Al-Habib Abdullah Zaky al-Kaff (Bandung) bercerita saat dirinya hendak mondok ke pondok Mbah Maimoen Zubair. Sebelum berangkat ke pondok, Habib Zaky dikasih tahu oleh pamannya, “Nanti kalau sudah di sana, jangan kasih tahu Mbah Maimoen kalau kamu ini masih dzurriyyah (cucu Nabi) ya?!”
Sesampainya di sana, Habib Zaky sowan ke Mbah Maimun Zubair. Kemudian, ia ditanya oleh Mbah Maimun, “Nama kamu siapa?”
“Nama saya Zaky,” jawab Habib Zaky menutup-nutupi jati dirinya. Selain juga karena wajah Habib Zaky tidak begitu ke-Arab-an. Walhasil, saat perkenalan para santri usai, mulailah aktifitas seperti biasanya. Semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur dan beristirahat.
Singkat cerita, saat waktu tengah malam, kamar Habib Zaky digedor-gedor. Para santri pun kaget, ternyata yang menggedor-gedor pintu kamar adalah Mbah Maimoen Zubair. “Mana yang namanya Zaky? Kamu tidak ngaku ya, kalau kamu masih dzurriyyah Nabi?! Saya barusan didatangi Rasulullah di dalam mimpi. Lalu, Rasulullah berpesan kepada saya untuk nitip cucunya.”
|
Mbah Maimoen bersama Habib Abdullah al-Muhdhor dari Yaman |
Kemudian Mbah Maimoen Zubair melanjutkan, “Kalau kamu masih tidak mengaku dzurriyyah Nabi, pilih mana mondok di tempat saya atau keluar dari pondok saya?!”
Mbah Maimoen Zubair terkenal sebagai tokoh ‘alim yang juga terkenal karena keta’dzimannya dan kecintaannya pada dzurriyah Rasulullah. Itulah contoh akhlaq Mbah Maioen terhadap dzurriyyah Nabi. Semoga kita bisa mencontoh dan mendapatkan berkah para habaib, ulama dan wali Allah. Amien.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!