Pasca terpilih sebagai Ketua Umum PBNU hasil Muktamar Situbondo (1982), Gus Dur diundang oleh Kerajaan Arab Saudi, bersama lima orang pengurus. Termasuk diantaranya KH.MA. Sahal Mahfudz dan KH. Abdullah Syarwani.
Usai berdiskusi dengan pihak Kerajaan Arab Saudi dan Syaikh bin Baz, Gus Dur mengajak rombongan untuk mengunjungi kediaman Syaikh Yasin Al-Fadani. Tapi Mbah Sahal, yang sudah pernah berkunjung lupa di mana persisnya kediaman Syaikh Yasin.
“Sudah, ke sana saja.” Gus Dur menunjuk sebuah arah. Mereka menyewa taksi menuju lokasi.
Di perjalanan, Gus Dur yang duduk di belakang, ternyata malah tidur. Praktis sopir taksi dan Mbah Sahal bingung. Ke mana lagi arah yang mesti dituju.
Begitu dibangunkan, Gus Dur berujar, “Nanti di depan sana berhenti, ya.”
“Kok tahu, Gus?” tanya seorang pengurus
“Tadi, saya mimpi ketemu Syaikh Yasin,” jawab Gus Dur santai.
Benar saja, begitu taksi berhenti dan bertanya pada seseorang di pinggir jalan, rumah Syaikh Yasin ternyata cuma naik sedikit dari tempat mereka berhenti.
|
Gus Dur bersama Mbah Sahal Mahfudz |
Dan begitu sampai, Syaikh Yasin sudah siap menyambut mereka dengan pakaian yang rapi dan wangi. Lengkap dengan menu kurma yang berjumlah lima porsi, persis sesuai dengan jumlah rombongan Gus Dur.
Semua terkejut. Mereka membuktikan kewalian Gus Dur jauh sebelum kebanyakan orang mengetahuinya.
Diceritakan oleh KH. Abdullah Syarwani dalam Halaqah Roadmap Pengembangan SDM di Era Revolusi 4.0, di Jakarta, 19 November 2018.
Penulis: KH. Syukron Maksum, Pengasuh Pesantren Jarin Nabi Jambi, Alumnus Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!