Sebagai seorang mursyid tarekat, Syeikh Yusuf al-Makassari dikisahkan memiliki berbagai karomah dan kewalian. Salah satu yang sangat terkenal adalah mengislamkan kapten kapal yang membawanya ke pengasingan terakhir menuju Afrika Selatan.
Menurut cerita, dalam pelayaran yang membawanya menuju Kapstaad, Afrika Selatan, kapal Voetboog yang ditumpanginya beserta rombongan dihantam oleh badai besar yang membuat nakhoda berkebangsaan Belanda, Van Beuren, ketakutan karena mengira kapalnya akan tenggelam. Namun berkat wibawa dan kharisma Syeikh Yusuf al-Makassari kapten beserta nahkoda kapal dapat tetap tenang dan mengendalikan kapal dengan selamat sampai di Kaapstad. Akibat pengalaman tersebut, sang kapten memeluk agama Islam dan turut tinggal di pengasingan bersama Syeikh Yusuf al-Makassari. Sampai sekarang keturunan kapten kapal ini tetap memeluk Islam dan masih bermukim di Afrika Selatan.
Di Afrika Selatan, Syeikh Yusuf al-Makassari tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut. Ketika beliau wafat pada tanggal 23 Mei 1699 M. para pengikut Syeikh Yusuf al-Makassari menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Syeikh Yusuf al-Makassari dimakamkan di Faure, Cape Town, Afrika Selatan. Makamnya terkenal sebagai “Karamah” yang berarti keajaiban atau mukjizat. Bahkan, Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan, menyebut Syeikh Yusuf al-Makassari yang juga salah seorang pahlawan nasional Indonesia ini sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.
|
Makam Syaikh Yusuf al-Makassari di Indonesia |
Sultan Gowa meminta kepada VOC supaya jenazah Syeikh Yusuf al-Makassari dibawa kembali ke tanah kelahirannya. Permintaan ini dikabulkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda, sehingga jasad Syeikh Yusuf al-Makassari pun diboyong kembali ke Nusantara. Jasad Syeikh Yusuf al-Makassari tiba di Gowa pada tanggal 5 April 1705 dan dimakamkan kembali di Lakiung (sebuah wilayah di kerajaan Gowa) pada hari Selasa tanggal 6 April 1705 M./12 Dzulhijjah 1116 H.
Seperti makamnya di Faure, Cape Town, Afrika Selatan, yang sering diziarahi, makamnya di Lakiung juga banyak diziarahi masyarakat.
Sumber: Situs PBNU
ADS HERE !!!