terkadang ada tamu yang tidak enak hati (pekewuh) melihat pemandangan tersebut. Akan tetapi, beliau selalu menjawab, “Tidak apa-apa”.
Suatu waktu, KH. Abdul Hamid dari Pasuruan, Jawa Timur, atau lebih dikenal dengan nama Mbah Hamid Pasuruan bertamu ke rumah beliau. Perlu diketahui, Mbah Hamid adalah ulama besar yang sudah masyhur kewaliannya. Bahkan Mbah Hamid adalah Wali Allah yang sering terlihat karomahnya oleh masyarakat. Saat bertamu (sowan) ke rumah Mbah Arwani, Mbah Hamid memuji kerendahan hati (ketawadhuan) Mbah Arwani seraya berkata:
“Mbah Arwani, Njenengan kok saged ngempet karomah, menawi kulo kok mboten saged” (Mbah Arwani, Anda kok bisa menahan diri (menyembunyikan) karomah, kalau saya kok tidak bisa).
“Mbah Hamid, Njenengan kan teseh enem, menawi kulo mpun sepuh”, (Mbah Hamid, Anda kan masih muda, kalau saya sudah sepuh), jawab Mbah Arwani
Dari situlah, Mbah Hamid tahu sikap rendah hati (tawadhu) dan kemuliaan akhlak Mbah Arwani. Bahkan Mbah Hamid begitu kagum pada sosok Mbah Arwani yang bisa menahan diri dan menyembunyikan karomah yang dimilikinya.
Dikisahkan, suatu hari Mbah Hamid menyuruh santri-santrinya untuk membersihan ndalem, pondok, dan kamar tamu. Mbah Hamid berkata, “Akan datang Wali Besar dari Kudus”. Setelah semuanya selesai dibersihkan, para santri penasaran siapa gerangan Wali Besar tersebut. Dan ternyata, yang datang ke rumah Mbah Hamid adalah Mbah Arwani Kudus.
|
Mbah Hamid Pasuruan |
Disamping dikenal karena kerendahan hati dan kemuliaan akhlaknya, Mbah Arwani juga dikenal senang dan pandai membahagiakan orang lain.
Suatu hari, KH. Ali Maksum Krapyak sowan ke rumah Mbah Arwani. Kiai Ali Maksum mengutarakan, bahwa dirinya sedang mengalami masalah serius, anaknya yang menjadi menantu Mbah Hamid Pasuruan akan pisahan (cerai). Kiai Ali Maksum sedih karena harus menghadapi masalah yang sulit tersebut. Akhirnya, Mbah Arwani pun dhawuh:
“Kiai Ali, Njenengan bejo sanget saged nate besanan kaleh Mbah Hamid, menawi kulo malah mboten babar blas” (Kiai Ali, Anda beruntung sekali pernah besanan sama Mbah Hamid, kalau saya malah tidak pernah sama sekali)
Dengan nasihat tersebut, Kiai Ali Maksum pun kembali tersenyum dan pulang dengan lapang dada.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Dikutip dari kutipan-kutipan ceramah KH. Sya’roni Ahmadi
ADS HERE !!!